yujin duduk di depan teras sambil memakan ciloknya tadi. pandangannya teredar ke sekelilingnya yang rame.
"jin, tadi lo ketemu wonyoung ya?"
yujin cuma berdeham menjawab haruto. sebenarnya yujin berusaha menghindari haruto karena tidak mau meluapkan marahnya.
"kemarin lo yang nganter wonyoung pulang kan? dia nge-chat lo?" tanya haruto lagi.
"engga, gue yang ngajak pulang."
"eh? kenapa?"
yujin diam tidak menjawab. jujur, dia marah. kenapa, katanya.
"gapapa. dia kayak ngilang gitu kemarin. entah dia yang ngilang atau lo yang sibuk sama orang lain." jawab yujin jelas menyindir, "gue duluan ya. tadi subuh di chat bang yen."
yujin langsung meninggalkan haruto yang terdiam. entah dia kesindir apa engga, yujin ga mau makin emosi dan memilih meninggalkan sepupunya itu.
"yujin!"
yujin menoleh sambil mengangkat alisnya membalas panggilan hyewon.
"sini bentar!"
yujin menurut, "kenapa bang?" tanya yujin begitu masuk.
"eunbi buatin kue, katanya suruh coba."
"wuih, rejeki nih."
"jangan lupa bayar, sob."
yujin mendecih. tangannya kemudian beralih mengambil kue yang udah di potong-potong.
"lagi senggang ya mba?" tanya yujin.
"ya gitu deh." jawab eunbi, "bawa pulang beberapa, kalo mau."
"wah, sip-sip. makasih mba."
hyewon memutuskan masuk ke kamarnya meninggalkan yujin dan eunbi berdua.
eunbi juga memutuskan pergi ke halaman belakang yang jadinya meninggalkan yujin sendirian di ruang keluarga.
"assalamualaikum!"
"waalaikumsalam!" jawab yujin, "mba! ada tamu nih! oh, ruto."
haruto segera duduk di samping yujin. tangannya juga langsung mengambil kue di depan karena itu memang maksud kedatangannya.
"jin." panggil haruto.
"ya?"
"kemarin si wonyoung mau-mau aja di ajak pulang sama lo?"
yujin menghela napasnya. kenapa haruto membahas itu terus sih?
"ga awalnya. gue yang maksa." jawab yujin berbohong.
haruto mengangguk, "kenapa ga wa gue? kan lo tau gue pacarnya."
yujin menutup matanya sambil memegang pangkal hidungnya.
yujin kemudian menoleh sambil tersenyum ke arah haruto.
"kalo selingkuh hati-hati makanya. kan jadi ketahuan."
"ha?"
"udah jelas kan?"
haruto diam sambil menelan salivanya. "wonyoung tau?"
"wonyoung tau?" ulang yujin, "lo pikir lah anjing! jadi laki kok brengsek! kalo lo punya tanggung jawab, minta maaf, bukan tanya ketahuan apa engga!"
haruto menatap balik yujin yang sudah berapi-api.
"kalo gue selingkuh, lo yang nganterin pacar orang itu apa?"
yujin mengerutkan alisnya, "gue sahabat wonyoung, anjing! ya mana gue tega ngebiarin sahabat gue di sakitin orang lain!"
haruto diam. dia tidak ada alasan untuk memojokkan yujin.
"2 kali, bangsat! 2 kali!" teriak yujin sambil berdiri menunjuk haruto.
"y-yujin udah." sahut wonyoung pelan. cewek itu menghampiri yujin sambil menarik lengan baju yujin.
"maaf." ucap yujin sambil mengalihkan pandangannya, "makasih kue nya, gue pulang dulu."
wonyoung menahan yujin dengan menarik baju yujin.
"haruto, kita putus."
haruto cuma diam sambil menunduk.
wonyoung tersenyum manis, "makan aja dulu kue nya. jadi, jin, lo mau kemana?"
yujin dan wonyoung duduk di ayunan taman bermain komplek mereka. jam sudah menunjuk angka 10 pagi dan taman itu lagi sepi karena ini masih hari sekolah.
mereka berdua daritadi cuma diam sambil berayun di ayunan.
wonyoung masih merasa bersalah ke yujin.
begitu juga dengan yujin yang masih ga mau bicara.
"jin."
"nyong."
bayangkan secanggung apa mereka sekarang.
"lo dulu." ucap yujin.
"ekhm, jadi.. maaf. gue gegabah."
yujin berdeham. tangannya terangkat menepuk puncak kepala wonyoung. dia wajar-wajar saja kalau wonyoung bertindak tanpa berpikir 2 kali karena dari dulu wonyoung memang ceroboh.
"iya, gue tau lo ceroboh."
wonyoung menatap yujin sambil berkaca-kaca.
"hey, lo kenapa?" tanya yujin sambil terkekeh. kalau begini, rasanya dia melihat wonyoung yang baru pulang sekolah dan nangis karena penghapusnya hilang.
"maaf. gue ga tau kalo ternyata gue butuh lo." ucap wonyoung, "bodoh banget malah nerima haruto. ga mikir lagi. udah pokoknya gue bego banget."
"emang bego kan?" goda yujin.
wonyoung mendecih, "ish, lagi suram juga! jadi jelek kan suasananya!"
yujin terkekeh, "ga usah sedih-sedihan. muka lo jelek kalo nangis ntar. mending senyum aja."
wonyoung makin cemberut. yujin langsung meraup muka wonyoung.
"giliran gue ya?" tanya yujin. wonyoung cuma mengangguk.
"maaf tadi gue marah-marah."
"dih, masa itu doang."
"mau apa lagi?"
wonyoung terlihat berfikir, "lo ga mau tembak gue?"
"ha?"
"ga jadi, gue ngelantur." jawab wonyoung malah jadi malu sendiri.
"ya udah, lo mau nikah sama gue ga? biar besok gue manggil ayah buat dateng."
"apa?"
yujin sekali lagi meraup wajah wonyoung, "mau ga?"
"y-ya tapi kan- ga kecepetan?"
yujin terkekeh, "ya udah, mau kapan?"
wonyoung menelan salivanya susah. yujin mengajaknya menikah? yang benar saja?
yujin tersenyum manis melihat wajah wonyoung, "gue ga mau pacaran. tapi kalo menurut lo kecepatan, bilang ke gue kalo udah siap."
wonyoung menunduk, "tapi.."
"udah ah," potong yujin, "mending lo bantuin gue dulu."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
kasih lurus ; annyeongz (end)
Fanfictiondibelokin aja susah, apalagi dilurusin kan? ... genderbender ! harsh words, non-baku 'asgjpdlmn