"Sepertinya aku akan menunda pernikahan kita lady." Anthonio memulai percakapan di meja makan pagi ini.
"Pergerakkan dari para pengkhianat itu sangat mudah ditebak kali ini, jadi sebelum mereka bergerak lebih jauh kita harus menghentikannya" lanjut Anthonio.
Aku meganggukan kepalaku mendengar penjelasannya. Aku yakin dimundurkannya pernikahan ini karena kecurigaannya pada keluargaku. Syukurlah dia melakukan itu, rencanaku sepertinya akan berjalan mulus.
"Bagaimana jika dua minggu setelah pesta rakyat. Itu salah satu pendapatku" Anthonio masih melanjutkan ucapannya.
"Baiklah, aku setuju" Aku menanggapi ucapannya agar dia tidak merasa aku sedang mendiamkannya.
•••
"Aleta cari bunga yang dapat mengeluarkan warna yang lumayan pekat" aku berencana untuk mewarnai rambutku dengan bahan alami di dunia ini karena salon disini belum dapat merubah warna rambut, hanya sihir yang bisa.
"Baik nona, tapi untuk apa?" Aleta bingung sepertinya dengan permintaanku.
"Turuti saja, usahakan untuk mencari 2 warna yang berbeda"
Aku melihat Aleta mengangguk dan izin untuk mencarinya keluar. Aku perlu mempersiapkan bahan yang lain.•••
Anthonio pov
"Ini laporan yang kau minta grand duke" helios menyerahkannya padaku."Sepertinya acara pesta rakyat dapat digunakan untuk menjebak para pengkhianat itu" saran helios
"Itu akan menimbulkan banyak korba helios" sarannya terlalu berbahaya menurutku.
"Bagaimana jika dua hari sebelum pesta rakyat kita sudah bergerak. Kita mulai menyelidiki dan mempersiapkan penyerang dari sekarang." Aku menganggukkan kepalaku mendengarnya. Ini lebih baik menurutku
"Lalu bagaimana dengan keluarga george?" Aku masih mencurigai mereka.
"Berdasarkan bukti dan laporan. Duke george sepertinya tidak terlibat" helios mengatakannya sambil berpikir
"Tetap awasi dia" Aku menyuruh helios keluar dan kembali nanti malam.•••
Angeline pov
Dua hari lagi pesta rakyat akan dilaksanakan. Pada saat itulah Anthonio dan Elaine sebagai pemerean utama wanita akan bertemu. Aku akan membiarkan mereka bersama dan tetap hidup di dunia aneh -yang sepertinya aku mulai nyaman- ini."Ini bunga yang nona minta. Dan aku sudah pastikan tidak ada orang yang melihat ataupun mengetahui rencana ini" Aleta memberikan keranjang bunga.
Bagus sekali dia benar-benar menuruti permintaanku. Aku sudah membicarakan tentang rencanaku padanya. Walau dia sedikit ragu diawal tapi sepertinya, dia cukup memahamiku, aku menyayangimu aleta.
"Dengarkan aku. Malam ini kita persiapkan sedikit barang kita agar tidak dicurigai. Kita pergi lewat pintu belakang pemandianku. Aku akan membuat kita seolah-olah telah diculik dan dibunuh oleh seseorang. Lalu setelah pergi dari sini kita akan pergi ke pasar yang pernah kita kunjungi di pinggir kota untuk membuka toko baru". Aku menjelaskan pada aleta. Dia menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Kau bisa keluar aleta. Lalu nanti malam masuklah ke kamar ini tanpa ada yang tau, bawa kunci ini. Kau tidak perlu mengetuk" aku menyerahkan kunci kamar ini.
Aku akan membuat cat rambut dengan bahan sederhana yang dapat aku temukan disini sebanyak dua warna untuk merubah warna rambutku dan aleta. Mataku yang berwarna violet dan mata aleta yang berwarna coklat lumayan banyak dimiliki oleh penduduk disini jadi tidak perlu disembunyikan.
"Apa aku harus membuat surat permintaan maaf tanda berpisah untuk terakhir kalinya untuk Anthonio" pikirku.
"Kurasa tidak. Lagipula aku tidak sepenting itu untuknya atau mungkin nanti dia akan mengetahui kebohonganku" lanjutku.
•••
"Nona apa yang akan kita lakukan dengan pewarna itu" aleta bingung karena aku mewarnai rambutnya."Kau tidak boleh keluar dari kamar ini. Atau nanti semua pelayan mengetahui warna rambut barumu." Dia terlihat mengangguk.
"Baju yang nona minta sudah saya siapkan. Dua jubah dan juga robekkan kain yang kugunakan hari ini." Aleta memberi tahu tentang tugas yang sudah dia laksanakan
"Tengah malam kita akan beraksi. Jadi tunggu selama 2 jam lalu cucilah rambutmu disini." Aku beranjak dari dudukku untuk mengganti baju dan merobek ujung gaun yang tadi kugunakan.
•••
Anthonio pov"Bagaimana persiapan pesta rakyat tahun ini duke" putra mahkota bertanya padaku karena aku yang mengurus pesta rakyat tahun ini.
"Bawahanku sudah menyiapkannya, sepertinya malam ini sudah selesai. Tentang sekte sihir hitam itu yang mulia, ada tokoh yang aku curigai."aku merubah topik yang sedang kami bahas.
Aku dan putra mahkota pun membahas tentang rencana kami ini, tak terasa hari sudah malam sehingga putra mahkota harus pulang. Rencana menjebak sekte sihir hitam gagal karena sepertinya mereka sudah tau jadi kami mengundurkan penyerangan ini.
Aku sudah lama tidak melihat nona angeline. Lagipula aku sedikit membencinya saat ini karena ayahnya sudah berkhianat. Dan tunggu saja waktunya aku akan membuktikan perbuatan mereka. Perhatian yang diberikan nona angelineyang terlihat tulus padaku pun sepertinya palsu. Bisa-bisanya aku tertipu.
•••
"Tuang darah itu diatas batu ini dan di batang pohon itu aleta" aku menyuruh aleta untuk menuangkan darah dari tanganku dan aleta yang kugores lalu dikumpulkan di botol.
"Robekan baju mu letakkan agak jauh dari tempatku. Aku akan membuat bentuk tanah ini seolah seseorang habis terseret." Aku melanjutkan aksiku.
Aku menyeduh racun ringan yang membuat seseorang tidak sadarkan diri beberapa hari kemudia menjatuhkan gelas itu di dekat robekan gaun."Sempurna. Ayo aleta kita pergi dari sini" aku dan aleta kabur melewati pintu yang ada di pemandianku yang baru aku ketahui.
"Kita akan menyewa sebuah toko untuk tinggal dan membuka usaha, sepertinya aku dapat mewujudkan impianku membuka kedai makanan"
"Tapi aleta. Berapa lama perhiasan itu cukup untuk membiayai hidup kita" lanjutku
"Sepertinya hanya 2 bulan nona. Kita akan membeli toko dan bukan menyewanya jadi itu akan lebih mahal" aleta menjelaskan padaku.Aku sudah sampai di pasar yang ada di pinggir kota bersama aleta. Kami akan beristirahat sebentar dan mulai membereskan tempat ini besok pagi. Toko yang kubeli ini lumayan bersih jadi cukup layak untuk dijadika tempat istirahat semalaman.
"Maafkan aku grand duke Anthonio yang sudah meninggalkanmu sendirian dimasa terpurukmu. Jika tidak nyawaku taruhannya" batinku
•••
Anthonio pov
"Sepertinya aku perlu berbicara dengan Angeline. Aku aka menyusulnya"
"Ada apa ini ramai-ramai, dan kenapa pintu kamar lady Angeline terbuka begitu saja" aku bingung melihat beberapak ksatria dan oayang yang ada di depanku ini tampak panik."I-itu tuan. Kami tidak bisa menemukan nona Angeline di kamarnya. Dan juga..." ksatria itu menggantungkan ucapannya
"Dan apa?" Aku menerobos masuk dan melihat kasur yang seperti tidak ditiduri semalam.
"Kemana lady angeline"aku tidak sadar telah meninggikan suaraku."Kami hanya menemukan potongan gaun ini tuan" seorang pelayang menyerahkan dua buah kain kepadaku.
"Kami menemukan ini di pemandian milik nona angeline" lanjutnya
Aku buru-buru kesana dan melihat tempat ini sedikit kacau.
"Tuan..."•••
Di vote yu temen-temen. Komen juga boleh hehe
![](https://img.wattpad.com/cover/256378793-288-k602754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT AN ANTAGONIST (END)
FantasíaSebentar Bukankah langit-langit kamarku berwarna putih? Sejak kapan aku mulai menyukai warna pink? Baiklah! Aku tau ini mimpi. Memejamkan mata sebentar dan buka lagi HAHHHH! brukk "Nona Angeline sudah sadar? " seorang wanita dengan seragam berlogo m...