yujin melakukan pekerjaannya seperti biasa. melakukan pemeriksaan, membesuk pasiennya, mengetes dokter magang, dan sebagainya. dia harus profesional.
"yujin."
yujin menoleh, "bang yen? tumben kesini."
"lagi istirahat." jawab yena sambil menatap yujin serius, "lo gapapa?"
yujin mengerutkan keningnya, "iya. sehat aja."
"wonyoung jadian sama haruto kan?"
yujin terdiam. kemudian terkekeh sambil tersenyum ke arah yena, "itu nanti aja lah. kerja."
"gue ga mungkin kesini cuma nanya itu doang."
yujin mengangguk segera menatap yena.
"ada yang nungguin di bawah." ucap yena, "gue ke tempat yuri, ya. babay."
yena segera berjalan meninggalkan yujin. yujin segera mengecek hp nya, siapa orang yang menunggunya sudah mengechatnya duluan tapi tidak dia baca.
yujin mengidikkan bahunya kemudian segera turun.
yujin menghela napasnya kemudian berjalan mendekat ke arah cewek yang sudah duduk di kursi tunggu.
"assalamualaikum?" ucap yujin.
wonyoung mengangkat kepalanya segera berdiri. membuka tasnya kemudian menyerahkan kotak bekal ke yujin.
"waalaikumsalam. dari mba lisa ya."
yujin mengangguk, "makasih."
wonyoung kemudian berbalik berniat pergi tapi ujung bajunya di tahan yujin.
"gue minta maaf. tapi sumpah, gue ga ma-"
"gue sibuk, jin." potong wonyoung. "haruto udah nungguin di depan."
yujin mengeraskan rahangnya tapi tetap tersenyum ke arah wonyoung sampai matanya membentuk sabit.
"ya udah. btw selamat dengan haruto."
"makasih, duluan."
yujin memperhatikan wonyoung yang menjauh. menatap bekal yang di berikan wonyoung tadi.
yujin awalnya merasa bersalah ke wonyoung. tapi sekarang dia marah. wonyoung tidak mau mendengarkannya dan karena itu dia marah.
"percuma, kalo lo ga mau denger gue."
"yujin?"
yujin yang masih fokus dengan monitor di depannya cuma berdeham menanggapi nako.
"makan dulu."
yujin mengangguk, "bentar, nanggung."
"dikandani kok ngeyel buanget." omel nako, "nek kowe lara sapa lek ganteni kerjamu? aku ta?"
yujin terkekeh mendengar jawanya nako yang keluar, "iya mas, iyaa. nih, makan. jenengan sampun dhahar?"
nako ikut terkekeh, "udah tadi. gue ke depan kalo gitu."
yujin masih terkekeh melihat punggung nako yang keluar ruangannya. pandangannya kemudian mengarah ke kotak bekal yang ada di samping komputernya.
tangannya bergerak mengambil kotak bekal itu. yujin mengangkat kotak itu, berusaha memperhatikan tiap inci dari kotak itu.
yujin mengidikkan bahunya segera memakan bekal itu. tangan kirinya terangkat untuk menelepon lisa.
"assalamualaikum, mba di mana?"
"waalaikumsalam, di rumah nonton tv, ada taeyong di samping. kenapa nelpon? bukannya lagi jam kerja?"
"engga, nanya aja, kan lo hamil. btw, makasih bekalnya, baru gue makan."
"gue ga nitip bekel, astaga. lo dapet dari siapa? jangan-jangan racun?"
"ha?"
"malah he-ho sendiri, gue ga mau misuh-misuh ya. lo dapet bekel dari siapa? ada bau-bau anehnya? jangan nerima sembarangan."
"gue dapet dari wonyoung."
lisa terdengar menghela napasnya di ujung sana, "astagfirullah, kirain dapet dari gojek."
"y-yaudah deh, gue matiin ya."
"yow, lain kali jangan telat makan, masa jam 3 baru makan."
"iya-iya bawel, assalamualaikum."
yujin memperhatikan nasi goreng di depannya.
"pantesan. lagian mba lisa mana demen beli tupperware, bekelin gue aja pake tupperware jaman sd."
wonyoung mengangguk-ngangguk mendengar jawaban nako.
"ya udah deh kak. gue pergi dulu, di tungguin haruto kayaknya."
"lo pacaran sama haruto kah?"
wonyoung terdiam sambil tersenyum tipis. "ya gitu." jawabnya.
nako terkekeh, "kirain bakal jadian sama yujin, soalnya nempel mulu."
wonyoung tersenyum canggung, "ga ada yang bisa nebak ya?"
"tapi kenapa lo nanya ke gue tentang bekel? bukannya lo bisa chat aja?" tanya nako.
wonyoung menelan salivanya sambil menatap sekitar. "kita lagi marahan."
"o-oh, cepet baikan ya, kalian. ya udah sana gih, di tunggu haruto kan?"
"iya, duluan ya kak."
wonyoung akhirnya berdiri menuju halaman depan rumah sakit tempat dia memarkirkan motornya. sebenarnya dia datang dari siang tadi, sendirian. dia menunggu di taman rumah sakit selama 4 jam, sendirian.
wonyoung dan haruto memang merencanakan untuk jalan-jalan sebelum haruto di panggil oleh rekan kerjanya secara dadakan.
dan karena wonyoung tidak ada kerjaan, maka dia memutuskan membuat bekal untuk yujin, sebagai permintaan maaf ke yujin karena membuat suasana tidak enak kemarin.
namun entah kenapa semua berjalan tidak sesuai ekspetasinya. rasa gengsi dan kesalnya kembali naik melihat wajah yujin. karena itu, dia memutuskan cepat-cepat saja memberikan bekal pada yujin.
wonyoung tau kalau dia juga salah bersikap cuek dengan yujin. tapi dia masih marah dengan yujin karena 'ngasih lurus' dia dengan embel-embel hadiah.
dan karena itu, wonyoung tidak berpikir 2 kali saat haruto menembaknya. karena wonyoung marah, dia ingin membuktikan pada yujin, kalau dia tidak jatuh pada sikap humble yujin. terkesan bodoh dan gegabah memang.
terlalu bodoh sampai wonyoung jadi bimbang sendiri. dia sadar dia masih suka dengan yujin. jadi, apa yang harus dia lakukan nanti?
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
kasih lurus ; annyeongz (end)
Fanfictiondibelokin aja susah, apalagi dilurusin kan? ... genderbender ! harsh words, non-baku 'asgjpdlmn