wonyoung sedang berkaca di toilet. haruto katanya menunggu di luar.
mereka tadi juga sudah makan. sudah beli baju. sudah jalan-jalan juga. dan jam sudah menunjuk angka 8 lewat.
wonyoung senang tentunya sudah jalan-jalan dengan pacarnya. walau dia sadar jelas kalau dia menganggap haruto sebagai teman dekat.
tapi, melihat yujin yang cuek dengannya tadi, mungkin wonyoung harus mencoba membiasakan diri dengan haruto? mungkin?
wonyoung akhirnya berjalan keluar begitu selesai dengan liptintnya.
begitu melihat haruto, wonyoung berbalik badan lagi dan menyembunyikan dirinya tidak jauh dari haruto.
kenapa?
karena haruto keliatan mengobrol akrab dengan seorang cewek. bukan cuma itu, mereka keliatan menggenggam tangan satu sama lain.
wonyoung ga mau nethink dan cuma melirik mereka diam-diam. siapa tau saudara jauh kan?
wonyoung membelalakkan matanya melihat pemandangan di depannya.
cewek itu mencium pipi haruto.
wonyoung berniat menghampiri mereka berdua tapi tangannya di tahan.
"tunggu 5 detik."
wonyoung menoleh mendapati yujin yang memegang tangannya.
"kalo mereka tetap akrab, berarti ada yang salah." sambung yujin.
wonyoung menurut dan tetap mengawasi haruto dan cewek itu. mereka tetap mengobrol seperti tidak ada yang terjadi.
"pulang sama gue." ucap yujin langsung menarik tangan wonyoung.
wonyoung menurut saja karena dia benar-benar terkejut dengan haruto tadi.
yujin membawa wonyoung menuju basement dimana mobilnya terparkir. menyuruh wonyoung masuk sementara dirinya membuka bagasi mobil untuk menaruh belanjaan titipan lisa.
tapi wonyoung masih diam saja tidak bergerak. dia masih berdiri di samping mobil sambil menunduk.
yujin menghela napasnya kemudian berjalan mendekat lalu membukakan wonyoung pintu, "masuk."
wonyoung menggeleng kemudian menatap yujin, "lo tau dia siapa?"
"gue jelasin di jalan."
wonyoung mengangguk kemudian segera masuk ke mobil. yujin juga segera berjalan menuju kemudi.
"gue sama ruto sma nya sama." ucap yujin memulai percakapan setelah beberapa menit hening.
"gue tanya cewek tadi." potong wonyoung.
"cewek tadi temen sma kita. jihan namanya. ruto, gue, ama dia temen deket dulu. ya tau lah, persahabatan cowok-cewek ga lengkap kalo ga jatuh cinta. lebih tepatnya ruto ama gue suka sama jihan."
"ruto bisa di bilang gerak lebih gercep, gue milih ngalah. mereka pacaran, putus karena ldr tapi tetep punya hubungan baik sebagai mantan. dan sekarang dia balik buat kerja di kantor yang sama dengan lo."
wonyoung masih ga mengerti, "tapi- mereka? kenapa si jihan cium haruto sih?"
"jihan ga mau putus. haruto juga. mereka bisa di bilang masih sayang karena putusnya cuma karena ldr."
wonyoung menghela napasnya sambil menopang dagu menatap keluar jendela. kecewa sebenernya. tapi dia ga begitu sakit hati.
"lo ga kecewa?" tanya yujin tiba-tiba.
wonyoung menoleh sambil menggeleng. "ga terlalu."
mereka akhirnya kembali diam.
"hubungan kita--" ucap wonyoung tiba-tiba.
"kita ga ada hubungan apa-apa, nyong. kalo lo mau gue tekanin, kita cuma temen."
wonyoung mendengus, "iya gue ngaku salah karena ga dengerin lo waktu itu. tapi kenapa lo harus ngehindar sih, jin?"
"gue ga ngehindar."
"gue emang ngehindarin lo awalnya. dan setelah lo nyadarin gue, gue berusaha minta maaf. tapi malah lo yang lanjut ngehindarin gue. kena-"
"because i love you!"
yujin membanting setirnya menepikan mobil. menatap wonyoung yang terlihat terkejut.
"i love you!"
"and you don't love me back!"
"you start a relationship with my cousin! i feel guilty if keep close to you! and now, you ask me to not avoid you? did you realize that you're giving me hope?"
wonyoung tidak menjawab apa-apa. dia masih terkejut dengan pengakuan yujin. baru tadi dia di kejutkan dengan haruto dan jihan. sekarang dengan pengakuan yujin?
yujin menghela napasnya mengembalikan pandangannya ke kemudi, "forget it, let's just go home."
yujin menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. dia juga diam tidak mengatakan apa-apa setelah pernyataannya tadi.
sementara wonyoung, dia juga ikut diam. dia masih bingung dengan pernyataan yujin. itu beneran kah?
yujin mengantar wonyoung sampai benar-benar di depan rumahnya. tapi wonyoung masih diam di tempatnya.
"udah sampe." sahut yujin.
"did you mean it?"
"lupain. bisa turun? gue capek tadi kerja."
wonyoung akhirnya turun dari mobil yujin setelah tadi mengucap terimakasih. dia langsung membuka pintu tidak lupa dengan salam.
ayah dan bunda yang duduk di ruang keluarga, bertanya macam-macam kenapa wonyoung pulang larut. wonyoung menjawab seadanya dan langsung menuju ke kamarnya.
wonyoung membanting dirinya di kasur. mengecek hp nya begitu mendengar notifikasi pesan.
kiriman foto dari yujin.
sekedar foto haruto dan jihan tadi.
wonyoung menutup hp nya dan memilih membersihkan badannya dulu. entah kenapa dia lebih kepikiran tentang yujin di mobil tadi.
setelah mandi, wonyoung berjalan turun menuju ruang keluarganya dan mendapati eunbi di dapur dan hyewon di ruang keluarga. sepertinya orangtuanya sudah masuk ke kamar tadi.
wonyoung berjalan menuju dapur dan duduk di meja makan tepat di depan eunbi.
"kenapa dek?" tanya eunbi peka dengan raut wajah wonyoung.
wonyoung masih diam. memikirkan pengakuan yujin tadi. apa yujin tadi serius? atau cuma sekedar perjanjian lainnya dengan eunbi?
"pamali ngelamun." sahut eunbi.
"janji yujin ke mba apa aja selain lurusin gue?"
eunbi yang tadi memotong apel kemudian menatap wonyoung, "gue jelasin ya, jangan marah ke yujin."
wonyoung cuma mengangguk.
"gue awalnya minta yujin buat lurusin lo lagi, nanti dia gue kasih hadiah apa aja kalo berhasil. dan ya, dia berhasil. waktu gue tanyain hadiah, dia bilang ga usah. katanya ikhlas nolong lo. jadi ya cuma itu aja, dia ga salah."
wonyoung diam sambil memainkan kukunya, "beneran?"
"ya iyalah."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
kasih lurus ; annyeongz (end)
Fanfictiondibelokin aja susah, apalagi dilurusin kan? ... genderbender ! harsh words, non-baku 'asgjpdlmn