Got it Back

930 167 87
                                    


Selama lebih dari 3 hari Jeongyeon belum berhasil menurunkan posisi Mina. Ia bahkan sudah mendapatkan nilai bagus pada quiz yang di berikan diberbagai mata pelajaran namun ternyata ia masih belum bisa mengejar Mina. Gadis itu juga terus meningkatkan poinnya dengan nilai nilai baru. Itu membuat Jeongyeon jengkel karena tak kunjung mendapatkan kembali posisinya.

Hari ini, kepala sekolah mengumpulkan para siswa di lapangan untuk briefing mengenai pekan ulangan sekolah yang akan diadakan minggu depan.

"Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa minggu depan adalah jadwal pekan ulangan Eclairya. Saya harap kalian semua mempersiapkannya dengan baik agar mendapatkan nilai yang baik juga." Pidato miss Sunmi.

"Baiklah untuk hari ini saya sekaligus akan meluruskan berita yang tersebar selama beberapa hari belakangan ini. Myoui Mina dan Yoo Jeongyeon, silakan maju kedepan." Perintah miss Sunmi.

"Woahhhhh!!!"

Semua siswi yang berada di lapangan pun heboh dan ricuh. Saat Jeongyeon dengan sangat keren dan Mina dengan sangat anggun maju ke depan. Mereka naik ke atas podium dan berdiri di sebelah kiri dan kanan miss Sunmi.

"Siswi siswi sekalian, di depan kita sudah ada 2 orang yang beberapa waktu terakhir menghebohkan Eclairya." Ucapan miss Sunmi di balas dengan tepuk tangan dan sorakan para siswi.

"Yoo Jeongyeon." Panggil miss Sunmi.

"Ne." Angguk Jeongyeon.

"Myoui Mina." Panggil miss Sunmi.

"Ye." Angguknya.

"Jadi saat ini kaliam berdua rival?" Tanya miss Sunmi yang diangguki keduanya.

"Mereka rival." Miss Sunmi memgangguk angguk dan membuat para siswi terkekeh.

"Kalian tak mau berdiri bersebelahan?" Tanya miss Sunmi.

"Aniyo, aku baik baik saja." tolak Jeongyeon sambil tersenyum tipis.

"Jangan angkuh Jeongyeon, kau bahkan tak bisa merebut kembali posisimu." Ucapan miss Sunmi berhasil membuat Jeongyeon speechless dan membuat para siswi bersorak.

"Mina, bagaimana rasanya berada di nomor 1?" Tanya miss Sunmi.

"Tidak seperti di nomor 2." Jawaban Mina yang sangat savage lagi lagi membuat Jeongyeon 'terbakar' dan membuat kehebohan di seluruh lapangan.

"Kurasa kalian benar benar sudah menjadi rival dalam waktu yang singkat yaa." miss Sunmi mengangguk angguk.

"Baiklah, setelah ini kalian berdua temui saya di ruang kepala sekolah. Kita akan bicarakan untuk selanjutnya secara pribadi. Silakan kembali ke barisan." miss Sunmi mempersilakan keduanya untuk kembali.

Setelah itu, para siswi di bubarkan. Saat hendak menuju ke ruang kepala sekolah, Mina berpapasan dengan Jeongyeon.

"Jawaban yang bagus untuk seseorang yang baru menginjak The Genius." Komentar Jeongyeon sambil menjajarkan langkahnya dengan Mina.

"Terima kasih." Ucap Mina cuek.

"Apa kau tak lelah menempati tempat orang lain?" Tanya Jeongyeon.

"Tidak terlalu buruk. Bagaimana denganmu? apa kau tak lelah mencoba merebut kembali posisimu?" Tanya Mina.

"Cih, gadis ini benar benar serius dalam menghinaku." Jeongyeon terkekeh.

"Kau yang memulainya." Ucap Mina.

"Kau seperti menjadi orang yang berbeda dari saat pertama kali kita bertemu." Komentar Jeongyeon sambil mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

"Kau pun begitu." Balas Mina.

"Masuk." Ucap miss Sunmi dari dalam.

Mereka pun masuk ke ruang kepala sekolah.

"Silakan duduk." Perintah miss Sunmi.

"Eoh Irene!" Sapa Jeongyeon.

"B-berhenti menyapaku! kita ini rival!" Omel Irene.

"Gwenchanhayo, sekarang aku sudah punya rival baru." Jeongyeon duduk di samping Irene sedangkan Mina di seberang mereka.

"Diam!" Kesal Irene.

"Hahaha seru sekali membuatmu marah." Jeongyeon mencubit pipi Irene.

"Haishh!! jangan sentuh aku bodoh!!" Kesal Irene.

"Kalian berdua memang tak pernah bisa akur. Tapi kalau dilihat lihat, setiap bertengkar dengan Jeongyeon, pipimu mengapa selalu memerah Irene?" Tanya miss Sunmi yang berhasil membuat Irene salah tingkah.

"Wohohoho benar juga pipinya memerah." Jeongyeon tertawa.

"Tidakk itu tidak benar! aku hanya selalu merasa kesal bila di dekat Jeongyeon, miss." Irene menggeleng geleng.

"Fufufu dasar imut." Jeongyeon memeluk leher Irene dengan satu tangan lalu menggacak acak rambutnya.

"Yakk Yoo Jeongyeon!" Kesal Irene sambil berusaha melepaskan kekangan Jeongyeon.

"Sudahlah Jeongyeon, berhenti meledeki Irene. Dia adalah kakak kelasmu." Perintah miss Sunmi.

"Hehehe, nee saem." Jeongyeon terkekeh.

"Baiklah, langsung saja ke intinya. Jadi tujuan saya memanggil kalian bertiga adalah untuk memberitau mengenai cerdas cermat matematika, fisika, dan kimia. Untuk biologi akan saya serahkan kepada Irene karena akan di laksanakan dalam waktu dekat ini dan Irene sudah tidak memiliki waktu luang untuk kompetisi di bulan bulan berikutnya karna saya tidak mau mengganggunya belajar untuk ujian kelulusan. Jadi untuk ke 3 pelajaran itu akan saya serahkan kepada salah satu dari kalian berdua bergantung kepada siapa yang menjadi peringkat pertama pada waktu sebelum lomba akan dilaksanakan." Ucap miss Sunmi.

"Jadi intinya, jika kalian ingin mengikuti lomba, kalian harus berada di nomor 1 dan tentunya kalian berdua sebagai siswi yang memiliki predikat BeauGen, akan melakukan pemotretan majalah sekolah dan beberapa majalah komersil lainnya. Pemotretan akan di laksanakan jam 5 sore nanti. Pastikan jangan telat dan walaupun kalian adalah rival, cobalah untuk dekat dengan satu sama lain." Perintah miss Sunmi.

"Miss, tadinya kami memang berteman, tapi setelah aku menganggapnya rival ntah mengapa tatapannya kepadaku jadi lebih menyeramkan." Bisik Jeongyeon.

"Aku dapat mendengarnya." Ucap Mina.

"Hii!" Jeongyeon bergidik ngeri.

"Jadi dulu kalian adalah teman ya? hmm menarik." miss Sunmi mengangguk angguk.

"Baiklah kalau begitu, itu saja pembaritahuan untuk kalian. Silakan kembali ke kelas masing masing." miss Sunmi mempersilakan.

Mereka bertiga pun membungkuk setelah itu keluar dari ruang kepala sekolah.

"Yoshhh Irene sunbae! Kelas kita searah, ayo kembali ke kelas bersama!" Jeongyeon kembali mengaitkan tangannya di leher Irene.

"Yakkk jangan sentuh aku!!" Pekik Irene.

"Ohh ayolah, kita harus belajar berteman! kita bukan rival!" Ucap Jeongyeon.

"Berisik!" Omel Irene.

Mina memperhatikan keduanya dari belakang. Ia tersenyum tipis.

"Tak ku sangka perubahannya akan secepat ini. Baiklah Yoo Jeongyeon, aku takkan mengalah padamu." Mina pun berjalan menuju kelasnya.
























waduh waduh waduh...

Beauty ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang