"Kenapa kau bodoh sekali sih, bukankah sudah kubilang untuk bergerak cepat dan hati-hati agar bisa selamat"
Eh! Suara siapa itu. Aku menoleh ke kanan dan kiri mencari orang yang barusan berbicara.
Tapi mereka semua sedang diam disini. Hanya suara langkah kaki yang terdengar.
Apa aku sudah mulai gila?
"Hiks!" Mereka semua langsung menatapku heran.
"Kenapa kau menangis jalang" kata Elaine memandangku sinis. Aku menggeleng sebagai jawaban.
"Hentikan tangisanmu itu. Ini aku anak kecil yang kau berikan roti"
Oh! Aku tersenyum mendengarnya.
"Aku masih waras" pikirku dalam hati, tanpa sadar lengkungan tipis tercipta dibibirku."Kau baru saja menangis lalu tersenyum, apa kau sakit jiwa?" Katanya sewot tetapi terus melanjutkan perjalanan.
Namun tiba-tiba saja tanganku reflek menarik sebagian besar rambutnya. Astaga! Tanganku bergerak sendiri.
Aku menghajar wanita ini dengan membabi buta, beberapa kali dia mencoba melawan tetapi aku selalu membaca gerakannya.
Dua pengawal yang tadi hanya melihat dan tidak membantu sama sekali. Mungkin mereka bingung siapa yang ingin mereka tolong.
"Hey kalian bantu aku cepat, kenapa diam saja" dia berteriak nyaring
"Kau terlalu banyak menghinaku, kau pikir aku selemah dirimu" jujur saja aku kesal. Wanita ini terlalu banyak bicara bahkan cenderung menggertak.
Dia sudah tidak bisa bergerak lagi. Dari mulut dan hidungnya muncul aliran darah. Kejamnya aku. Salahkan tanganku , aku ini wanita baik-baik tau
Tanganku lagi dan lagi tiba-tiba bergerak memutar dan timbul cahaya biru dari sana. Tubuh Elaine terikat sihir yang keluar dari tanganku. Dia mencoba beberapa mantra tapi tidak ada yang berhasil.
Tiba-tiba muncul portal untuk teleportasi yang sama persis dengan sebelumnya.
Aku menyuruh kedua pria itu untuk membawa Elaine dan masuk ke portal itu sekarang.
"Kalian pengkhianat, berani sekali padaku" dia berteriak saat dibawa oleh mereka.
"Keadaan berbalik Elaine, lagipula mana mau mereka bergabung dengan dirinu yang lemah, bodoh, busuk dan jahat. Mereka itu temanku tau"
"Tunggu saja nanti, anak buahku akan melenyapkanmu wanita murahan" dia ini masih saja menyebalkan.
"Mulutmu Elaine astaga! Kau ini perempuan atau bukan sih. Jika kudengar makian keluar dari mulutmu lagi. Aku oleskan cabe mau?"
Kami masuk kedalam portal. Sebenarnya aku tidak begitu paham dengan cara kerja portal ini. Tapi tiba-tiba saja rumah Duke Anthonio terlintas dikepalaku. Dan secara ajaib kami ada disana.
"Hah! Kepalaku pusing sekali. Benda itu canggih tapi menyiksa" aku berada di ruang tamu rumah duke.
"Nona Angeline, kau kah itu?" Seorang pengawal menghampiriku
Aku mengangguk sebagai jawaban
"Astaga! Ini keajaiban. Bagaimana kau bisa ada disini padahal kami tidak melihatmu masuk" ah! Pantas saja mereka terkejut. Sihir adalah hal langka dan sedikit berbahaya disini.
"Aku masuk lewat pintu belakang tadi. Kebetulan tidak ada penjaga. Lalu dimana duke sekarang"
"Anu...itu... duke sedang dalam perjalanan mengantarkan mama anda nona. Rencananya kami akan mengepung sekte sihir hitam"
"Ahh! Begitu, baiklah kurung dia dipenjara bawah mansion ini dan ingat jaga dia sampai aku kembali. Jangan percaya satu pun orang yang mengaku suruhanku untuk membawanya" mereka semua mengangguk.
"Dan kau... berikan mereka makan" aku menunjuk para penculik yang sudah tobat itu. Mereka menyengir tanda segan tapi sangat senang.
Kepala pelayan yang cukup dekat denganku menghampiriku dengan wakah terkejut. Aku tersenyum, dan dia menyuruhku untuk berganti baju dengan yang lebih layak. Astaga! Aku baru sadar. Bajuku ini sangat lusuh dan ada sedikit noda darah.
Dia mengantarkanku ke kamar dan bercerita keadaan mansion ini dan Anthonio. Aku merenung sesaat. Sepertinya aku benar-benar telah mengubah ceritanya.
Helios baru saja menyusul pasukan duke atas perintahnya. Dia membagi dua kelompok dalam misi menyelamatkanku. Aku tersenyum membayangkan.
•••
Anthonio povAku mengantarkan mama ke kediamannya. Diperjalanan mama tertidur apa dia selelah itu. Aku harus cepat-cepat menghabisi sekte sihir hitam itu dan menyelesaikan semua ini.
Aku memegang kepalaku sedikit nyeri. Sepertinya kondisi tubuhku tidak benar-benar fit. Mungkin karena beberapa hari ini aku kurang tidur.
Saat hampir sampai aku menyuruh salah satu pengawalku untuk turun terlebih dahulu. Jarak kereta dan kediaman George masih sekitar 10 meter dari keretaku sekarang.
Firasatku tidak enak.
Ternyata benar! Beberapa saat kemudian kami semua melihat 3 orang berjubah hitam keluar dari kediaman itu. Mereka memantau sekitar dan sekitar 10 orang keluar dengan membopong tubuh...Duke george. Astaga!
Mama ternyata sudah bangun sedari tadi dan melihat itu semua. Dia berbisik "mereka akan membawa suamiku kemarkas mereka".
Aku memutuskan untuk mengikuti mereka dan untungnya mereka tidak sadar sama sekali.
Sampai ditempat yang mereka tuju, aku terkejut tentu saja mendengar bahwa semua tawanan sudah melarikan diri semua. Itu berarti Angeline tidak ada disini. Aku menghela napas lega? Entahlah masih ada ketakutan dalam hatiku. Bagaimana jika dia tersesat dan tertangkap lagi.
Sebelumnya aku sudah menitipkan mama pada pengawal untuk kembali ke kediamanku. Aku takut terjadi apa-apa padanya.
Aku memerintahkan para prajurit bayangan untuk masuk menjemput duke george dan menggagalkan apapun yang mereka rencanakan.
Tidak memakan waktu lama salah satu dari mereka berhasil membawa keluar duke george.
Tapi sepertinya keadaan sedang buruk didalam.Aku masuk dan benar saja para anggota sekte hitam itu sedang membuat mantra dan ini semua jebakan.
Sialan!

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN ANTAGONIST (END)
FantasySebentar Bukankah langit-langit kamarku berwarna putih? Sejak kapan aku mulai menyukai warna pink? Baiklah! Aku tau ini mimpi. Memejamkan mata sebentar dan buka lagi HAHHHH! brukk "Nona Angeline sudah sadar? " seorang wanita dengan seragam berlogo m...