apa

675 100 19
                                    

wonyoung lagi main hp nya sambil berjalan masuk rumah. dia habis dari indomaret dengan haruto tadi.

"assalamualaikum." ucap wonyoung pelan.

"waalaikumsalam!" teriak penghuni rumah yang bikin wonyoung istigfar sendiri.

wonyoung segera berjalan ke arah ruang keluarganya. di sana ada ayahnya, bundanya, eunbi, hyewon, dan yujin. ayahnya, hyewon, dan yujin keliatan main kartu. bundanya dan eunbi lagi mengobrol.

"loh? ayah sama bunda dari kapan di sini?" tanya wonyoung sambil salim dengan bunda dan ayahnya.

"baru kok." jawab bunda, "kamu habis dari mana?"

"indomaret tadi, bun. adek ke kamar dulu, jangan di abisin kacangnya!" ancam wonyoung ke hyewon.

"astagfirullah iyaa!"

wonyoung menyengir dan langsung berjalan menuju kamarnya.

wonyoung sekedar memakai skincare routine di kamarnya. takutnya kalo nanti-nanti malah kelupaan. sesudah itu, dia berjalan lagi keluar kamar, berniat gabung di ruang keluarga.






"jadi menurut kamu, si wonyoung gimana, jin? udah lurus belum?" tanya ayah. ortu mereka memang sudah tau tentang rencana meluruskan wonyoung.

"ga tau juga sih, yah. tapi menurut yujin, udah agak lurus sih. sekarang liatnya cowok cakep mulu." jawab yujin.

"berarti lo berhasil dong?" celetuk hyewon.

"ah iya," sahut eunbi, "karena lo berhasil, jadi lo minta hadiah apa?"







"hadiah?" potong wonyoung.

mereka semua menoleh ke arah wonyoung yang berdiri di dekat tangga.

wonyoung menggeleng dan langsung berlalu kembali ke kamarnya.

yujin langsung berdiri, berniat menghampiri wonyoung. tapi terlambat. wonyoung sudah menutup pintu dan menguncinya.

yujin sudah mengetuk-ngetuk pintu wonyoung, "nyong, gue jelasin dulu ya?"

wonyoung yang ada di dalam kamar cuma menenggelamkan wajahnya di bantal.

wonyoung masih ga nyangka kalau yujin berniat 'meluruskan'nya dengan embel-embel hadiah. itu berarti, wonyoung seperti syarat suatu hadiah bukan?

"nyong, buka dong?" pinta yujin masih mengetuk pintu wonyoung.

wonyoung menggeleng sambil bergumam, "ga. lo jahat."

"nyong?"

wonyoung lagi-lagi ga menghiraukan itu. dia jadi berpikir, apa berarti yujin cuma berpura-pura mendekatinya?

karena wonyoung suka yujin.

apa berarti yujin ga merasa seperti apa yang dia rasa? apa berarti yujin cuma 'baperin' aja?

wonyoung jadi jengkel sendiri. dia memutuskan tidur dan biarin pintu itu di ketok terus menerus.

yujin di luar ruangan sudah putus asa. sekitar 20 menit dia memanggil wonyoung tapi wonyoung ga menjawab apa-apa.

jam sudah menunjuk angka 9. ga baik bertamu selarut itu.

yujin menghela napasnya, "gue ngaku salah, tapi tolong denger dulu. tapi karena gue ga bisa liat lo secara langsung, kita bicarain besok kalo ada waktu ya? gue pamit. selamat malam."

yujin akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

"udah bicara?" sahut hyewon yang duduk di sofa.

"belum, dia ngunci kamar." jawab yujin, "elo sih, mba." tuding yujin ke eunbi.

"maaf, lagian gue gatau dia ada di situ. tapi jadi ga hadiahnya?" tanya eunbi.

yujin menggeleng, "engga, gue tulus bantuin wonyoung. btw, pamit ya. ke om sama tante juga."

"iya, nanti di sampein." jawab eunbi.

"assalamualaikum."

"waalaikumsalam."



















"mba?"

"oit?"

"haruto mana?" tanya yujin.

"di kamar."

"oh, oke." yujin langsung berjalan menuju kamar tamu tempat haruto.

yujin tadinya mau mengetuk dulu, tapi entah kenapa tangannya langsung membuka pintu.

"harutooooo."

haruto yang lagi tengkurap menoleh ke arah yujin. hp nya menunjukkan wajah wonyoung yang tertawa di seberang sana.

"ketok dulu kek anying." ucap haruto.

yujin terdiam melihat wonyoung. yujin agak heran karena sepertinya tadi wonyoung sedih? yujin mendekat ke arah haruto masih menatap wonyoung. "boleh bicar--"

"matiin dulu ya, har. gue kayaknya di panggil mba eunbi."

haruto mengangguk dan segera menutup video call itu.

yujin menghela napasnya pelan kecewa, "sejak kapan vc an?"

"hm? udah setengah jam-an sih." jawab haruto.

"tiap malem kah?"

"yaa, hampir."

"lo suka wonyoung?"

haruto terkekeh kemudian mengubah posisi tubuhnya jadi menatap langit-langit kamar.

"ga tau deh. suka ga ya?"

yujin mendecih pelan kemudian berdiri. berniat kembali ke kamarnya.

"yowes, tak balek." ucap yujin.





















































🤟🤪

yujin sedang memakai sepatunya di teras. jam menunjuk angka 6 pagi dan sekitaran rumahnya masih sepi.

"lo naik apa ngab?"

"anj- astagfirullah! bisa ga sih ga usah ngagetin?" keluh yujin ke taeyong yang duduk sambil menyeduh kopi.

"ya maap." jawab taeyong, "jadi lo naik apa? mobil atau motor?"

"mobil, kenapa emang?"

"gapapa sih. tadi katanya si ruto mau pake motor."

yang dibicarakan akhirnya keluar. haruto terlihat meregangkan tubuhnya dengan senyuman yang merekah.

"kunci motor gue di atas meja kerja ya." sahut yujin, "emang lo mau kemana? biasanya juga gojek."

haruto tidak menjawab tapi menyengir lebar.

taeyeong yang ngeliat itu sontak menabok wajah haruto dari samping. takutnya kesurupan.

haruto mengeluh, "apasih anjing, main tabok-tabok aja."

"ya elo senyum-senyum gitu ngeri."

haruto kembali menyengir, "gue lagi seneng nih, nanti mau jalan-jalan."

"sama siapa?" tanya yujin.

"wonyoung."

"kemana?" sahut taeyong.

"ga tau juga deh. kalian ga penasaran kenapa gue jalan bareng dia? ok, jadi tadi malem abis yujin keluar kamar, gue jadi mikir, apa gue suka wonyoung ya? akhirnya gue chat deh, gue jder. eh, di terima. seneng banget astaga."


















tbc.

kasih lurus ; annyeongz (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang