∞Reader POV∞
"Gelap"
Terasa sekali gedung ini penuh dengan roh terkutuk.
Padahal hari masih siang langitnya sudah gelap sekali.
Kenapa aku ada di gedung suram ini?
Si albino itu yang menyuruhku.
"Daripada nganggur mending kau ke sini deh", bilang saja kau mau aku mengerjakan pekerjaanmu sialan!
"Cih"
"[Y/n]-san, aku paham perasaanmu tapi ada benarnya daripada menganggur"
"Keto, kenapa kau jadi berpihak pada Satoru? Penghianat"
Cih, memang ada benarnya.
Sejak aku datang 2 minggu lalu, aku menganggur.
Aku tidak direkrut jadi guru juga.
Yang kulakukan sehari-hari adalah mempermainkan Sukuna begitupun sebaliknya.
Tidak, dia lebih sering mempermainkanku.
Aku paling tidak suka saat dia mandi.
Berendamnya lama!
Apalagi tidurku diganggunya.
Untung dia tidak tertarik kemari jadi kubiarkan.
"Selesaikan cepat"
"Biarkan anak-anak itu masuk baru kita kalau ada hal buruk"
"Jadi babysitter hm? Cih, Satoru keparat"
"[Y/n]-san!"
"Aku bosan"
Masa bodohlah, aku bosan dan kesal.
Biar aku bantu anak-anak bau baby oil ini.
Seluruh gedung sudah dipasang penghalang.
Jadi tidak perlu khawatir dengan warga sekitar atau orang lewat.
Agar roh kutukan itu tidak dapat pergi.
Begitu masuk ke sisi lain dari anak-anak tadi, sudah disambut banyak fansku.
"Higanbana"
Tempat ini sudah tidak bisa diselamatkan.
"Menghalangi saja"
Roh yang menjijikkan yang aku tidak tahu berapa jumlahnya musnah juga akhirnya.
Semua rendah ke menengah.
Bosnya pasti ada di suatu lantai gedung ini.
Cepat selesaikan dan kembali.
👹👹👹
∞Author POV∞
Langkah kaki bersepatu menggema di tangga.
Dengan langkah tenang kai membasmi roh yang akan menyerangmu.
Dengan ekspresi dingin yang selalu melekat di paras cantikmu.
Hanya modal memainkan tongkat yang selalu kau gunakan setiap hari roh yang tak terhitung musnah sekaligus.
Ekspresi lelah tidak terpatri sama sekali.
Tanpa ekspresi sama sekali.
Seolah sudah kaku di wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Chain
Fiksi PenggemarSeharusnya bukan begini Aku terikat oleh roh kutukan paling keji