"Helios! Helios" aku berteriak memanggilnya
"Cepat bagi pasukan menjadi 3 kelompok. Berpencar! Angeline hilang"
Kulihat helios memandang ku sebal setelah berlari dari tempatnya berjaga ke kamarku.
"APA?" Aku balik memandangnya sewot
"Kau tidak mau membantuku mencari calon istriku"
"Tuan, Lady Angeline ada di dapur" katanya singkat
"APAAA!! Bagaimana jika dia terluka bodoh"
"Bukankah lady angeline sudah terbiasa didapur tuan? Dia baik-baik saja" jawab helios sambil menarik napas malas
"Tau apa kau tentang dia. Bagaimana jika dia kelelahan hah?" Kataku sambil berjalan menuju dapur yang katanya tempat Angeline saat ini.
•••
Helios povDia itu menyebalkan, diktator, posesif, dan sedikit berlebihan semenjak lady angeline tinggal disini.
Tentu saja kalian bisa merasakannya sendiri bukan?
Lihat bagaimana dia berbicara, bagaimana aura di sekelilingnya, dan bagaimana cara dia menatap Lady Angeline yang sayangnya sangat cantik dan baik, bahkan tidak cocok dengannya yang pemarah dan tukang cemburu.
Pernah suatu hari anak dari Viscount Alex yang menjalin kerja sama pertambangan di daerah selatan kekaisaran yang bernama Lewis datang untuk sekedar berbincang mengenai kerja sama mereka.
Dan secara kebetulan Lady Angeline mencoba resep baru dengan mencampurkan teh dan susu sebagai hidangan. Dan karena memang rasanya yang sangat enak tentu saja tuan Lewis memujinya dan bersemangat untuk mengetahui resep teh tersebut yang sialnya hanya diketahui Lady Angeline. Pada saat itu juga dimana Lewis menyatakan ketertarikannya dan mengajak untuk berbisnis ditolak mentah-mentah oleh Duke Anthonio dan mengancam akan menarik kerja samanya kalau tuan Lewis tidak pulang sekarang juga.
Pernah juga ketika itu pendeta muda dari menara suci ingin bertemu dengan Lady Angeline untuk membahas mengenai bakat sihirnya. Duke Anthonio sengaja mengurung Lady Angeline dan dirinya didalam kamar dengan dalih badannya sakit alhasil pendeta itu pulang dengan tangan kosong setelah menunggu berjam-jam, dan semakin mengamuklah Duke Anhtonio saat tau cookies yang dibuat oleh Lady Angeline tinggal satu toples lagi karena pendeta itu meminta tambah berkali-kali saat menunggu pada pelayan.
•••
Anthonio povAku melihat Angeline sedang membuat makanan entah apa yang pasti dia sangat menggemaskan, saat badan mungilnya bergerak untuk mengambil bahan yang diperlukan. Para pelayan yang melihatku datang menunduk hormat dan segera pergi meninggalkan aku berdua dengan Angeline.
"Apa itu?" Tanyaku sambil memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalaku diantara leher dan bahunya.
"Ayam geprek, kau mau?"
"Ayam apa itu aku tidak pernah mendengar sebelumnya. Dan kenapa itu merah sekali. Apa tanganmu perih karena menghaluskan cabai semerah itu" aku tidak habis pikir para pelayan membiarkannya mengerjakan pekerjaan ini. Baru aku berniat untuk memarahi mereka tanganku ditahan.
"Ini enak sekali, dan jangan marahi pelayan karena ini keinginanku" dia berbalik badan dan membawa makanan itu ke meja makan.
"Cobalah!" Katanya
"Apa kau yakin? Bagaimana jika aku sakit perut"
"Coba dulu sayang, baru berkomentar. Bahkan mulutmu lebih pedas daripada sambal itu" aku tidak mendengarkan akhir kata-katanya karena aku terlalu senang dia memanggilku dengan panggilan kesukaanku itu.
Tanpa sadar aku memasukkan makanan ayam entah apa itu namanya ke mulutku. Dan wow! Ini seru, rasanya unik karena entah apa yang dimasukkan kedalamnya tapi aku suka pedas dan asin yang mendominasi dimulutku.
•••
"Aku tidur dikamarmu ya malam ini" kataku mengiringi dirinya masuk ke kamar"Rumah mu ini jelas memiliki banyak kamar bukan?" Dia bersedekap sambil menatapku
"Kau tau, aku takut mimpi buruk itu datang lagi"
Ku dengar dia menarik napas berat. Hehe! Aku berusaha menahan senyumku agar tidak terlihat. Aku sangat yakin wanita ini begitu mencintaiku jadi mana mungkin aku akan melepaskannya. Walau dia tidak pernah mengatakannya secara langsung tapi menunjukkan dengan tindakannya.
"Masuklah! Jangan lupa cuci kakimu dulu ya sebelum naik keatas kasur" katanya sebagai tanda dia mengizinkannya. Aku mengangguk sebagai jawaban
Kami sudah berbaring diatas kasur dengan posisi saling berhadapan. Aku memeluknya untuk mempersempit jarak kami.
"Persiapan pernikahan kita sudah 75 persen, aku sudah tidak sabar ingin menikahimu" aku membuka pembicaraan.
Kami larut dalam pembicaraan tentang pernikahan memang sebagian besar merupakan paksaan dariku mengingat keinginan kami selalu bertolak belakang. Seperti model gaun, dekorasi ruangan dan masih bangak lagi.
Dua minggu lagi wanita cantik yang ada dalam dekapanku ini akan segera menyandang nama keluargaku dibelakangnya, memikirkan hal itu membuatku tersenyum lebar
"Emm... Anthonio aku ingin mengatakan sesuatu tapi aku takut kau akan marah" kulihat dia menunduk
"Katakan saja sayang" ujarku sambil mengangkat dagunya agar mata kami bertatapan
"Ini merupakan hal yang berat untuk dikatakan, tapi kejujuran adalah hal terpenting" katanya
Entah mengapa mendengar itu aku justru merasa deg-degan.
"Aku..."

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN ANTAGONIST (END)
FantasySebentar Bukankah langit-langit kamarku berwarna putih? Sejak kapan aku mulai menyukai warna pink? Baiklah! Aku tau ini mimpi. Memejamkan mata sebentar dan buka lagi HAHHHH! brukk "Nona Angeline sudah sadar? " seorang wanita dengan seragam berlogo m...