bersih

782 120 26
                                    

yujin lagi bersenandung ria sambil bolak-balik kertas yang dia pegang. moodnya lagi naik aja hari ini dan dia berniat jenguk pasien-pasiennya.

yujin membuka hp nya sesekali mengecek, siapa tau ada notif dari wonyoung. soalnya tadi pagi, dia meninggalkan wonyoung ketiduran di sofa habis shalat subuh. itupun karena wonyoung menolak di gendong yujin.

tidak mendapat notif apapun, karena jomblo, akhirnya yujin memasukkan kembali hp nya. matanya menangkap potongan kejadian yang membuatnya marah.

yujin segera berjalan ke arah wonyoung yang pergerakannya di kunci minju.

yujin menarik keras tangan wonyoung sambil menatap minju tajam. "mau apa?"

"e-engga ini, tadi--"

"maaf, menurut peraturan rumah sakit menuliskan untuk tidak melakukan hal senonoh."

"tapi tadi kita ga ngapa-ngapain, jin." sahut wonyoung.

"walau kalian tidak melakukan apa-apa, orang tidak akan mudah percaya begitu aja, melihat postur tadi. jadi untuk mencegah kesalahpahaman lainnya, silahkan anda pergi, atau saya dan wonyoung yang pergi." jelas yujin. ya postur tadi cukup membuat ambigu karena minju menkabedon wonyoung.

wonyoung sudah merinding sendiri mendengar yujin yang menggunakan bahasa baku sepenuhnya. pergelangan tangan wonyoung masih di pegang yujin.

minju yang melihat tangan wonyoung kemudian terkekeh pelan, "jadi ini alasan lo nolak gue? karena lo udah ada cowok?"

wonyoung cuma diam karena yujin menyuruhnya bersembunyi di belakangnya.

yujin mendekat ke arah minju, "saya tidak akan ikut campur masa lalu anda. tapi saat ini, detik ini, dan sekarang, wonyoung sudah memutuskan untuk kembali ke jalan yang dia anggap benar dan meminta bantuan saya. jadi ada baiknya anda diam dan membiarkan wonyoung berjalan."

minju menggeram menatap yujin tidak suka.

yujin kemudian tersenyum ramah hingga matanya membentuk garis, "anda cukup cantik. pasti lelaki yang menjadi pendamping anda kelak adalah lelaki yang paling beruntung. kalau begitu, saya dan wonyoung pamit. assalamualaikum."

yujin berjalan melewati minju sambil menarik tangan wonyoung.

"lo siapanya wonyoung?" ucap minju agak keras.

"saya?" tanya yujin balik.

"yujin, udah." ucap wonyoung sambil memegang genggaman yujin.

yujin terkekeh, "saya calon imam wonyoung."




























wonyoung daritadi diam menggoyang-goyangkan gelasnya. tidak berani menatap yujin yang juga ikut diam. wonyoung tau yujin kecewa karena tidak mendengarkan saran dan perintahnya.

"ngapain ke rumah sakit?" tanya yujin datar sambil meminum kopinya.

"m-mau nganter makan siang."

"mana?"

wonyoung segera merogoh tasnya dan mengelurkan tupperware berwarna biru.

yujin mengangguk, "makasih. gue makan nanti habis dzuhur."

wonyoung kembali diam.

"kenapa bisa ketemu minju?"

wonyoung menghela napasnya, "m-maaf, jin. tadi ga sengaja lewat doang, trus gue juga gatau tiba-tiba dia nabrakin gue ke tembok gitu. gue ngaku salah, gue minta maaf." jelas wonyoung sambil mengerucutkan bibirnya.

kasih lurus ; annyeongz (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang