Halo, teman-teman!
Sebelumnya, saya mau mengucapkan Taqaballahu Minna Wa Minkum, Minal Aidzin Walfaidzin untuk seluruh teman-teman yang merayakan hari Idul Fitri 1444 H di dunia nyata maupun dunia oren ini, hihi.
Maafkan kalau saya sering update sesuka hati, ya. Belum bisa konsisten dengan waktu kayak penulis-penulis hebat lainnya. Yah.. namanya juga manusia, banyak kurangnya. Mohon dimaafkan yaa!
Semoga kita semua menjadi manusia yang lebih baik lagi dari hari ke hari, dan semoga (kalau ada) yang nunggu cerita ini, selalu dikasih stok kesabaran seluas samudera untuk menanti setiap apdetan saya, wkwkwk.
Oh ya, part ini agak panjang, ya. Anggaplah saya menebus lamanya waktu update dari part sebelumnya, xixi. Semoga bisa saya kebut lagi sampai selesai. Mohon doanya, ya!
Okee, happy reading, guys!
****
Pemandangan asing terpampang di kedua netra Yeeun begitu ia terbangun dari pingsannya. Gadis itu mengerjap beberapa kali, dan apa yang ditangkap matanya tetap tidak berubah. Yeeun berada di sebuah kamar, dengan interior elegan dan nuansa maskulin di seluruh sudut kamar. Ruangan itu didesain minimalis, tetapi tidak menghilangkan kesan mewah yang langsung tertangkap mata Yeeun begitu ia memandangi sekeliling.
Kamar siapa ini?
Tunggu. Yeeun memejamkan mata dan kembali mengingat ingatan terakhirnya. Bukankah tadi ia terjatuh dari atas atap hotel saat berusaha menyelamatkan Youngjoon dari pria sialan─David─yang mencoba membunuhnya?
Benar. Yeeun yakin betul dirinya tidak salah ingat. Perasaan takut, tegang, dan adrenalinnya yang terpacu saat itu bahkan masih bisa ia rasakan dengan jelas. Lalu mengapa sekarang ia berada di tempat antah berantah...dan...di mana Youngjoon? Pria itu juga terjatuh bersamanya, harusnya lelaki itu juga ada di sekitar sini, bukan?
Persetan dengan David, Yeeun bahkan tak sudi lagi mengingat wajah pria itu dan berharap tidak akan bertemu lagi dengannya.
Yeeun mencoba bangkit dengan mengerahkan tenaganya yang masih belum sepenuhnya terisi. Gadis itu berjengit saat kakinya bersentuhan dengan sesuatu yang sangat lembut, sebuah karpet. Karpet itu adalah karpet paling lembut yang pernah Yeeun jejak seumur hidupnya.
Matanya bertanya-tanya saat sepasang sandal rumah berwarna putih dengan corak biru muda sudah tersedia di bawah, seolah memang dipersiapkan khusus untuknya. Ragu-ragu, gadis itu mengenakan sandal tersebut dan berjalan ke luar. Pemandangan ruang tamu dan meja kerja langsung menyapa ketika Yeeun ke luar dari kamar tersebut.
Apakah alam baka akan terlihat seperti ini?
Seluruh interior ruangan itu didominasi oleh warna monokrom. Abu-abu, hitam, dan putih mendominasi hampir seluruh perabotan dalam ruangan tersebut. Hanya meja kerja dengan warna cokelat muda yang terlihat sedikit berbeda dari yang lain. Yeeun berjalan menuju meja kerja itu, sepasang matanya lantas tertuju ke sebuah pigura berukuran sedang berisikan potret sebuah keluarga di dalamnya.
Yeeun memperhatikan foto tersebut dengan saksama, matanya melebar ketika sosok ayah dalam foto tersebut terasa amat familiar. Pria itu seperti... Im Seok Joon? Paman Seokjoon?
Yeeun tertegun dengan tangan masih memegang foto itu.
Apakah ini foto keluarga Im Seokjoon? Artinya, sosok anak lelaki kecil di foto itu adalah Youngjoon, bukan? Tetapi kenapa foto ini bisa ada di sini? Di mana ia sebenarnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Time and Us
FantasyApa yang terjadi jika seseorang yang mengaku berasal dari masa depan tiba-tiba datang ke kehidupanmu? •=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=•=• Itulah yang dialami Han Ye Eun-seorang atlet muda dengan prestasi yang sedang berada di puncak dan popul...