≈17≈

1.8K 305 52
                                    

∞Sukuna POV∞

Aku bermimpi lagi tentang perempuan itu.

Seperti biasa aku tidak bisa melihat wajahnya itu karena aku terbangun dan dia hanya menunjukan punggungnya.

Satu hal yang aku tahu tentangnya.

Cring.

Setiap kali dia menemukanku ada suara gemerincing rantai.

Aku tidak tahu apa dia memakai rantang atau tidak.

Aku bahkan tidak ingat pernah bercinta degan wanita lain di zamanku sebelum mati.

"Cuacanya bagus ya"

"Hm"

Yang kutahu lagi dari dirinya, dia adalah tumbal untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kutahu lagi dari dirinya, dia adalah tumbal untukku.

Lalu, mimpiku selalu berbeda.

Seperti sekarang.

Dia duduk di tengah padang bunga higanbana.

Dia bilang dia suka bunga yang paling tidak disukai penduduk bawah gunung.

Mereka bilang itu pertanda kematian.

"Kau masih mau di sini? Sebentar lagi hujan"

"Sukuna-sama"

"Hm"

"Keluargaku bilang kalau aku ini...pembawa sial, makanya aku ditumbalkan padamu"

"Hah, seharusnya mereka tidak lalukan itu. Aku jadi sial terus"

"Iya kan?"

Tawanya sedih.

"Ya, aku sial terus karenamu. Sialnya karena aku mencintai manusia lemah sepertimu"

"Eh?"

👹👹👹

∞Author POV∞

Sukuna terbangun dengan ingatan lain yang cuma setengah-setengah.

"Higanbana...", gumamnya.

"Oh, okitta noka"

Manik merahnya menatap tajam Satoru yang berada di kursi penumpang depan.

Sedang melihat ke arahnya. "Tidur kalian nyenyak, tapi [y/n] masih belum bangun"

Maniknya beralih ke sebelahnya.

Bahunya berat sebelah karena seorang manusia bersandar padanya.

Jemarinya menyisir rambut panjangmu ke belakang telinga.

Red ChainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang