≈1≈

8.1K 662 99
                                    

∞Reader POV∞

[Full Name], penyihir jujutsu setara dengan Gojou Satoru.

Hah, itu berlebihan rasanya dan merepotkan.

Apalagi...

"[Y/n]-chan! Kochi! Kochi!"

Disamakan dengan albino ahlakless ini.

"Hicachibuli decu!"

"Jijik, kenapa kau menyuruhku kemari Satoru?"

"Kan sudah kuberi surat tentang hal itu"

"Wadah Sukuna, hm...lalu apa? Kau cuma memberitahuku tentang hal itu"

"Lebih jelasnya ayo ke sekolahku!"

Cih, dia lebih merepotkan dari roh terkutuk tingkat atas sekalipun.

Aku benci Goujou Satoru melebihi Utahime yang membencinya.

Dia sudah melakukan hal yang membuatku sangat benci dan dendam padanya.

Selain sifatnya yang menyebalkan tentu saja.

"Gandengan yuk~"

"Najis"

"Haha, kau masih membenciku ternyata"

Aku tidak bisa memaafkanmu, Satoru.

Dia sudah merenggut sesuatu yang berarti untukku.

Bisa-bisanya dia biasa saja seolah tidak terjadi apapun.

Tidak memiliki rasa bersalah sama sekali.

Aku tidak akan ke sini jika dia tidak meminta tolong padaku, pakai memohon segala sampai sujud di depanku lagi.

Malu-maluin.

"Osaka ke Tokyo jauh kan? Silakan"

Sok baik pakai membukakan pintu mobil padaku.

Aku masuk dari pintu yang tidak dia bukakan, di kursi penumpang samping supir.

Najis satu bangku dengannya.

"Tidak berubah ya selalu dingin padaku"

"Oh, Ijichi hisashiburi"

"Hisashiburi desu, [y/n]-san"

"Kento dan kau apa kabar?"

"Cih, diceukin", masa bodoh denganmu landak albino.

Aku berbincang dengan Ijichi tidak peduli si albino mencari perhatian atau apapun itu.

Sudah lama aku tidak kemari.

Banyak juga yang berubah, tidak begitu juga sih.

Apa sekolah masih seperti dulu?

Seragamnya juga masih sama kan?

Masa mudaku memang berbeda dari gadis lain.

Membasmi roh terkutuk sudah seperti makanan sehari-hari.

"Satoru"

"Akhirnya aku dinotice!"

"Kau sudah melakukan apa yang kusuruh kan?", aku keluar mobil karena sudah sampai.

"Tentu saja! Yang kau minta itu mudah!"

"Di mana anak itu?"

"Istirahat saja dulu kan--"

"Lebih cepat lebih baik"

"Hah, ikuti aku"

"Suruh guru lain atau penyihir peringkat tinggi lain juga ikut"

Red ChainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang