"Hey, ayo bangun." Jeongyeon menekan nekan pipi Mina.Ia terbangun di tengah malam setelah tertidur dari jam 3 sore. Posisinya masih sama, Mina masih nyaman di pelukannya.
"Sial, pipinya lembut sekali." Jari Jeongyeon masih iseng menekan nekan pipi Mina.
"Eughhhh." Mina terbangun dan sedikit menggeliat.
"Hmm Jeongyeon." Ia mengangkat kepalanya dan menatap Jeongyeon.
"Kita ketiduran, sekarang sepertinya sudah tengah malam. Kau tidak lapar memangnya?" Tanya Jeongyeon.
"Eumhh aku masih mengantuk." Mina kembali ke posisi semula dan kembali mengaitkan tangannya di tubuh Jeongyeon.
"Ayo bangun.." Ajak Jeongyeon sambil berusaha mendudukan tubuhnya.
"Aaaaaahh aku masih mau tidur sampai besok, aku tidak lapar. Kau tidak tau besok aku ada rank war dengan Nayeon?!" Kesal Mina.
"Aku tau, tapi kau belum makan dari siang. Besok aku juga ada rank war." Ucap Jeongyeon.
"Dengan siapa?" Tanya Mina.
"Sana." Jawab Jeongyeon.
"Huh? taruhannya apa?" Tanya Mina.
"Lihat saja besok. Aku akan menang." Ucap Jeongyeon dengan percaya diri.
"Mengapa kau begitu percaya diri?" Tanya Mina.
"Karena aku tidak boleh kalah." Jawabnya.
"Apa yang kau pertaruhkan Jeong?" Pikir Mina.
Setelah Jeongyeon mengganti bathrobenya dengan celana jeans dan hoodie, ia dan Mina pergi ke kamar gadis itu untuk mengeceknya.
"Hmm sudah kembali seperti awal." Ucap Jeongyeon.
"Mereka juga benar benar menyusun lego mu Jeong, lihatlah." Mina menunjuk ke bawah.
"Woahh keren." Jeongyeon pun pergi menghampiri legonya.
"Oh iya, aku akan mengambil baju seragammu." Mina pun pergi menghampiri kopernya.
Betapa shock dan terkejutnya ia saat membuka kopernya. Semua baju yang ia bawa sudah di gunting gunting hingga tak mungkin lagi bisa di pakai. Skincare dan lotion yang ia bawa sudah di tumpahkan ke baju bajunya itu. Isi kopernya sudah tak berbentuk, bahkan ada tulisan "b*tch" di kopernya yang ditulis menggunakan lipstik.
"I-ini?!" Mina gemetar hebat.
"Eoh? ada apa?" Jeongyeon menoleh dan menatap Mina.
Ia merasa seperti ada yang tidak beres pada gadis itu sehingga memutuskan untuk menghampirinya.
"Ada ap- MWO?!" Kagetnya begitu menghampiri Mina.
"APA APAAN INI?!" Murkanya.
"Jeongyeon tenang Jeongyeon." Mina menahan Jeongyeon.
"Tenang apanya?!" Kesal Jeongyeon.
"Ini sudah tengah malam, bila kau mengamuk, semua orang akan terbangun. Jangan membuat keributan Jeongyeon." Ucap Mina.
"Ini sudah kelewatan! bajuku juga ada disitu! itu artinya aku juga menjadi korban disini!" Kesal Jeongyeon.
"Kita selesaikan besok pagi. Kita simpan buktinya, dan laporkan ke miss Sunmi. Kita ceritakan apa yang terjadi dan biarkan guru guru yang menyelesaikannya. Kita tidak boleh terpancing, kita harus tetap rasional." Nasehat Mina.
Jeongyeon menghela nafasnya, ia memejamkan kedua matanya dan menenangkan dirinya.
"Ini karena kau yang memohon, bukan karena aku kasian dengan anak anak menyebalkan itu. Besok pagi, kita selesaikan." Ucap Jeongyeon serius.
"Ya, besok kita selesaikan." Mina bernafas lega.
Setelah itu Jeongyeon mengajak Mina untuk mencari mini market 24 jam untuk membeli makanan. Keduanya benar benar kelaparan. Sesampainya di mini market, mereka membeli kotak makan cepat saji, ramyeon, dan snack snack lainnya.
"Woahh aku sudah lama tidak makan makanan cepat saji." Ucap Jeongyeon setelah melahap makanannya.
"Enak?" Tanya Mina.
"Ini, coba." Jeongyeon menyuapi Mina nasi miliknya.
"Woahh punyamu lebih enak dari pada punyaku." Ucap Mina.
"Memang kenapa punyamu?" Tanya Jeongyeon.
"Seperti ada rasa jahenya." Mina memberi suapan pada Jeongyeon.
"Ahh benar, seperti ada jahe. Kau kan benci jahe." Jeongyeon terkekeh setelag mencoba makanan milik Mina.
"Haish menyebalkan." Kesal Mina.
"Mau bertukar?" Tawar Jeongyeon.
"Hehehe." Mina mengangguk angguk.
"Yasudah sini." Mereka pun bertukar makanan.
"Memangnya kau suka?" Tanya Mina.
"Tidak buruk bagiku." Jeongyeon mengangkat bahunya.
Mereka pun memakan makanan mereka sambil mengobrol santai. Setelah seleai, mereka berjalan kembali ke hotel menyusuri jalanan malam yang sudah sepi.
"Kau mau kuliah dimana?" Tanya Jeongyeon.
"Sesuai beasiswa akan membawaku kemana. Kau?" Jawab Mina.
"Sesuai kau akan kuliah dimana." Jawab Jeongyeon.
Mina menoleh dan menatap figur Jeongyeon dari samping.
"Mengapa menyesuaikanku?" Tanya Mina.
"Aku mau satu kampus denganmu." Jawab Jeongyeon.
"Memangnya kau mau jurusan apa?" Tanya Mina.
"Mungkin matematika, tapi kakekku menyuruhku masuk kedokteran. Cih, bapak tua itu selalu berpikir semua orang dengan nilai tinggi bisa masuk kedokteran dengan mudah." Cibir Jeongyeon.
"Kau terlihat dekat dengannya." Mina terkekeh.
"Yeah, kakekku adalah pusat keluargaku. Ia yang memulai semua perusahaan dari nol. Kami sangat dekat karena sedari kecil aku selalu tinggal dengannya." Ucap Jeongyeon.
"Bagaimana dengan orang tuamu?" Tanya Mina.
"Aku tak dekat dengan ayahku, dari dulu ia selalu mengutamakan perusahaannya dibanding anak anaknya. Kalau ibuku, sudah tidak ada sejak aku kecil." Jawab Jeongyeon.
"Ahh, maafkan aku." Sesal Mina.
"Gwenchanhayo. Bagaimana dengan keluargamu?" Tanya Jeongyeon.
"Ahh, aku dekat dengan keduanya. Namun lebih dekat dengan ayahku. Dia selalu mengantarku kemanapun aku pergi dan selalu mendukung apapun yang aku lakukan." Ucap Mina.
"Wahh aku iri." Jeongyeon terkekeh.
"Keluargaku hanya keluarga sederhana, justru seharusnya kau yang lebih bersyukur. Bukankah enak hidup sebagai orang yang berkecukupan?" Tanya Mina.
"Enak, tapi aku tak pernah merasa puas dengan semua ini. Bukan kepuas materi, tapi lebih ke kepuasan hati. Dari dulu aku kekurangan kasih sayang orang tua dan tak punya banyak teman. Aku kurang bisa bergaul. Tapi aku bersyukur dapat mengenalmu. Kau seperti sisi lain dari diriku yang akhirnya aku temukan." Ucap Jeongyeon.
"Woah, aku tersanjung." Canda Mina.
"Hahaha, tidak terasa sudah sampai di depan kamarmu." Ucap Jeongyeon.
"Yeah, nice talk." Mina mengangguk angguk.
"Yasudah kalau begitu tidurlah. Besok aku akan meminjamkan bajuku
kabar saja saat kau mau mandi." Ucap Jeongyeon."Ne, baiklah. Selamat malam jelek." Mina masuk ke dalam kamarnya.
"Malam juga, jelek." Jeongyeon melambai.
JeongMi JeongMi JeongMi mantap jiwa
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Thought
FanfictionAn ordinary high school love story. Update setiap minggu DISCLAIMER! Bila ada kesamaan cerita, alur, watak, dan tokoh ada cerita ini, murni kebetulan. Cerita ini murni dari ide, hayalan, pemikiran dan imajinasi penulis belaka. A Story By: TYZYX ©03...