"Kita berangkat sekarang" kata putra mahkota memberi aba-aba
Sekte sihir hitam itu ternyata melakukan ritual mereka sebelum menjelang pagi. Jadi aku, putra mahkota dan para pasukan bergerak tidak terlalu cepat. Kami hanya melihat pergerakan dan memantau mereka. Baru kemudian bisa menyusun rencana. Karena tidak ingin kejadian sebelumnya terulang.
Ketika sampai di depan hutan kami turun dan menitipkannya pada beberapa prajurit untuk berjaga. Kami harus jalan sebentar ke dalam agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Berusaha tidak mengeluarkan suara dan tidak terlalu dekat dengan mereka.
Ternyata mereka menjadikan seorang budak sebagai persembahan. Kami berjalan keluar hutan ini. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat persembunyian tadi.
"Apa kau baik-baik saja Anthonio" tanya putra mahkota.
"Tidak terlalu, aku merasa sedikit tidak enak badan dari semalam" jawabku lesu
"Sebaiknya kau segera pulang duke" aku mengangguk mendengar saran dari putra mahkota dan berpamitan."Tuan apa kau ingin mampir membeli obat, sepertinya kau membutuhkannya" aku dengar helios mengajakku berbicara. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Tidak lama kereta ini berhenti dan kulihat helios pergi ke toko obat. Aku pun turun sebentar agar tidak terlalu pegal duduk di dalam kereta terus menerus.
Aku seperti mengenali postur tubuh seseorang dari tempat ku berdiri. Apa itu Lady Natasya? sedang apa dia? Aku menghampirinya yang sedang berbincang bersama seseorang.
"Kau bisa datang lagi kesana jika kau mau" aku mendengar sedikit obrolan mereka
"Aku akan kesana jika sudah membuat menu baru. Aku berjanji pada ibumu tadi" lady natasya tampak nyaman mengobrol dengan orang itu.
"Bagaiman jika kita makan malam berdua minggu depan"
Aku tersedak ludahku sendiri mendengar ucapan laki-laki itu.Tampaknya lady natasya juga tidak terlalu suka dengan pertanyaan itu.
"Aku... sepertinya toko..."
Aku tidak mendengar lagi percakapan mereka batuk ini semakin keras, uhh! Aku mungkin benar-benar sakit, semakin kencang dan tidak kunjung berhenti bahkan sampai. mengeluarkan air mata."Apa kau baik-baik saja duke" ku kihat lady natasya dan temannya tadi menghampiriku. Aku menggeleng lemah sebagai jawaban.
"Ayo ku bantu berdiri dan mengantarmu kedalam kereta" kata lady natasya
Kurasakan tubuhku semakin lemas saja, aku menggenggam tangan lady natasya agar tidak jatuh dan dia membantuku masuk ke dalam kereta.Aku sudah tidak kuat lagi, kusandarkan kepalaku di bahunya.
•••
Angeline povAku mendengar suara batuk yang lumayan kencang, aku melihat grand duke Anthonio tampak tidak baik-baik saja. Aku menghampiri dan membantunya naik ke dalam kereta miliknya. Berpamitan pada Erick dan sedikit bersyukur karena aku tidak perlu menjawab pertanyaannya tadi.
Kurasakan bahuku semakin berat, ternyata Anthonio merebahkan kepalanya disana. Aku menoleh pada helios yang sedang membawa sekantung obat. Dia hanya menggelengkan kepalanya. Anthonio tampak samgat pucat, ku dengar dia mengigau untuk segera pulang agar bisa istirahat, tapi ini kepalanya masih nangkring.
Di perjalanan Anthonio masih saja menyenderkan kepalanya dan sesekali mengeluh pusing. Aku yang kasihan akhirnya memijit kecil kepalanya.
Saat sampai di kediamannya pun Anthonio belum mau melepaskanku. Aku dibantu helios menuntunnya ke kamar Anthonio walau sedikit tidak enak karena tidak memiliki hak apapun masuk ke dalam kamar seorang grand duke. Kulihat helios sering sekali tersenyum kecil dari kereta tadi.
Setelah menidurkan Anthonio dikasurnya helios izin keluar untuk mengambilkan obat padahal kan aku ingin pulang.
Ku pegang dahi laki-laki di depanku ini. Lumayan panas, akhirnya aku menarik tanganku dari sana.
Dia menarik tanganku lagi dan diletakkan di atas rambutnya.
"Usap!" Bisiknya lemah.
"Hey kenapa kau manja sekali hmm" walau begitu aku tetap megusap rambutnya.Tok!tok!
Ku dengar pintu kamar ini diketuk, ingin membukanya tapi bayi besar satu ini tidak ingin dilepaskan.
"Masuk saja!"
"Ini obat untuk tuan anthonio lady" helios menyerahkan makanan, kantung yang tadi dibawanya dan segelas air putih.
"Emm... helios bolehkah aku minta air hangat dan handuk kecil"
Kulihat dia mengangguk dan meminta maaf karena merepotkanku."Ini yang kau minta lady. Saya pamit keluar" dia menatap wajah Anthonio dan sedikit menahan tawa. Apa maksudnya.
Aku mengompres dahinya beberapa kali untuk menurunkan panasnya. Lalu setelah itu membangunkannya sebentar untuk makan dan minum obat.
"Duke, bangun sebentar untuk makan" dia malah membalikan badannya memunggungiku
"Kau harus makan, agar cepat sembuh ya" aku menarik tubuhnya yang lumayan besar ini untuk duduk"Aku tidak mau makan, kepalaku pusing sekali" apa-apaan itu dia mencebikkan bibirnya. Merajuk?
"Aku suapi ya, lalu kita minum obat" dia masih diam. Hey! Dia ini laki-laki dewasa kenapa bertingkah kekanakan begini.
"Duke" kataku memperingati
Kulihat dia mau membuka mulutnya. Langsung ku sendokan makanan itu ke mulutnya. Sampai makanan ini habis pun dia belum membuka suara."Minum obat ya" dia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Huh! Aku menarik nafas panjang. Dia meliriku
"Bolehkah, aku minta satu permintaan" katanya lemah
"Tentu, katakan"
"Usap kepalaku sampai tidur, pusing sekali"
Aku memposisikan tubuhnya agar mudah diusap.
Dia menepuk bantal di sebelahnya.
"Apa itu, aku hanya menemaniny sebentar" tentu saja aku tidak mau tidur bersamanya. Bagaimana jika rambut palsu yang ku gunakan ini bergeser dan menampakkan warna aslinya walau hanya sedikit. Itu jelas berbahaya.Ku tatap lagi wajahnya yang entah mengapa jadi sangat menggemaskan begini. Hilang sudah aura seram dan tak tersentuh itu, dia memohon untuk sebuah kehangatan. Tubuhku berdesir, apa selama ini dia terlalu keras pada dirinya sendiri.
Aku mengelus kepalanya rambutnya halus dan udara di kamar ini sejuk sekali, kantuk semakin menyerangku kesunyian kamar ini pun seolah mendorongku ikut merebahkan diri. Tanpa sadar tanganku sudah tidak lagi berada di kepalanya, melainkan mengelilingi tubuhnya yang hangat-atau bahkan terlalu hangat ini.
•••
Anthonio pov
Aku bangun dengan tubuh yang amat segar. Obat yang diberikan tabib itu pasti manjur sekali. Tidurku benar-benar nyaman sampai rasanya bangun dan beraktivitas seperti biasa terdengar sangat menyebalkan.Aku menolehkan kepala ke samping, seorang wanita dengan rambut berwarna kunin keemasan tertidur di sampingku.
Tunggu! Apa itu. Ada sedikit helai coklat yang tertimpa rambut kuning keemasannya.Tanpa sadar aku mendekat untuk melihat keajaiban itu, seseorang memiliki dua warna rambut yang berbeda dalam satu kepala.
Bukan!
Rambut itu palsu, warna kuning keemasan itu bergeser sedikit dari kepalanya. Coklat adalah warna asli miliknya.
Deg!
Tubuhku bergetar senang. Aku suka perasaan ini. Aku menemukanmu."Tindakan apa yang perlu kita ambil" pikirku dalam hati. Aku tersenyum membayangkan.
Aku melepas rambut palsu itu perlahan, merebahkan diri kembali disampingnya. Memeluknya seperti guling sambil mengelus surai coklat itu perlahan. Matanya mengerjap
"Halo Angeline, tidurmu nyenyak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN ANTAGONIST (END)
FantasiaSebentar Bukankah langit-langit kamarku berwarna putih? Sejak kapan aku mulai menyukai warna pink? Baiklah! Aku tau ini mimpi. Memejamkan mata sebentar dan buka lagi HAHHHH! brukk "Nona Angeline sudah sadar? " seorang wanita dengan seragam berlogo m...