Berbalik

11.4K 1.3K 26
                                    

"Jadi kapan aku boleh pulang duke?"
Tanyaku sarkas. Dia benar-benar manja saat sedang sakit seperti ini.

"Ini rumahmu kalau kau lupa" jawabnya
"Aku memiliki toko yang harus diurus dan tidak ingin membuat mereka khawatir mencariku"

"Tapi kau membuatku khawatir bertahun-tahun. Apa mereka lebih penting daripada aku suamimu" kembali lagi ke masalah ini.

"Masih calon"

"Aku punya ide. Bagaimana jika kita membuat bayi terlebih dahulu" langsung saja ku pukul kepalanya.

"Kau jahat" katanya

"Kau gila" dia hanya mengeluarkan cengiran

"Aku akan mengantarmu pulang, tapi tunggu aku membersihkan diri dulu" aku mengangguk sebagai jawaban

"Apa kau ingin mandi bersama?" tanyanya lagi.
Aku menatapnya tajam dan dia berlari menuju tempat pemandian di kamarnya.

•••
Perjalanan dari rumah duke ke tokoku memakan waktu cukup lama. Sehingga kami beberapa kali berhenti untuk sekedar membeli makanan  atau hal-hal kecil lainnya.

Seperti saat ini kereta milik Anthonio berhenti karena Anthonio menawarkan diri untuk membeli roti kacang merah kesukaanku padahal masih banyak makanan yang dia beli sepanjang jalan dan belum habis.

Dan dia ingin membelinya sendiri benar-benar dia yang mendatangi toko tersebut. Sudah pasti yang dia katakan tidak seperti tindakannya, bahkan bisa membawa 1 keranjang penuh setiap kali berbelanja dengan dalih agar aku tidak bosan di kereta. Hey! Memangnya aku siluman yang bisa menghabiskan itu semua. Ada-ada saja.

Aku turun dari kereta untuk menghirup udara segar dari tadi aku hanya berdiam diri di dalam kereta dan sesekali tertidur.

Di tempat ini sedikit sekali orang yang berdagang karena bukan merupakan pusat perbelanjaan dan hanya dijadikan tempat pemberhentian sementara bagi para penjelajah atau yang lain.

Udara yang cukup sejuk disini dan perjalanan yang sepertinya masih jauh membuatku merasa ingin buang air kecil. Para pengawal yang ikut bersamaku semuanya laki-laki. Tidak mungkinkan aku meminta mereka menemaniku lagipula aku sudah dewasa dan terbiasa hidup tanpa pengawalan.

"Emm... sepertinya aku ingin kekamar mandi sebentar. Kalian bisa tunggu disini" kataku meminta izin

"Biar kami temani nona" salah satu dari mereka mendekat kearahku.

"Hey! Kalian itu laki-laki. Sudahlah aku hanya buang air kecil dan kembali lagi kesini. Jangan mengikutiku ini perintah" aku pergi kekamar mandi dengan melihat petunjuk dimana tempat itu berada.

Kamar mandinya tidak terlalu bagus tapi masih bisa dipakai. Sepi sekali disini, padahal kalau diduniaku dulu kamar mandi wanita selalu ramai.

Aku menyelesaikan urusanku dan kembali lagi ke kereta tapi aku merasa kepalaku berputar dan tubuhku seperti ditarik paksa. Dan aku tidak tau apa yang selanjutnya terjadi.

Plak!

"Aduh sakit anjrit" reflek ketika seseorang menamparku sekencang itu.

"Kau sudah bangun jalang"

"Heh! Gila ya lo. Kenal aja engga" enak aja ngatain jalang. Sembarangan, bangun-bangun langsung ditampar mana pusing lagi.

"Kau menghancurkan rencana yang sudah ku susun bertahun-tahun" orang itu mendekat. Dia... Elaine?

Hah! Ini gimana sih maksudnya. Aku melihar sekelilingku dan menemukan simbol. Apa itu? Jadi sekarang aku diculik oleh penganut sihir hitam. Aku menarik nafas panjang, ceroboh sekali.

"Aku akan memberikan pelajaran berharga padamu. Bawa dia" Elaie menyuruh anak buahnya yang sedari tadi menunggu dibelakangnya.

Aku dibawa oleh dua orang suruhan Elaine. Sepertinya novel dan cerita aslinya dimanipulasi, ini tidak sama seharusnya Elaine wanita baik yang berhati lembut. Bahkan ada adegan dia menangis hanya karena seekor burung yang mati dengan tubuh kurus karena  kelaparan. Huh! Aku pasrah, kepalaku masih pusing dengan tamparannya tadi. Mungkin dia pakai tenaga dalam.

Aku dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang tidak segelap tadi. Ada beberapa lampu minyak disini. Aku juga baru sadar ada beberapa tahanan lain selain diriku.

Mataku menangkap pemandangan mengerikan disini ada 9 orang yang disekap dan mereka sepertinya tidak pernah diberi makanan yang layak. Aku melihat piring utuh berisi bubur yang terdapat beberapa belatung didalamnya

Mereka disekap cukup lama sepertinya aku bisa melihat kantung mata tebal dan hitam dimata mereka. Tapi mataku membukat sempurna setelah melihat pemandangan didepan sana. Itu mamanya Angeline, mamaku saat ini. Aku mengedarkan pandangan mencari dimana papa, tapi aku tidak menemukannya. Aku bergerak mendekati mama.

"Ma!, kau kah itu?" aku sedikit ragu karena mama tampak sedikit kurusbdan tak terurus. Seorang wanita bangsawan tidak mungkin membiarkan dirinya dengan rambut berantakan juga baju lusuh begini.

"A-angeline?" Jadi benar itu mama
"Kau sudah ditemukan nak" jadi selama ini mereka mengetahui kabar hilangnya diriku dan aku tak pernah mencoba untuk mengunjungi mereka. Ah! Durhakanya aku.

"Maafkan aku mah! Aku merindukanmu" perasaan bersalah dan menyesal datang tiba-tiba apa mungkin ini milik Angeline yang asli.

"Kita harus bisa keluar dari sini" lanjutku
"Papamu... mereka melakukan mantra pencuci otak dan akan kembali ke tempat ini ketika urusan mereka selesai. Dan akan seterusnya sepertu itu" kata mama sendu.
Jadi mereka memanipulsai orang untuk melakukan misi mereka. Bajingan licik!

NOT AN ANTAGONIST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang