hubungan

814 105 10
                                    

wonyoung meregangkan tubuhnya begitu keluar kantor. sekitarnya sepi karena sudah jam 7 malam. jam kerja biasanya cuma sampai jam 5.

tiin

"mba wonyoung ya?"

"ojek ya?"

"iya mba. saya habis beli cincin dulu, makanya agak lamaan."

wonyoung terkekeh kemudian segera memasuki mobil itu, "kok ga bilang kalo mau jemput?"

"kan tadi pagi gue yang anter, masa pulangnya sendiri." jawab yujin sambil menunggu wonyoung memakai sabuk.

"lo belum makan kan?" tanya yujin yang di jawab anggukan wonyoung, "mau makan di mana?"

wonyoung mengerucutkan bibirnya sambil berpikir, "lagi pengen pempek."

"pempek? di mall?"

"gue ga tau tempat pempek di mana."

"oke lah."

mereka berdua kembali diam. keadaan tidak canggung karena mereka sudah dekat.

tapi beda dengan yujin. yujin daritadi mengetuk stir dengan telunjuknya sambil menggigit bibirnya gugup. baru kali ini dia gugup gara-gara wonyoung. pasti pengaruh wejangan dari yena tadi sore.

yujin pengen confess. yujin pengen akuin perasaannya sebelum terlambat. kalau bisa mah, yujin mau lamar aja wonyoung sekarang.

tapi masalahnya yujin takut di tolak wonyoung. dan takut kalau ternyata wonyoung suka sama haruto. atau takut kalau nanti hubungan persahabatan mereka renggang.

yujin menarik napasnya dalam,

"nyong."

"jin."

mereka berdua terkekeh.

"lo duluan." ucap yujin.

"ga sih, gue mau tanya aja, besok haruto nyampe jam berapa?"

yujin menoleh sejenak sambil tersenyum tipis, "ga tau juga."

"tinggalnya berapa lama?" tanya wonyoung lagi.

yujin mengeraskan rahangnya kemudian berdeham pelan, "ga tau. tanya aja sendiri."

wonyoung mengangguk segera membuka hp nya. "oh iya, lo tadi mau ngomong apa?" tanya wonyoung sambil menatap yujin karena lampu merah.

yujin menatap wonyoung lama kemudian menarik senyumnya hingga menunjukkan dimplenya, "ga ada, lupain aja."

"ish, bikin penasaran."

"lo suka haruto?" tanya yujin tiba-tiba.

wonyoung mengernyitkan alisnya, "ha? apaan dah. gue cuma nanya doang, ga berarti suka ya."

yujin mengangguk, "yaudah, gue buat pertanyaan baru deh. lo target nikah umur berapa?"

wonyoung terkekeh, "lo nanyain itu? lo sendiri?"

"gausah ngeledek ya."

"ehm, sebelum 30 lah."

"bentar lagi lo 30 kan? kalo ga dapet calon gimana?"

"ya, mungkin minta di jodohin aja sama ayah. kenapa? lo berminat?"

"kalo lo mau sih, ayok."

"a-apasih." wonyoung mendorong wajah yujin sambil mengalihkan pandangannya.

yujin meraih tangan wonyoung kemudian menggenggamnyam. menaruh tangan mereka di atas paha yujin.

wonyoung cuma diam karena canggung juga kalo tiba-tiba di lepasin.

"gini bentar ya." ucap yujin.






















wonyoung menggelengkan kepalanya melihat piring yujin. pempek yang ada di piring yujin itu 4. wonyoung udah eneg sendiri liatnya.

"lo serius makan 4?" tanya wonyoung.

"iya lah. lo aja yang diare, makan pempek kok 2."

"sembarangan, ini mah porsi umum. lo porsi obesitas."

yujin terkekeh kemudian meraup wajah wonyoung, "bacot ah, tinggal makan aja."

mereka akhirnya duduk damai berdampingan makan pempek. suasana damai ga berlangsung lama karena ada aja tingkah yujin yang buat wonyoung ngomel-ngomel.

yujin nyaman begini. bercanda yang seperti vibe anak muda yang terkena friendzone.

yujin tau umurnya bukan untuk main-main lagi. tapi dia nyaman begini. dia takut membuat suasana canggung. dia takut membuat wonyoung menjauh darinya.

sekitar 20 menit duduk untuk makan malam, mereka yang awalnya memutuskan untuk pulang, berbelok arah menuju gramedia karena permintaan wonyoung.

wonyoung berjalan lebih dulu menyusuri rak-rak di sana. yujin hanya mengekor sambil tersenyum sendiri melihat wonyoung. serem sebenernya.

"buat apa beli gituan?" tanya yujin.

"buat referensi aja, soalnya gue di suruh buat desain sofa."

yujin mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya. tangannya mengambil buku yang berisi kutipan-kutipan. tidak jauh dari posisi wonyoung. tangannya kemudian membuka buku yang memang tidak di plastik itu.

wonyoung menoleh, "lo suka baca gituan?"

"dulu sih, jaman sma." jawab yujin, "lo suka?"

"iya, dulu sering baca di amrik."

yujin mengangguk kemudian kembali fokus dengan buku yang baru dia temukan. tidak lama, terdengar kekehan dari yujin.

"kenapa?" tanya wonyoung.

"ada kutipan yang lucu aja."

"bacain." pinta wonyoung sambil menatap wajah yujin.

yujin berdeham sebentar sebelum membaca, tapi malah di tertawakan wonyoung.

"gaya lo, deham-deham." ejek wonyoung.

"anjir, biar keren dikit!"

"yaudah-yaudah lanjut."

"cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan. lucu kan?"

wonyoung mengernyitkan alisnya. lucunya dimana?

"lucunya mana anjir?"

yujin terkekeh, "lucunya, kita bisa ada di hubungan itu."




















tbc.

tripel eak

kasih lurus ; annyeongz (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang