Jangan lupa tekan bintang bawah di pojok kiri ya.
------
Cinta memang mampu merubah segalanya. Merubah menjadi lebih buruk maupun lebih baik.
Tergantung nasib berpihak pada bagian yang mana.*****
"Cepet-cepet kumpul! Bentar lagi Bu Dona dateng," teriak Galang, ketua kelas 11 IPA 1
Sesuai perintah, siswa maupun siswi kelas 11 IPA 1 tersebut pun segera mengumpulkan buku tugas mereka masing-masing.
"Tunggu" teriak seorang gadis. Sontak semua mata tertuju padanya. Yah, siapa lagi jika tidak Charlina Cralisya Moon.
"Apaan dah yang di kumpul?" Semua mata yang awalnya tertuju padanya kini telah teralihkan. Beberapa dari anak kelas terlihat menghembuskan nafas. Ada juga yang terlihat geram.
Sifat pelupa Charlina mulai timbul.
"Tugas fisika sama bu Dona," jawab Galang.
"WHAT?" pekiknya. Dengan kepanikan yang luar biasa ia segera merogoh tasnya. Dicarinya buku tugas fisika miliknya.
"Mati gue." Tangannya menepuk jidatnya. Seketika ia menoleh ke arah Hauraa.
"Ra, hehe," cengirnya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Punya gue udah gue kumpul ama Galang," jawab Hauraa yang tahu maksud dari cengiran Charlina.
"Yah, jahat lo ama gue. Contekin dulu kali, baru dikumpul." Tangannya menghempas buku tugas fisika miliknya yang sama sekali belum terisi.
Seisi kelas hanya melihat tak niat. Mereka sudah biasa melihat tingkah Charlina yang seperti ini.
"Kan tadi malem lo cari tuh buku. Gue kira lo udah ngenyalin. Ya udah, gue kumpul aja," jelas Hauraa seadanya.
"Ya 'kan tadi malem gue tidur bego." Kedua tangannya sudah menempel di pinggang. "Lo kira gue bisa nulis sambil tidur? Hah?" Nyolot ae terus Char, ampek tuh urat leher putusss.
Hauraa memilih diam. Benar atau salah, tetaplah ia yang akan disalahkan Charlina.
"Woii, sepatu gelang. Siniin buku Hauraa!" pintanya tak santai. Sang ketua kelas pun menoleh.
"Enak aja manggil gue sepatu gelang. Nama gue Galang. G A L A N G," sahutnya menekan satu persatu huruf namanya.
"Ahhh serah. Siniin buku sahabat gue!" pintanya lagi.
"Enak aja. Tugas yang sudah dikumpul tidak diperbolehkan diambil kembali," sahutnya meniru ucapan Dona.
"Omongan lo udah kek Buu Donat ae. Udah tinggal kasih, gitu aja kok repot." Tangannya terulur meminta buku yang ia maksud.
"Gak! Kalau mau nyontek lo bisa nyontek ama yang belom ngumpul." Ya, Galang memang tidak pernah mempermasalahkan anak kelasnya menyontek. Namun dengan catatan, tidak menyontek tugas milik anak kelas yang telah dikumpul.
Charlina menatap Galang dengan garang. Galang adalah salah satu makhluk yang sangat ia benci di kelas ini. Selain sikapnya yang sok berwibawa, Charlina juga muak melihat Galang yang selalu cari muka di depan para guru.
"Put," panggilnya pada gadis berkacamata bulat yang duduk di samping mejanya. Lalu, yang dipanggil tersebut pun menoleh.
"Pinjem buku lo!" Belom sempat sang pemilik buku menjawab, Charlins telah merampas buku tersebut.
"Eh Char, itu jawaban punya aku salah," katanya hati-hati.
"Kalau salah kenapa masih mau ngumpul yang ini bego?" tatapnya tajam. Sedang yang ditatap pun menunduk, jangankan untuk menjawab, sekedar membalas tatap saja ia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [ On Going ]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] WARNING‼️ Mengandung kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaan. Ambil positif buang negatifnya‼️ ¥ Seorang gadis yang mendapatkan perjodohan di masa SMAnya. Seorang pria tampan kebanggan pesantren. Sedang jauh seb...