adik tetangga

4.1K 248 22
                                    

"na na na~"

"cok!"


plak!

"anying! bangsat emang!" misuh yena yang udah keduduk di jalan karena tabokan yujin di kepalanya bukan main.

yujin terkekeh kemudian berjalan mendekat ngulurin tangannya, "ya maaf, lagian tau kalo gue kagetan."

"halah! untung aja ga ada orang. malu gue keduduk begini."

"udah sih, marah-marah mulu. lagian kenapa teriak-teriak?" tanya yujin begitu ngerangkul yena.

"kak lisa nyariin lo anjir! mana ngomelnya ke rumah gue lagi!"

yujin terkekeh, "padahal tadi udah ijin mau beli gorengan."

"oh lo beli gorengan? bagi mendoan dong, itung-itung permintaan maaf lo tadi."

"yeu malah malak." gerutu yujin tapi tetap mengambil mendoan dalam plastik yang dia pegang dan langsung menjejalkannya ke dalam mulut yena.

"bwamswat, thengs."

"telen dulu blok!"



































"assalamualaikum ya ahli kubur!"



brak!

"waalaikumsalam. dari mane lo perjaka jawa! ga ijin lagi! gue udah tereak-tereak ampe setan di kamar lo heran." omel lisa begitu menimpuk yujin dengan sendal.

yena sudah menertawakan yujin yang jatuh menabrak pintu.

"anj- astagfirullah hal adzim sister! mbak lisa yang ayu, tadi gue pergi beli gorengan. udah ijin tadi, tapi lo sibuk ngeliatain cowok-cowok dalem tuh layar." jelas yujin panjang, "ck. padahal dah ada suami."

"bacot. mana gorengannya?"

yujin menghela napasnya terus mengelus dadanya mencoba sabar.

"astagfirullah, habis di timpuk, di palak pula. nih! ambil nih! tapi sisa tahu isi."

"ih kok sisa tahu isi? dah tau gue tempe lovers, dah ah ambil balik."

"ga bersyukur banget heran."

"udah sini gue aja yang ambil." sahut yena langsung menyomot tahu isi dalam plastik itu.

yujin langsung terduduk sambil nendang-nendang udara. kesel karena gorengannya abis gitu aja. ya gimana, dia baru makan 3 mendoan tadi. sisanya di makan yena semua. padahal tadi isinya ada molen juga.

"kok di abisin sih anjing! bagi kek!"

"mau gue muntahin lagi? btw, mbak, ijin beresin data operasi yak!" ucap yena langsung nyelonong ninggalin kedua kakak-adik itu.

"hess jan, manusia magadir. apa? katanya tadi manggil-manggil?" ketus yujin ke lisa.

lisa terkekeh, "dih galak bener. lo ga ada jadwal kan hari ini? ntar sore jam 4, anterin brownies ke rumahnya kak eunbi ya. adeknya mau dateng."

"ya Allah mbak, ini jam 1 siang."

"iya daripadi gue lupa ngasih tau."

"adek?" tanya yujin dengan melototin matanya begitu sadar.

"hooh, kenapa?"

"wonyoung kah?"

"wuih, masih inget lo?"

"ya inget lah! ini beneran kan?"

"ya iyalah anjing, ngapain gue boong. btw pamit ye, gue pulangnya malem banget. assalamualaikum!" ucap lisa langsung nyelonong pergi sambil menggandeng jas putihnya.

"ya, waalaikumsalam!"

"bilang ke yena jangan berantakin meja kerja gue!"

"iya!"




















"woi blok!"

"xianying apaan." misuh yujin sambil ngucek matanya karena masih mengantuk.

"astagfirullah brader. lo sendiri yang bilang bangunin jam 3.59." jawab yena masih nepukin muka yujin. "ashar dulu sana."

"udah bangun astagfirullah! ngapa lo tepukin terus sih."

"oke."

yujin masih menggerutu terus pergi ke depan ninggalin yena yang sibuk dengan kertas-kertas sama telponnya. yujin akhirnya shalat ashar dulu.

habis itu, yujin berdiri di depan teras. ngedarin pandangannya yang kemudian terfokus ke taksi mobil yang terparkir di depan rumah tetangganya, mba eunbi.

mata yujin menyipit mencoba lihat siapa itu. padahal kacamatanya ada dia tenteng.

"aih bego banget, kacamata di tenteng doang." gumam yujin ke dirinya sendiri sambil pakai kacamata yang daritadi cuma dia tenteng.

tidak lama yujin melihat cewek rambut hitam panjang turun dari mobil itu dengan ransel besar.

"itu wonyoung ya?" gumam yujin lagi.

cewek itu pakai hoodie hitam, celana jeans robek-robek dan sneakers vans. jangan lupakan masker hitam sebagai pelengkap. rambutnya di ikat cepol berantakan.

wonyoung itu teman kecilnya dan mereka berpisah saat umur yujin 12 tahun dan wonyoung 10 tahun.

"eh? bukannya wonyoung dulu cewek banget? perasaan dulu pakenya rok selutut mulu, sekarang celana kuli."

yujin mengidikkan bahunya ga peduli terus kembali ke dalam ngambil brownies.



























tok tok

"assalamualaikum!"

"waalaikumsalam, masuk aja jin!" teriak eunbi karena pintu emang ga di tutup.

"oke."

yujin segera buka sendalnya terus duduk di kursi ruang tamu.

"cari mbak eunbi ya?"

yujin menoleh ke arah suara yang manggil dia. yujin terdiam menatap cewek yang turun dari mobil tadi. tatapannya datar ke yujin. bisa yujin pastikan itu wonyoung, teman kecilnya. tapi, agak beda.

"e-engga juga, cuma mau kasih brownies aja." ucap yujin sambil nunjuk piring berisi brownies yang udah dia taruh diatas meja.

"oh ok." jawab wonyoung berniat pergi lagi.

"lo lupa gue, won?"

wonyoung mengangkat alisnya bertanya-tanya, "iya? lo siapa?"

"astagfirullah kit hati gue. yujin oi."

"wat?!" wonyoung langsung mukulin bahu yujin begitu inget temen kecilnya itu.

"eh anying, jangan dipukulin." keluh yujin.

"weh, ga nyangka gue! lo macho banget sekarang. kerja jin?"

"emang dulu ga macho? dokter bedah saraf gue."

"dulu lo gemulai, tapi wuih keren lo sekarang. kasih diskon temen ya kalo ntar berobat."

"karepmu wae, lo kerja?"

wonyoung mengangguk, "desainer interior."

"nah, sabi tuh benerin kamar gue biar rapih dikit."

"dah temu-kangen toh." sahut eunbi sambil langsung nyomot brownies di meja.

"btw nyong, lo agak tomboy ya sekarang?" tanya yujin.

wonyoung menggaruk-garuk kepalanya terlihat bingung sendiri.

"ga cuma tomboy." sahut eunbi.

"hm?" tanya yujin.

"belok dia." sambung eunbi.

"weh congornya lancar bener." sahut wonyoung.

"untung sih masih ada sisi ceweknya tapi tetep belok." sambung eunbi.

yujin mengerutkan alisnya, "hah?"

wonyoung menggaruk tengkuknya bingung. "y-ya gitu."














tbc.

kasih lurus ; annyeongz (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang