∞Reader POV∞
Sukuna menandaiku.
Aku lupa apa artinya ketika kutukan menandai manusia.
Tumbalkah?
Sejak itu ada perasaan aneh dalam diriku.
Rasanya aku seperti sudah sangat familiar dengan Sukuna.
Aku tidak mengerti sama sekali kenapa begini.
Lalu sepertinya kami berbagai energi kutukan?
"Hah, lebih baik aku cepat pulang"
Malam begini, hujan m, dan jalan sendirian.
Aku hanya ingin cari angin dari kepenatan kerja.
Sukuna kubiarkan dia di akademi, kubiarkan duduk sampai aku pulang.
Dia berisik dan lebih mengganggu dari Satoru.
Sialnya dia membuatku nyaman.
"Ah, sial...", jantungku berdebar hanya dengn memikirkannya saja.
Apa aku sudah move on?
Move on tak semudah menyogok anak polos seperti Yuuji untuk melakukan hal yang kubenci.
"Samui..."
Hujan deras dan dingin.
Mengingatkanku akan masa lalu dengan "dia"
"Dia" pasti akan menyampirkan seragamnya atau jaket yang dipakainya
Sret.
Lalu bilang, "kamu bisa masuk angin lho [y/n]-chan"
Iya begi--"hah?"
Jaket? Jaketnya yang kukenali.
Parfumnya juga.
Suaranya juga.
Aku mendongak dan tak percaya apa yang kulihat.
"Uso..."
Senyumnya yang menawan. "Hisashiburi desu ne, [y/n]-chan"
Aku...pasti bermimpi.
Ini tidak mungkin!
Aku mundur beberapa langkah sampai payungku jatuh.
Aku tidak peduli tubuhku basah sekarang.
Hantu? Aku rasa bukan.
Ini...ini benar "dia"
"Doushita?"
"Uso deshou...uso desu yone! Kimi--"
"Shinimashita? Aku di depanmu lho sekarang"
Kenapa...aku merasa ini bukan "dia"?
"Fufu, tanganmu masih halus dan hangat ya [y/n]-chan"
Aku tidak bisa bergerak!
"Demo gomen ne"
👹👹👹
∞Author POV∞
Keempat manik merah terbuka.
Ia melihat sekelilingnya mencari sesuatu, "seseorang"
Sayangnya hanya dirinya yang ada di kamar tersebut.
"Ah, sial", desisnya ketika berdiri dari duduknya.
Ia tidak merasa aneh sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Chain
FanfictionSeharusnya bukan begini Aku terikat oleh roh kutukan paling keji