∞Author POV∞
Hai :v
EHEM! EHEM!
Mari awali dengan pasangan sejoli yang hanya diam terduduk :v
Galau :v
Ecchie :v
Mau tidak mau kau menceritakan apa yang terjadi pada Sukuna.
Sukuna terdiam melipat kedua tangannya di depan dada.
"Aku sudah tahu...", gumamnya.
"Sokka..."
"Aku marah...para shaman di sini menghentikan amukanku dan mereka bilang itu pesanmu"
"Uhm...aku tidak mau melibatkanmu kalau boleh jujur"
"Serampangan...sifatmu tidak berubah dari dulu"
Kau hanya tersenyum pahit tidak berani menatap orang yang di masa lalumu menyandang status sebagai suamimu.
Ingatanmu jadi bercampur dengan dirimu di masa lalu.
Sukuna berdiri dari duduknya dan memelukmu.
Dada bidangnya membentur kepalamu.
Sifatnya terlalu lembut membuatmu heran.
Puncak kepalamu dikecupnya dengan sayang.
"Aku akan membalasnya", katanya. "Sekalipun kau tidak setuju"
"Awalnya aku tidak mau menerima kenyataan sekarang...dia bukan lagi Getou Suguru yang kukenal, dia dengan seenaknya menggunakan tubuhnya dan menginjak-injak kenanganku dengan Suguru"
"Lebih menyakitkan ketika kau...dipaksa untuk melupakan orang yang kau cintai"
Kau membalas pelukan Sukuna dengan erat.
Bulir bening berderai begitu saja.
Sukuna menghapus jejak air matamu itu.
Mengecup lembut bibirmu.
"Toh bisa buat lagi", katanya.
Kau memukulnya menjauh. "Kau membuat air mataku sia-sia"
Sukuna tertawa remeh.
"Dia mengambilnya"
"Hah?"
"Dia mengambilnya satu, sebelum kau datang dia hendak mengambil yang satu lagi"
"Aitsu ga--"
"Simpan amarahmu untuk nanti", tanganmu menangkup wajahnya. "Jangan bertindak karena amarahmu itu akan mempersulit dirimu sendiri"
Tangannya menggenggam tanganmu.
Menurunkannya dari wajahnya.
Dia yang sekarang serasa tidak berguna.
"Dinginkan kepalamu Sukuna", gumammu. "Amarah selalu membuatmu kalah dan kehilangan segalanya"
Sukuna menopang kepalanya di bahumu, lalu kau mengusap lembut surainya.
Ia melingkarkan lengannya di pinggang rampingmu.
"Aku tidak mau...hal itu terjadi lagi", bisiknya.
Kau hanya diam dengan senyum misterius.
Sukuna sedikit menjauhkan dirinya dan menatapmu.
Dilahapnya bibir ranummu.
Kau membalasnya dan mengalungkan lenganmu di lehernya.
Nafas hangat menerpa di wajah masing-masing.
Kalian melanjutkan ciuman dalam kalian.
Tangan masing-masing pun tak mau diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Chain
Fiksi PenggemarSeharusnya bukan begini Aku terikat oleh roh kutukan paling keji