[I] Hari Istimewa

331 182 107
                                    


Selamat membaca!


***


Kerajaan Korea, September 2240.

Suasana di pagi hari itu sangat ramai. Warna biru langit mendominasi rumah-rumah dan bangunan warga. Fasilitas-fasilitas publik pun tak luput dari warna senada. Layar-layar LED besar di gedung-gedung bertingkat, spanduk digital di papan iklan, bahkan di pintu-pintu restoran dan toko-toko, semuanya menampilkan poster serupa dengan warna biru langit yang khas. 

Poster yang memperlihatkan sosok sang Putra Mahkota Kerajaan Korea yang sangat dibanggakan rakyatnya, Lee Joon. Pemuda yang genap berusia 18 tahun pada hari itu berpose anggun dengan senyum menawannya. Tulisan besar di bawah foto seolah menegaskan betapa penting momen tersebut hingga patut dirayakan oleh seluruh rakyat Kerajaan Korea. 

'SELAMAT ULANG TAHUN, PUTRA MAHKOTA KAMI TERCINTA!'

Hari itu─8 September─merupakan hari kelahiran Putra Mahkota Kerajaan Korea─ Pangeran Lee Joon. Pihak kerajaan sebenarnya tidak selalu mengadakan perayaan besar-besaran semacam itu untuk anggota keluarga kerajaan. Namun kali ini berbeda, karena delapan belas tahun merupakan usia yang penting bagi masyarakat Korea pada saat itu. Delapan belas tahun dianggap sebagai sebuah permulaan untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya. 

Di usia itu juga seseorang di Kerajaan Korea dapat memperoleh kartu identitas resmi yang dikeluarkan negara untuk pertama kalinya. Dengan kartu identitas tersebut, maka seseorang dianggap telah legal dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya belum diperbolehkan karena aturan batas usia minimal. Seperti misalnya menyetir kendaraan, minum alkohol, merokok, maupun hal-hal lain yang sejenisnya.

Oleh karena itu, ulang tahun Pangeran Lee Joon kali ini terbilang istimewa dan menjadi perayaan nasional. Seluruh rakyat serentak memasang bendera Kerajaan Korea, dengan warna biru langit dan lambang kerajaan berbentuk lingkaran yang filosofinya merupakan lambang perdamaian, ditandai dengan gambar orang-orang yang bergandengan tangan serta membentuk lingkaran. 

Bendera kerajaan tersebut selalu dipasang ketika Kerajaan Korea memperingati atau merayakan hari-hari besar tertentu, dan biasanya berkaitan dengan keluarga kerajaan.

Jika di luar istana suasana perayaan begitu terasa, sama halnya dengan di dalam area istana Kerajaan Korea. Seluruh pelataran istana dihiasi ornamen-ornamen khas pesta dengan warna biru langit dan putih yang menjadi warna kesukaan Putra Mahkota. Kesibukan begitu terlihat dari aktivitas para pegawai istana yang tampak hilir-mudik dengan berbagai bawaan. 

Dayang-dayang istana pun tak luput dari kesibukan tersebut, malah mungkin bisa dikatakan merekalah yang paling sibuk saat ini untuk mengerjakan berbagai persiapan acara ulang tahun ke-18 Pangeran Lee Joon. Meski menganut sistem monarki konstitusional, Kerajaan Korea memang masih tetap mempertahankan unsur tradisi mereka, terutama dalam lingkup kerajaan.

Keluarga Kerajaan Korea masih kuat menganut budaya dan tradisi peninggalan nenek moyang mereka di masa lampau. Hal tersebut bisa dilihat dari arsitektur istana kerajaan yang tetap menggunakan arsitektur bangunan khas istana-istana Korea di masa lalu. Tradisi pengangkatan Raja dan upacara-upacara tradisional lainnya juga masih rutin dilakukan keluarga kerajaan sampai saat ini. 

Bahkan keluarga kerajaan dituntut harus mempelajari dan menguasai kebudayaan dan tradisi Korea, agar dapat menjadi contoh bagi rakyat mereka. Oleh karena itu lingkungan istana bisa dikatakan merupakan lingkungan yang paling kental unsur budaya dan tradisinya. Sehingga istilah dayang pun masih digunakan untuk menyebut pelayan-pelayan keluarga kerajaan sampai saat ini.

Between The Time and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang