Roti

13.2K 1.5K 9
                                    

3 tahun berlalu
Aku sudah nyaman dengan peranku sebagai Angeline di dunia ini.
Rumah makan milikku pun sudah semakin berkembang. Ada dua toko bersebelahan.
Yang satu khusus untuk makanan berat dan disebelahnya untuk kue.

Mungkin Anthonio pun sudah bahagia, pencarian Angeline hanya sekitar 3 bulan. Setelahnya para pasukan ditarik.

Selama beberapa tahun aku membuka usaha, banyak sekali rintangan yang harus dihadapi. Sama sepeeti duniaku dulu, disini juga banyak sekali fitnah.
Beberapa bangsawan seperti baron dan viscount sudah menjadi langganan toko ini.
Terkadang mereka memesan untuk acara khusus seperti debut anaknya, pernikahan dan masih banyak lagi.
Hidup seperti ini sangat nyaman ternyata, yang ku dengar para bangsawan sering kali saling menjatuhkan satu sama lain. Disetiao perkumpulan yang diadakan selalu ada perseteruan.

Beberapa waktu yang lalu putra mahkota melakukan pesta pertunangan, hanya para bangsawan saja yang diundang, para rakyat hanya diperbolehkan melihat dari gerbang depan.

Aku harus menghampiri supplier bahan- bahan untuk tokoku. Jadilah aku disini sekarang pasar yang berada di pusat kota, Aleta tidak bisa menemani karena toko sedang ramai, hari sudah siang jadi mereka harus mengisi perutnya untuk menjalankan aktivitas.

Siang ini terik sekali, aku sampai harus memakai penuttup kepala untuk melindungi diri dari sinar matahari. Gakuat say panas banget.

"Jangan pernah menginjakkan kakimu disini lagi"

"Dasar pencuri"

"Lebih baik kita pukuli dia"

Eh! Ada apa ini, aku mendengar sedikit kegaduhan. Apa-apaan itu menghakimi sendiri, orang itukan juga manusia.
Aku menghampiri kerumunan itu,
"Ada sesuatu yang terjadi nyonya?" Tanyaku.

"Bapak tua ini berusaha mencuri dua potong roti dari tokoku" penjual yang ada didepanku ini sangat angkuh rupanya.

"Ambilkan aku 5 roti dan ini uangnya" ibu itu segera menyiapkan pesaananku. Setelah selesai aku menggandeng kakek tua itu.

"Aku berikan ini untukmu dan jangan mencuri lagi ya kek"

"Terimakasih,, terimakasih kau telah menyelamatkanku" dia hampir berlutut dikakiku.

"Eeh! Tidak perlu, aku ikhlas. Aku duluan kek"
Aku meninggalkannya untuk melanjutkan tujuanku.

Setelah selesai dengan urusanku aku berniat mengelilingi pasar ini sebentar dan pulang naik kereta agar cepat sampai dan tidak terlalu lelah. Saat sedang mengeluarkan uang ada seseorang yang merampas kantong uangku.
Kampret!

"Pencuri...Pencuri..."
Beberapa warga membantuk untuk mengejarnya tapi ternyata dia sudah pergi jauh

"Yah, padahal itu uang terakhirku" aku menunduk lesu dan pergi setelah mengucapkan terimakasih.

"Nona ini uangmu yang dicuri tadi, aku tidak sengaja lewat dan menangkapnya" seseorang menyodorkan kantung uang padaku.
Fokusku langsung teralihkan ke kantung itu.

"Wah terimakasih bany... Hormat saya duke" aku terkejut setengah mati.
Aku harus terlihat biasa saja.

Setelah sekian tahun tidak bertemu tentu saja aku terkejut melihatnya yang harus kuakui dengan berat hati bahwa dia semakin tampan.
"Terimakasih duke atas pertolongannya, saya jadi bisa naik kereta kudan untuk sampai" aku serius mengucapkan itu. Walau wajahnya masih tetap datar dan tidak berniat membalas ucapanku.

•••
Anthoino pov
Wanita didepanku ini seperti aku pernah melihatnya.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya nona"
Wajahnya tampak tegang.

"Sepertinya tidak duke, aku tinggal di bagian timur dan jauh dari sini"
"Kebetulan sekali aku ingin kesana untuk berkunjung, kau bisa ikut denganku"
"Tidak perlu duke, aku berhutang banyak padamu karena telah menolongku, jadi aku tidak ingin merepotkanmu"
"Lagipula sepertinya kereta kuda sedang tidak beroperasi hari ini."
Anthonio pov end

Akhirnya aku ikut dengan duke Anthonio, terlihat agak aneh dengan gelarnya yang seorang grand duke berdampingan dengan wanita dari kalangan biasa. Apa Elaine dan Duke Anthonio sudah menikah.
Pertanyaan itu bersarang dikepalaku, aku melihat jari duke dan tidak ada cincin yang melingkar disana.
Lagipula setelah dipikir-pikir itu bukan urusanku.

"Duke sebagai ucapakn terimakasih maukah kau singgah di tempatku sebentar"
Aku melihat helios menoleh.
"Apa kau tau tempat makan yang terkenal dibagian timur?" Kata helios
"Hmm.. aku sudah cukup lama tinggal disana, apa nama tempat nya mungkin aku tau"
"Aku kurang tau tentang itu" kata helios
"Bagaimana kalau kalian makan di tempatku saja" tawarku
Mereka mengangguk sebagai jawaban

•••
"Silahkan, kalian ingin pesan apa. Ini menu untuk makanan berat dan ini toko kue di sebelah kami" aku memberikan dua menu tokoku.

"Jadi kau pemilik toko yang terkenal itu" kata helios
"Aku terkenal?"
"Bukan kau. Tokomu ini terkenal sampai ke pusat kota" kata Anhtonio.
Aku boleh sombong kan hehe!
"Benarkah, syukur kalau begitu, aku kebelakang dulu untuk menyiapkan pesanan"

Saat aku sampai di dapur aleta langsung menghampiriku.
"Apa kau sedang menyerahkan diri padanya"
Kata aleta sarkas
"Bukan kak, aku hanya sedang membalas budi. Lagipula mereka tidak mencurigaiku, aku mengenalkan diri sebagai natasya"
Huh! Kudengar aleta menghembuskan napas.

"Semoga urusanmu cepat selesai duke" aku, aleta, mona, dan fred berbaris di depan toko. Tentu saja suatu kebanggaan toko kami didatangi seorang duke.
"Tentu lady natasya, terimakasih makanannya" kata Anthonio
"Dan juga yang kubawa ini" kata helios
Aku tersenyum sebagai balasan.

"Sepertinya aku harus mengubah strategi kita kak" kataku.
"Kurasa dia akan sering kesini" kata aleta
"Mungkin mereka sudah melupakan kejadian 3 tahun lalu"
"Tapi natasya, mereka orang yang berkuasa. Kita tidak tau rencana apa yang sedang dilakukannya." Ucapan aleta ada benarnya

•••

Karena aku bingung penamaan nya gimana, mau diganti atau biarin aja tapi takutnya pada bingung. Jadi aku mau ngasih info kalo dalam dialog mereka pake nama samaran, sedangkan narasi pake nama asli . Oke
Boleh komen juga lohh

NOT AN ANTAGONIST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang