Heyoo!
Apa kabar?Ehew.
Part kali ini agak² eh. Wkwk
Siapin comment yang banyak ya!😅🤣🤣****
Melihatnya adalah keinginanmu sejak lama. Namun, kala pertemuan itu menyapa, bahkan pada posisi yang tak terhalang apapun. Anehnya, keinginan itu tak jua tercapai.
****
Hari ini hari jum'at. Itu artinya, hari libur yang ditungu-tunggu letah tiba. Yah, di pesantren pada umumnya libur di hari jum'at, bukan minggu.
Libur di hari jum'at di pesantren Nurul Huda bukan berarti benar-benar libur. Kekosongan waktu itu diisi dengan kerja bakti. Membersihkan pekarangan asrama, kelas maupun majelis tempat mereka berkumpul.
Seperti hari ini contohnya. Para santriwati tengah disibukkan membersihkan pekarangan asrama mereka masing-masing. Dengan dipantau beberapa osima tentunya.
Namun, berbeda dengan Hauraa. Yang lain tengah sibuk berbagi tugas, sedangkan dia malah sibuk menata diri di depan cermin. Menggunakan gamis yang elegan pula. Apa-apaan ini?
Sella yang sedari tadi memerhatikan ulah Hauraa pun akhirnya mendekat. Lelah dia melihat ulah Hauraa. Kesal juga mungkin. Yang lain pada sibuk bersih-bersih. Gadis itu malah sibuk berdandan. Ada-ada saja.
"Heh!" Bukan Sella, melainkan Aisha yang protes. Bagaimana tidak? Dengan santainya Sella berlalu mendekati Hauraa dan memberi sapu yang sedari tadi di tangannya kepada Aisha tanpa aba-aba. Tentu Aisha kaget.
"Kita ini lagi kerja bakti, bukan mau kondangan," ucap Sella tanpa memedulikan protesan Aisha. "Harus banget kerja bakti pakai gamis begitu?" sambungnya lagi sambil menatap gamis yang Hauraa kenakan.
Hauraa menoleh menatap Sella yang juga menatapnya. Kemudian ia juga menatap santriwati yang lainnya, yang ada di sekitar mereka. Benar saja, pakaian mereka benar-benar berbanding jauh. Hauraa memakai gamis yang elegan, sedangkan yang lain? Hem, bahkan ada yang memakai daster. Seketika Hauraa menyengir.
"Aku masih waras kok." Tidak ada yang mengatakan bahwa ia tidak waras. Hanya saja, pandangan mereka seakan mengatakan bahwa Hauraa telah salah kostum. Hal itu tentu saja membuat Hauraa menjawab demikian.
"Yang ngata kamu gak waras siapa?" tanya Sella. "Kondisiin kostumlah intinya." Sella berbalik sembari mengambil kembali sapu yang ia berikan secara tiba-tiba pada Aisha tadi.
"Hauraa! Ustadzah Layla sudah menunggu," lapor salah satu santriwati. Membuat Hauraa mengangguk.
"Etts, Ustadzah Layla?" Sella mencegah langkah Hauraa.
"Kamu mau pergi bareng Ustadzah Layla?" Aisha yang sedari tadi diam pun akhirnya membuka suara. Tidak tahan juga dia diam terlalu lama.
"Iya."
"Kok bisa?" tanya beberapa santriwati yang ada di sana secara bersamaan.
Yah, beginilah adanya. Ketika salah satu dari mereka di ajak ustadzah mereka bepergian, mereka pasti shock. Iri juga. Semua santri pasti ingin berada di posisi itu. Saat kita sudah dekat dan menjadi kepercayaan salah satu ustadz atau ustadzah, pasti kita akan selalu dibawa kala beliau bepergian. Baik pada acara tabligh Akbar atau hanya sekedar jalan-jalan. Menyenangkan bukan?
Selain niatan untuk mengabdi dan mencari barokah sang guru, mereka juga berharap akan dikenalkan dengan santri atau alumni pesantren. Bukan berharap, tetapi pada umumnya memang begitu. Karena, tak jarang dari mereka yang mengabdi pasti berujung dijodohkan dengan alumni atau kenalan ustadz itu, yang notebate-nya orang berilmu. Uh, menggemaskan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [ On Going ]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] WARNING‼️ Mengandung kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaan. Ambil positif buang negatifnya‼️ ¥ Seorang gadis yang mendapatkan perjodohan di masa SMAnya. Seorang pria tampan kebanggan pesantren. Sedang jauh seb...