Rehan POV'Hujan mengguyur di ibu kota di pagi hari ini masih menyisakan rintikan kecil. Dari balik jendela Apartemen. Aku melihat seorang gadis yang begitu tenang menikmati rintikan hujan yang membasahi tubuhnya. Dan ia seolah tak memperdulikan bajunya yang basah
"Dasar gadis aneh,bukanya cepat berlari malah asik sendiri,pantas saja orang tua nya menamai dia dengan Reva Talia"
'Reva Talia artinya hujan'
Gumamku sambil memperhatikanya dari balik jendela, sudah dua kali ini aku melihatnya bermain hujan. Dulu aku sempat menolongnya saat tiba tiba pingsan di pinggir jalan.
"Dorr!!"
Suara mengkagetkan itu datang di belakang punggungku
"Gila lo, kalau mau masuk ketuk pintu dulu donk, bikin kaget gue aja jantung gue hampir copot nih" ucapku sedikit geram kepada sahabatku itu
"Sorry deh,lo lagi ngapain berdiri di dekat jendela. Ya Allah lo lagi liatin cewe itu,pantesan betah di dekat jendela dingin dingin gini. Siapa sih dia gebetan lo ya." Ucapnya seolah penasaran dengan siapa yang telah ku perhatiakn
"Gebetan apaan sih ya gak lah, dia itu namanya Reva salah satu murid teater gue".
"Lo udah tau namanya, oh atau jangan jangan lo suka ya sama dia , ingat bro lo udah punya cewe," ledek ditto yang membuatku semakin geram
"Lo apaan sih,gak mungkin lah gue suka sama dia, masa iya anak SMA suka sama anak SMP. Udah ah ngapain sih lo masuk ke kamar gue. Keluar lo! Kamar gue tertutup rapat buat orang orang kayak lo."ku usir ditto dari kamar ku. Terdengar kasar memang tapi itulah kebiasaan kami. Dan akhirnya dia pun keluar. Aku kembali memperhatikan keluar jendela dan ternyata gadis itu sudah tidak ada.
Hembusan embun pagi bersatu dengan rintikan hujan
"istimewa, hujan aku kembali datang" ucap Reva sambil berhenti di tengah hujan dan menengadahkan wajahnya ke atas
"aku sangat menyukaimu hujan". Gumam nya lagi.
***
"Papaa."panggil bella mengghampiri Radit yang tengah membaca Koran
"Iya sayang ada apa?"
"Hmm aku mau minta uang boleh gak?"
Radit menaruh Koran yang ia baca, ia mengelus lengan Bella yang kini sedang memeluknya dari belakang.
"Bukannya kemaren papa baru transfer 10 juta ya?"Radit mengerutkan sebelah alisnya
"Ih papa itu udah habis buat beli perlengkapan sekolah aku."
Selalu saja urusan sekolah yang bella jadikan alasan untuk meminta uang, pasalnya dalam pelajaran Bella memang selalu lebih unggul di bandingkan dengan Reva.
"Oke nanti papa transfer"
Radit memang selalu memanjakan bella sejak kecil. Apapun yang bella minta selalu radit penuhi. Lalu Reva, tentu saja dia tidak pernah deperlakukan dengan baik oleh radit. Sebenarnya Reva juga bisa minta apa yang seperti bella lakukan tapi mungkin bukan uang yang akan Reva dapat melainkan kata kata yang menyayat hati atau bahkan tamparan keras di pipi.
Bella langsung menatap radit dengan berbinar "seriously?"
Radit mengagnggung "apa sih yang enggak buat anak kesayangan papa."
Bella memeluk radit dengan senyuman penuh kemenangan" makasasih ya pa,aku sayang banget sama papa"
Radit pun membalas pelukan bella " papa juga sayang banget sama kamu."
***
Drttttt
Di atas nakas Handphone milik Rehan berbunyi
Ia membuka room chat di line nya, ternyata dari bella kekasihnya
From bella
Re hari ini temenin aku ke mall. Gak ada kata nolak!. Nanti aku ke apartemen kamu, oke
Rehan menghembuskan nafas kesal, semakin hari sikap Bella semakin seenaknya. dia pikir Rehan adalah seorang babu yang bisa seenaknya dia suruh kapanpun dia mau.
Me; hmm
Sebenarnya rehan sudah muak dengan sikap Bella bahkan ia sudah tidak mencintai gadis itu lagi tapi saat ia ingin memutuskannya Bella selalu mengancam bahwa ia akan bunuh diri, ya mau tidak mau Rehan harus menuruti semua permintaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Teen FictionHujan tak lagi menyenangkan, petrikor tak lagi menenangkan Kenangan itu hilang, ikut tersapu air hujan. Rehan Anggoro, satu nama yang telah berhasil memporak porandakan hatinya