17🍁

18 21 4
                                    

Happy Reading🧡

"Reva bangun," Rehan menepuk pelan pipi Reva
"Huaaa aku masih ngantuk" Reva menarik selimutnya lagi
"Mandi terus sekolah" ucap Rehan mengusap lembut rambut kekasihnya

Perlahan Reva terbangun, mencoba mengumpulkan nyawanya.
Rehan tersenyum, melihat wajah kekasihnya yang begitu cantik meskipun baru bangun tidur.

Reva merapikan rambutnya yang berantakan kemudian mencepol sembarang

"Mandi sana habis itu kita sarapan. Aku udah siapin semuanya" ucap Rehan membuat Reva mengangguk

Pulang dari hotel terkutuk itu, Rehan segera menyiapkan sarapan. Untungnya sebelum ia selesai memasak, Reva masih saja terlelap dalam tidurnya sehingga Reva tidak menyadari bahwa semalaman Rehan tidak tidur di apartemennya

"Jam berapa ini?"tanya Reva yang sudah siap dengan seragamnya

"Baru jam tujuh, pembagian raport jam 9 bukan?" Rehan menatap Reva sekilas

"Kak Rehan jago masak ya, bahkan lebih jago dari aku," puji Reva sambil menarik bangku untuk ia duduk

"Enggak juga, aku cuman bisa bikin nasi goreng"Rehan menyodorkan sepiring nasi goreng itu kehadapan Reva

"Makasih" ucap Reva sambil menyiapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

                                   ☘☘

Hari demi hari berlalu kini Reva telah menyelesaikan ujian semester akhirnya dan hari ini adalah hari perpisahan serta pembagian rapot sekolahnya

Reva menatap sendu saat melihat teman temannya datang bersama orang tuanya.

"Dan nilai terbaik di tahun ajaran 2016/2017 SMP Nusa Bangsa diraih oleh ananda Reva Talia" ucap kepala sekolah membuat Reva tersenyum hambar

Reva bangkit menuju kedepan untuk mengambil penghargaan berupa piala

"Setiap tahun kamu selalu sendirian mengambil raport, emang orang tua kamu kemana?" Tanya kepala sekolah bingung

Reva tersenyum pedih."Mereka sibuk Pak "

Kepala sekolah menatap Reva dengan perasaan iba, andai saja ia adalah putrinya pastilah ia sangat bangga

Reva mengambil rapot lalu menandatanganinya. kepala sekolah berdiri di depan untuk memberikan penghargaan dan juga ucapan selamat

"Selamat Reva, bapak bangga sama kamu"

"Terimakasih banyak pak" ucap Reva lalu pergi keluar aula

Tes

Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya luruh. Reva hanya menatap nanar nilai yang nyaris sempurna

Akhirnya semua kerja kerasnya membuahkan hasil yang memuaskan. Kali ini ia mendapat nilai tertinggi di sekolahnya, hal itu semata mata ia lakukan agar bisa membuat kedua orang tuanya bangga. Tapi apa yang ia harapkan tak selalu menjadi kenyatan. Reva menghapus kasar air matanya lalu berlari keluar dari tempat menyesakan

"Lo disini gue cariin juga" Ira datang dengan nafas ngos ngosan

"Hey, are you okay?"

Ira menyadari bahwa sahabat nya itu sedang tidak baik baik saja

"Ra gue mau pulang" Reva menatap Ira dengan tatapan sendu

"tapi kan acaranya belom kelar"

"Ra please gue mohon" Reva memandang Ira dalam

"Oke tunggu sini, gue izin dulu"

Reva mengangguk sebagai jawaban

                                    ☘

"kamu udah pulang? gimana acaranya?" tanya Rehan mendapati Reva yang sedang duduk santai diruang tamu

"Lancar, lihat aku jadi juara 1" Reva mencoba meutupi lukanya

"Anak pintar" Rehan mengacak rambut Reva, tapi kali ini tidak berhasil karena Reva sudah lebih dulu menepis tangan Rehan

"Kak Rehan"

"Ya"

"Aku mau pulang kerumah, aku mau tunjukin sama mama sama papa kalo aku bisa dapet juara" Reva mendatangi Rehan yang sedang mengambil minum

"Kamu yakin mau pulang sekarang?" Tanya Rehan memastikan apakah gadisnya itu sudah benar benar siap

"Iya, apapun yang terjadi nanti itu udah jadi resiko aku karena udah kabur dari rumah"

"Yaudah nanti sore aku bakal nganterin kamu"

"Aku mau nya sekarang"Rengek Reva manja

"yaudah iya, aku ganti baju dulu"

Reva bangkit untuk mengemasi barang barang nya. setelah selesai Reva berjalan mengamati setiap sudut apartemen, setiap tempat di apartemen ini menyisakan kenangan bagi Reva dan juga Rehan. mulai besok semua akan berubah. Hal baru akan terjadi.

Setelah mengganti pakaian Rehan langsung menghampiri Reva. Ia melihat Reva sedang duduk di lantai dengan tas di hadapannya. Pandangannya menatap lurus kedepan

Ia sedang melamun. Hingga sebuah pelukan membuatnya sadar

"Kamu beneran mau pulang sekarang"tanya Rehan, ia menghirup rambut Reva. Ia pasti akan merinduka aroma ini. Ia sudah terbiasa dengan adanya Reva di dekatnya

Reva mengangguk dan semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang Rehan. ia juga pasti akan sangat kerindukan aroma ini, aroma khas dari Rehan.

                                        ☘☘

"Kak Rehan" panggil Reva

Rehan mentap Reva sekilas seolah bertanya ada apa sebelum kemudian kembali memfokuskan pandangannya untuk menyetir mobil

"Tadi malam kak Rehan kemana?" tanya Reva terang terangan

"Gak kemana mana"

"Bohong"

"Ah itu beli cemilan di warung depan" jawab Rehan kikuk

"Kakak kenapa bohong?"

"Aku gak bohong Reva!"

"Aku tau tadi pagi kakak belum pulang!!"

Rehan terdiam, tak ada lagi gunanya berbohong. Reva sudah mengetahui semuanya

Mata Reva menyipit, ia tau Rehan tak ingin membahas ini tapi sebagai pacar, Reva berhak tau apa saja yang dilakukan Rehan tapi Rehan selalu saja menutupinya dengan kebohongan dan Reva sangat tidak menyukai kebohongan.

Rehan mendesah Reva memang sangat keras kepala

"Tidak semua hal dalam hidupku kamu harus tau"

"Terus selama ini kakak anggap aku apa?" kesabaran Reva sudah di ambang batas

"Aku takut kamu akan sakit hati dengan kebenaran ini, aku terlalu mencintaimu Reva" ucap Rehan mengalah

Ia sadar kalau pembicaraan ini tidak akan sampai di titik temu jika salah satu tidak ada yang mengalah

"Apa kakak kira aku bisa bahagia dengan kebohongan " Rehan memandang Reva sekilas ia dapat melihat kalau Reva benar benar ingin tau alasannya

"Kamu akan segera mengetahuinya, tapi tidak sekarang. Aku janji besok aku bakalan cerita semuanya."

"Aku maunya sekarang!"

"jangan sekarang please, kamu liat sekarang kita udah sampai di depan rumah kamu."

Benar sekali saat ini mobil Rehan sudah memasuki pekarangan dan Reva tidak menyadari akan hal itu

"Kamu yakin gak mau aku anterin sampai kedalam?"

"Gak perlu!"

"Yaudah hati hati kalo ada apa apa panggil aku, aku bakalan nuggu disini buat mastiin kalo kamu gak dijahatin sama papa kamu."  







PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang