13. Healing

3.6K 553 45
                                    

~Happy Reading~

~Vote & Comment~

~Rawan Typo~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kondisi Joohyun sudah mulai membaik, selama beberapa hari ini ia memang menginap dirumah Seulgi karena Irene tidak mengizinkannya pulang dan tinggal sendiri selama wajah pucatnya masih ada.

Selama itu juga perlahan Joohyun semakin terbuka dengan Seulgi, ia mulai bisa berbagi sedikit demi sedikit luka lama yang dipendamnya sendiri. Ia berhasil mengurangi rasa takut itu karena Seulgi selalu berhasil memberinya kalimat-kalimat penenang.

"Joohyun ah apa kau benar-benar sudah baik-baik saja untuk tinggal sendiri?"tanya Seulgi dengan wajah khawatirnya.

Sekarang mereka sedang berada didalam mobil untuk mengantar Joohyun pulang sekaligus mengantar Irene kesekolahnya.

"Nee gwencana, aku sudah baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu aku akan menghubungimu Seulgi ya"jawab Joohyun dengan senyum tipisnya.

Selama beberapa hari mereka sudah terbiasa memanggil nama satu sama lain dengan santai seperti teman.

Ya hanya teman.

Seulgi menghembus nafas lega namun beberapa menit kemudian ia melihat ke belakang untuk melihat Irene yang sedang memainkan ponsel Joohyun melihat kartun kesayangannya sepanjang perjalanan.

"Gongjunim?"panggil Seulgi lembut karena selama beberapa hari ini gadis kecilnya enggan berbicara dengannya dan terkesan sangat dingin.

Bocah kecil itu memang keras kepala, ia masih saja marah kepada daddy nya terkait luka yang ada di wajah daddynya dan untuk sekarang luka diwajah Seulgi sudah mulai membaik, hanya sedikit warna kebiruan gelap dibeberapa bagian wajahnya yang masih sedikit terlihat.

"Hmm"gumam nya tanpa melihat kearah Seulgi.

"Pulang sekolah daddy jemput otte?"bujuk Seulgi. Biasanya setiap kali putrinya sedang mengibarkan bendera kesal padanya ia akan menjemputnya pulang sekolah dan mengajaknya kencan hingga malam.

"Shilleo! Ailin ingin pulang cama mommy caja"tolaknya ketus.

"Wae? Baby sudah tidak sayang daddy lagi hm?"tanya Seulgi memasang wajah sedihnya.

"Ne!"jawab Irene santai

Joohyun sedari tadi menahan senyumnya, karena untuk anak kecil seumuran Irene sangat lucu merajuk dan terlihat sedang menghukum daddynya.

"Padahal daddy ingin membelikan semua mainan yang Irene mau~"rayu Seulgi lagi.

Dia sangat merindukan putri kecilnya, biasanya putri kecilnya itu akan duduk dipangkuannya saat dia sedang menyetir, memeluknya ketika bangun tidur, dan mencium pipi gembulnya. Namun semua itu tak lagi Irene lakukan karena ia masih marah dengan daddynya yang tak ingin menceritakan dengan jujur darimana dia mendapatkan luka itu.

"Eohh, bukankah sebentar lagi Irene ulang tahun bagaimana kalau kita pergi ke pantai, otte?"lagi dan lagi rayuan maut yang dilontarkan Seulgi

Irene langsung menghentikankan tontonannya dan melihat ke arah Seulgi yang sedang meliriknya dari kaca.

"Ailin ingin mommy juga pelgi belsama kita daddy"jawab Irene membuat Seulgi senang karena bujukannya kali ini berhasil.

"Hmm coba tanya mommy, mau ikut atau tidak?"kata Seulgi seolah-olah kalimatnya menjelaskan Joohyun adalah istrinya dan mommy nya Irene.

The Mimic [Seulrene][End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang