[XVIII] Penculikan

33 11 0
                                    


Rasanya kayak udah lama bgt nggak apdet, tapi ternyata baru 10 hari yang lalu. *Readers be lyk: whatt? 10 hari lu bilang baru?* wkwkwk :D

Pdhl nggak tau juga ini cerita ada yg nungguin apdetannya atau enggak *pasangmukasoksedih*

Saya sih pengen cerita ini cepet selesai, kalian gimana?

Oh ya, kalau nemu typo, kekurangan-kekurangan lain, atau ada pertanyaan seputar cerita saya yg mau ditanyakan, jgn sungkan untuk kasih tau saya, ya! DM saya selalu terbuka buat kritik & saran yg membangun, dgn penyampaian yang sopan tentunya.

Eh iya, saya nggak ngelarang kalian yg punya cerita buat promo di lapak saya. Tapi di percakapan saya aja ya, jgn di komen cerita. Agak gimana gtu ngelihatnya kalau di komen cerita. Padahal kan tujuannya fitur komentar itu ya buat komentarin ceritanya.  Itu menurut saya, sih.

Okedee, Happy Reading!


****

Part sebelumnya.

Yeeun menggigit bagian dalam bibirnya karena menahan malu. Dengan wajah memerah, ia segera berlari ke arah mobil itu untuk menghentikan ledekan teman-temannya. Yeeun sempat menoleh pada rekan-rekannya─yang masih menatapnya dengan senyum jenaka─dan berkata, "Kalian duluan saja! Aku akan menyusul nanti."

Yeeun membuka pintu mobil dengan cepat dan langsung menutupnya kasar. Masih dengan raut gusar bercampur malu yang tercetak di wajahnya, ia menoleh untuk meminta penjelasan pada Youngjoon. Tetapi kedua matanya membelalak saat melihat sosok asing yang duduk di bangku kemudi. Belum sempat bereaksi apa-apa, mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi. Meninggalkan pelataran gedung yang hari itu cukup sepi.


****

Seunghwan dan rekan-rekannya menatap bingung kala mobil yang dikendarai pacar Yeeun itu tancap gas meninggalkan mereka. Tidak seperti biasanya kekasih Yeeun mengendarai mobil dengan kecepatan seperti itu, batin Seunghwan. Ia memang pernah beberapa kali bertemu Youngjoon─meski hanya sekilas─biasanya di saat Yeeun pulang dan dijemput oleh lelaki itu.

Mereka hanya saling bertegur sapa dan tak banyak bercakap-cakap karena hanya berpapasan saat Youngjoon sudah berada di dalam mobil. Tapi Seunghwan tahu, biasanya Youngjoon melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah saat masih di pelataran gedung. Seunghwan mengangkat bahu dan berusaha berpikir positif. Mungkin mereka sedang terburu-buru.

Baru saja hendak melangkah menyusul teman-temannya yang sudah berada di depan, lelaki itu mendengar seseorang menyerukan namanya. Seunghwan menoleh dan alisnya berkerut mendapati lelaki yang merupakan kekasih Yeeun─Youngjoon─tengah berlari ke arahnya dengan napas memburu dan gurat khawatir yang sekilas terlintas di wajahnya. 

"Seunghwan, kau lihat Yeeun? Di mana dia?"

Seunghwan mengerjap bingung mendengar pertanyaan itu. "Yeeun? Bukankah tadi kau menjemputnya di sini?" 

Youngjoon─yang masih tertunduk berusaha meredakan napasnya yang terengah─mengangkat wajah dan menatap tak mengerti pada ucapan Seunghwan tersebut. "Apa maksudmu?"

"Tadi itu... kau yang berada di dalam mobil dan menjemput Yeeun, 'kan? Yeeun tadi naik ke mobilnya yang menunggu di sini, lalu mobil itu pergi. Bukankah... bukankah itu kau? Kau yang─"

Seunghwan belum sempat menyelesaikan perkataannya karena Youngjoon tiba-tiba saja berlari meninggalkan dirinya. Meski kebingungan, pria itu menyusul Youngjoon yang ternyata berlari ke arah lapangan parkir. Youngjoon terkejut saat melihat mobilnya sudah tak ada di tempat terakhir kali ia memarkir kendaraan tersebut.

Between The Time and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang