kabar

662 104 6
                                    

jam menunjuk angka 9 pagi hari jumat ini. yujin sedang duduk bersila di ruang tengah. di depannya ada wonyoung yang sedang mengocok dadu. di antara mereka ada papan monopoli.

"lo ga kerja nyong?" tanya yujin.

"ntar sore, anterin ya? lo ke rumah sakit jam 2 kan?"

"anter kemana?"

"ke tempat kak kura. nanti gue kasih liat maps."

"oke-oke."

"YES!" teriak wonyoung senang. dadunya menampilkan bidik 6. "dapet 12 wlee."

yujin tertawa mengejek balik wonyoung, "berhentinya di rumah gue! bwahaha!"

"anjing, mana mahal banget lagi. bangkrut asu."

yujin sudah berdiri joget-joget sambil mengejek wonyoung, "yeye, dapet hukuman! yeye!"

wonyoung mendelik sambil misuh-misuh sendiri.

"udah! apa hukumannya?"

"ntar aja gue mikir dulu."


"WOI LO BEDUA SANA!"

yujin dan wonyoung menoleh sambil mengernyit heran. taeyong lari sambil ke arah mereka sambil lempar 2 lembar uang 100 ribu.

"suruh ngapain anjir?" tanya yujin.

"ke indomaret! udah sana cepet!"

"iya beli apa? yakali ke indomaret bilang 'mba beli'."

"anjir, beli apa ya? gue juga lupa." taeyong menjentikkan jarinya terlihat berfikir.

"bego sangat." sahut wonyoung.

"AH! test pack! yang mana aja yang penting terpercaya!"























"lo tau macem-macem mereknya?" tanya yujin. mereka berdua sudah ada di depan indomaret. tapi belum masuk.

"ya mana gue tau. kan belum pernah beli."

"duh, gimana dong. lo yang beli ya?"

"lah kok gue?"

"gue malu anjir. di kenal sebagai dokter yang jomblo fisabilillah, tiba-tiba beli test pack. jelek ntar reputasi gue."

"ya terus gue gimana? masa baru pindah 4 bulan lalu tiba-tiba beli test pack. ntar di sangka anak yang engga-engga gue."

mereka berdua masih berdebat siapa yang bakal beli.

"lo berdua ngapain anjir? debat kok di tempat umum." sahut yena sambil melewati mereka.

"bang! tunggu. sekalian beliin test pack ya?" sahut yujin sambil menahan tangan yena.

"test pack buat ap- HAAA??! lo berdua--?"

plak!

"goblok anying! ya kaga lah!" misuh wonyoung, "ini bang taeyong yang minta."

yena memegang kepalanya sambil ngangguk-ngangguk, "ooh, ya beli sendiri lah! amanah woi!" ucapnya dan langsung pergi ninggalin yujin wonyoung.

yujin mendecakkan lidahnya sebal, "berdua aja lah!" ucapnya dan langsung menarik tangan wonyoung.

mereka akhirnya berdiri di depan kasir berdampingan. indomaret emang lagi sepi.

"ekhm." yujin berdeham sambil membuang pandangannya ga mau menatap mba kasir.

wonyoung ikut membuang pandangannya sambil bersenandung.

"ya? cari apa?" tanya mba kasir heran.

wonyoung menyenggol lengan yujin. yujin malah menyenggol balik lengan wonyoung.

yena di rak snack sudah terkekeh melihat tingkah 2 sejoli itu.

"j-jadi gini mba, ekhm. mba tau mba lisa ga? itu loh yang tinggal di komplek xx nomor 9, yang suaminya tentara." ucap wonyoung.

"bodoh ih, malah basa-basi." bisik yujin.

"ya dari pada ga ngomong?"

"em, mba lisa ya? saya tau kok. jadi cari apa ya?" potong mba kasir.

"jadi gini mba, berdasarkan kondisi dan gejala-gejala fisik yang beliau alami, sepertinya beliau hamil deh mba. jadi, untuk mengecek benar atau salahnya, kita sebagai adik yang baik, mau bantu dengan beli test pack. ada rekomendasi mba?" jelas yujin panjang lebar.

mba kasir sudah tertawa pelan sambil menunduk mengambil test pack yang yujin maksud.

"bangsat, malu-maluin." bisik wonyoung.

"elo juga tadi pake basa-basi."

"rekomendasi saya yang ini ya, mas. soalnya paling mahal."

"iya itu aja, berapaan mba?" tanya yujin.

"117 ribu."

"makasih." ucap mereka berdua usai membayar.

mba kasir terkekeh, "terimakasih, selamat datang kembali."


"anjir, ga lagi deh ketemu mba nya." ucap wonyoung.

"iya anjir, malu banget heran. tau gini gue pake topeng tadi."


























yujin dan wonyoung duduk di ruang tengah menunggu hasil test packnya lisa. ga tau kenapa mereka juga ikut gugup.

"gue jadi ngebayangin anjir, gimana ntar kalo gue jadi suami." ucap yujin.

wonyoung meraup wajah yujin, "banyak gaya lo. urus ponakan jauh aja ga bisa."

"iya sih, parah emang."

"gimana kalo hari minggu kita jagain anak kecil?"

"anaknya siapa anjeng?"

"anaknya kak kura. kemarin dia nanya, bisa nitip anak apa engga, soalnya mau ke luar kota seharian."

yujin mengangguk antusias, "sabi tuh! sekalian evaluasi."

wonyoung terkekeh, "makanya cari calon."

"emang lo mau cepet-cepet?"

"ha?"





"WOI ANJENK--eh astagfirullah, 2 GARIS BIRU WOI!"

"wah bener mba?" tanya yujin.

lisa mengangguk, "ya kali prank."

"cie jadi orangtua nih, selamat bang, selamat mba." ucap wonyoung sambil memeluk lisa yang berdiri di belakang taeyong.

"asiik, jadi om."

"oh iya, jin." panggil lisa.

"ya mba?"

"haruto mau dateng lagi, lusa. jadi kamar tamu lo beresin ya?"

yujin melirik wonyoung sejenak sebelum akhirnya mengangguk, "jam berapa dia dateng?"

"ga tau. nanti juga nyampe sendiri."

















tbc.

kasih lurus ; annyeongz (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang