11🍁

28 29 12
                                    


kriiiing

Suara bel berbunyi terdengar di segala penjuru sekolah SMP Nusa Bangsa.

Siswa siswi berhambur keluar kelas untuk segera pulang

"Rev, sorry banget ya gue gak bisa nganter lo pulang. Gue di suruh pulang cepet nih sama bonyok gue" ucap Ira

"Ohh, yaudah gakpapa gue bisa pulang sendiri kok"

Saat ini mereka sedag berjalan beriringan menuju gerbang sekolah

"Atau kalo lo mau gue pesenin taksi gimana?"tawar Ira

"Gak usah yaelah santai aja kali, gue juga udah biasa pulang sendiri. Eh supir lo udah dateng tu"ucap Reva menunjuk kearah mobil berwarna hitam

"Yaudah kalo gitu gue pulang duluan ya by Rev"

"by"

Reva berjalan menuju pangkalan ojek. Jarak apartemen Rehan dan sekolah Reva cukup jauh.

Saat dia sedang menyusuri jalan tiba tiba ada segerombolan preman menatap Reva dengan intens. Hingga beberapa detik kemudian preman itu berteriak memanggi namanya. Reva yang ketakutan pun berlari sekuat tenaga namun sepertinya ia kalah cepat dengan preman preman itu

Hingga sebuah mobil putih berhenti tepat di depan Reva

"Naik!" pengemudi mobil tersebut membuka jendela mobilya

Bukanya naik Reva malah menatap bingung

"Cepat Reva!" mau tidak mau Reva menurut untuk masuk ke dalam mobil putih itu. Mobil itu melaju dengan cepat membelah jalanan kota, hingga akhirnya mereka sampai pada belokan jalan apartemen.

"Kak, kita mau kemana? belokan apartemen udah kelewat," bingung Reva saat belokan apartemennya dilewati begitu saja

Tidak ada jawaban, itu semakin membuat Reva begelut dengan rasa bingung nya. Hingga detik berikutnya mobil Rehan berhenti di sebuah danau yang indah."ayo" ajak Rehan.

"Indah banget, kakak tau dari mana tempt ini" Reva mendekat kearah danau dengan girangnya

"Gak sengaja aja"Rehan melangkah mendekati Reva yang masih terpukau dengan pemandangan di depannya.

"Kamu suka?" tanya Rehan

"Lebih dari kata suka"jawab Reva dengan cengiran khasnya

"Oh ya tadi aku liat kakak ada di sekolah aku, ngapain?" lanjut Reva

"Hmm itu saya, maksudnya aku" rehan mengubah kosakatanya dari saya menjadi aku." aku berhenti jadi guru teater" sambungnya

"Hah kenapa? Terus kami semua gimana?"

"Secepatnya kepala sekolah akan mencari pengganti aku, jadi kamu tenang aja"tutur Rehan

"Emangnya kenapa sih kak rehan harus berhenti, kami itu udah nyaman banget sama pelatih kayak kak Rehan"

"Pengen fokus sekolah aja" ucap Rehan ragu, dan Reva menyadari bahwa Rehan sedang berbohong

"Kakak yakin cuman karena itu?" tanya Reva memastikan

Rehan hanya mengangguk membuat Reva semakin yakin bahwa rehan sedang berbohong

"Apa ini semua ada hubungannya sama obat yang gue temuin di kamar kak Rehan" gumam Reva dalam hati

"kakak mau kemana" sambung Reva saat Rehan tiba tiba pergi meninggalkannya

"kak tungguin, aku ikut"

Melihat ada kursi tak jauh dari tempatnya Rehan segera menduduki kursi itu kemudian di susul oleh Reva

"Nih" Reva terkejut saat sebuah es krim sekarang ada di hadapannya

"Makasih" Reva tersenyum lebar jika menyangkut makanan manis itu

"Sama sama"

"Btw kakak kok bisa tau kalo aku suka banget sama es krim"

Rehan tersenyum sembari menoleh menatap Reva

"Aku juga tau apa yang kamu sukai dan apa yang kamu benci"

"Apa?"

"Seperti namamu, kamu suka banget sama hujan tapi kamu sangat membenci kegelapan"

Keduanya diam dan saling bertatapan cukup lama

Hingga detik kemudian suara petir menggema begitu nyaringnya membuat keduanya menghentikan pandangannya. Belum sempat mereka untuk berteduh hujan sudah mengguyur dengan derasnya.

"Hujan, ayo kita cari tempat buat neduh" Reva menarik tangan Rehan

Namun Rehan malah enggan untuk berjalan membuat Reva kesal

"Ka kayo nanti kakak sakit gimana?" ulang Reva

"Hahahahaha"

Bukannya menjawab Rehan malah tertawa membuat Reva semakin kesal juga bingung

"Ih kok ketawa sih emang ada yang lucu" Reva mencebikan bibirnya kesal

"Hari ini aku akan menemani kamu bermain hujan" Rehan meraih kedua tangan Reva kemudian menaruhnya di pundak

Saat Reva ingin melepaskan tanggannya Rehan malah semakin menarik mengeratkan dekapnnya. Jantung Reva berdetak lebih cepat. Di ikuti irama hujan keduanya menari bersama seolah olah dunia milik mereka berdua

"Mulai sekarang lupakan status kita sebagai seoarang murid dan guru"

"Maksud kak Rehan?"

"Aku menyukaimu dalam waktu yang secepat ini" lirih Rehan tapi samar samar masih terdengar oleh Reva

                                 ☘

"Maaf mba mau pesan apa?" tanya seorang pelayan kafe kepada Bella.

"Coffee avocado nya 3 ya mas"

Setelah mencatat pesanan Pelayan lelaki tersebut berlalu pergi

"Bell gue denger denger lo putus ya sama Rehan?" tanya Angel sahabat Bella

"Kata siapa? enggak kok, lagian gue juga cinta banget sama Rehan"

"Gila lo ya, katanya cinta sama Rehan tapi kok selingkuh" kini Vina yang bersuara, vina juga salah satu teman Bella

"Bacot lo, kalian denger baik baik ya gue itu cinta sama Rehan dan sampai kapanpun gue gak akan putus sama dia" tegas Bella

"Terus si Rangga lo apain?"

"Hahahaha, lo fikir aja Rangga itu tajir melintir, kan sayang kalo di sia siain" ucap Bella tanpa dosa

"Matre juga ternyata lo ya, awas lo kalo suatu saat Rehan mutusin lo karena ketahuan selingkuh"

"Dia udah tau dan dia mutusin gue tapi gue gak mau"

"Uhuk uhuk"

Angle yang sedang minum pun batuk mendengar penuturan sahabatnya itu

"Putus atau enggak itu kan urusan dia, lo mana punya hak" timpal vina

"Iya sih, tapi lo pada liat aja suatu saat gue bakalan dapetin Rehan lagi gimanapun caranya" ucap Bella dengan senyum miring nya

Spam comment yukk

Follow juga instagram author@yatsm_

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang