"Braakk!!"
Suara meja di pukul menggema begitu nyaring di dalam sebuah ruangan gedung yang cukup sepi
Hingga beberapa saat seorang lelaki pergi mendatangi empat orang di depannya yang menggunakan pakaian compang camping, sepertinya mereka adalah preman
"Dasar bodoh! " lelaki tersebut mengumpat seraya meletakan tangan nya di atas meja
"Sorry bos kita udah cari kemana mana gadis itu tapi gak ketemu" Salah satu preman tersebut memberanikan diri untuk berucap meski nadanya terdengar sedikit gemetar
"Ya kalian cari lagi, pokoknya saya mau anak itu cepat ketemu, dalam keadaan hidup ataupun tak bernyawa sekalipun!"
pria yang di panggil bos teersebut kembali berucap dengan suara yang lantang di ikuti tatapan yang tajam. Tangannya menjambak kasar rambur lebatnya sendiri seraya berteriak membebaskan emosinya. Ingin sekali ia menghabisi seluruh anak buah nya, tapi sayang ia urungkan karena ia masih bisa berfikir Sehat.
"Baik boss" ucap sekawanan preman tersebut serempak sebelum akhirnya mereka pergi dari ruangan itu.
☘
Drrrttt
Sebuah benda pipih berdering memenuhi ruangan bercorak abu abu. Tampak seorang gadis berjalan dengan langkah gontai mendekati sumber suara tersebut
"Ck siapa sih nelpon malam malam gini" gerutu gadis berambut pirang bernama ira
Nomor tidak di kenal
Ira menatap bingung layar ponselnya. Dengan ragu ragu ia mengangkat panggilan tersebut
"Iraaaaa," pekik seoseorang di balik telepon tersebut. Wajah Ira berbinar mendengar namanya di panggil, sepertinya ia mengenali siapa pemilik suara itu
"Revaaa, ini beneran lo kan?" Ira tersenyum lebar seraya menaik turunkn alisnya menunggu jawaban seorang di balik telepon
"Iya ini gue"
"Rev lo kemana aja, 3 hari gak masuk sekolah. Gak ngabarin gue lagi," cerocos Ira tanpa henti
"Oke,oke gue bakal jelasin, lo harus jadi pendengar gue yang baik"
" Hmm" Ira menanggapinya dengan gumaman
"mungkin lo sedikit gak percaya sama cerita gue tapi ini kenyataannya. Gue kabur dari rumah dan gue ngehubungin lo pakai no ini karena gue gak mau keberadaan gue dilacak sama bokap gue"
"what? Lo gak becanda kan?"
"Gue beneran"
"Terus terus! Sekarang lo lagi dimana ?"
"Gue, gue lagi di rumah kak Rehan"
"omg, lo sahabat gue yang paling ahli dalam hal ngehalu"
"dan lo sahabat gue yang paling tolol"
"lo ngatain gue tolol"
"Lo duluan ngatain gue halu"
Ira menepuk jidatnya
"Reva anaknya om Radit, gue tanya sekali lagi lo lagi dimana" bentak Ira
"Ira anak nya om Dino dengerin baik baik ya, GUE LAGI DI RUMAH KAK REHAN!" jawab Reva tak kalah membentak dari balik telepon
"santai aja kali"
"lo duluan yang mulai"
"Kembali ke pembahasan awal, kenapa lo malah nyasar ke rumah kak rehan? kenapa lo gak nginep ke rumah gue aja"
selanjutnya Reva menjelaskan kejadian yang sebenarnya, tentang bagaimana ia dan Rehan bisa ketemu, penyebab ia sampai kabur dari rumah sampai pembicaraan mereka beralih ke masalah sekolah
"Reva lo tau kan bentar lagi kita bakal lulus, kalo lo terus terusan bolos bisa gue pastiin nilai lo bakal anjlok dan itu membuat bonyok lo makin benci sama lo"
Reva terdiam sejenak, ia mencoba mencerna semua kata kata yang Ira ucapkan, apa jadinya jika ia semakin di benci oleh kedua orang tuanya. Tidak, Reva tidak akan membiarkan itu terjadi
"Tapi gue gak bawa baju seragam" tanya Reva
"Omg Reva, terus apa gunanya sahabat kalo sahabatnya nya lagi kesusahan gak bisa bantu"
di balik telepon Reva hanya bisa menyengir kuda
selanjutnya percakapan mereka berlanjut kepada pelajaran di sekolah, guru guru di sekolah hinggga kedekat Reva dengan rehan. sesekali Reva tertawa karena guyonon receh yang Ira lontarkan.
☘
Pagi pagi sekali Ira sudah di apartemen Rehan. Hari ini Reva memutuskan untuk kembali kesekolah karena jika ia banyak bolos pasti akan membuat nilainya anjlok apalagi sebentar lagi dia akan menghadapi ujian kelulusan.
"Berhenti di sini aja pak" ucap Ira kepada sang supir
" Sekarang non Reva tinggal disini ya?" tanya sang supir
"Iya bapak jangan bilang kesiapa siapa ya pak"
"Aman noon"
Dengan perasaan ragu Ira akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu
Tidak butuh waktu lama, seorang gadis keluar dengan baju piyama dan rambut yang ia cepol sembarang.
"Revaaa gue kangen banget sama lo"
Mereka berdua berpelukan saling melepas rindu. Se lebay itu memang padahal baru tiga hari mereka tidak bertemu.
" Nih baju lo, cepat ganti!"
Reva pergi meninggalkan Ira sendirian di ruang tamu
Tidak butuh waktu lama kini Reva sudah siap dengan seragamnya. Beruntungnya ukuran baju mereka sama
"Reva, kamu mau sekolah?" tanya Rehan saat melihat gadis itu memakai seragam
"Iya nih kak," jawabnya nya singkat
"Oh yaudah kalo gitu bareng saya aja" ajak Rehan
"Ira udah jemput aku," ujar Reva. Padahal sebenarnya ini adalah kesempatan bagus untuk lebih dekat dengan Rehan tapi ia tolak karena ia sudah janji dengan Ira
"oh" Rehan hanya ber oh ria. Sebenarnya besar harapan Rehan agar Reva bisa ikut dengannya.
"udah siap" tanya ira
"udah yu berangkat"
Voteeee!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Fiksi RemajaHujan tak lagi menyenangkan, petrikor tak lagi menenangkan Kenangan itu hilang, ikut tersapu air hujan. Rehan Anggoro, satu nama yang telah berhasil memporak porandakan hatinya