32. Pelukan Singkat

89 41 195
                                    

Tak mau kalah, Kenny juga balas menatap Hauraa. Mata keduanya saling beradu. Berlangsung beberapa menit, hingga terhenti oleh helaan dan senyuman Hauraa.

"Aku sayang kamu."

--------

Dug

Jantung Kenny berdesir. Matanya memicing menatap Hauraa. Sangat kentara kekagetannya. Apa? Sayang? Apa ia sedang berhalusinasi? Oh, Tuhan. Tolong,  jangan biarkan ia berkhayal sekarang. Ini bukan saatnya. Ini tidak lucu.

"Aku sayang kamu," ulang Hauraa sembari tersenyum. Melihat ekspresi wajah Kenny saat ini, ia sagat ingin tertawa. Lucu, batinnya.

Kenny maju selangkah. Mempertipis jarak diantara keduanya. Matanya masih setia menatap lekat manik Hauraa. Sedetik kemudian, seulas senyum terbit di bibirnya. Oh, tampan sekali.

"Gue gak salah denger?" tanya Kenny memastikan.

Demi apapun, ia bingung dengan ucapan Hauraa yang secara tiba-tiba. Ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bukankah Hauraa sedang marah padanya? Lantas, kenapa malah mengucapkan kata sayang?

Bersamaan dengan itu, Kenny juga senang. Senang banget malahan. Ceileh, Bang.
Bagaimana tidak? Dari awal mereka menjalin hubungan, Hauraa tidak pernah mengatakan kata sayang atau sejenisnya. Dan sekarang? Oh, Kenny benar-benar bahagia sekarang.

Hauraa tersenyum menanggapi pertanyaan Kenny, lalu mengangguk. Dan seketika itu juga Kenny memekik girang. "Yes."

Hauraa tergelak. Cukup sudah. Ia tidak bisa lagi menatahan tawanya yang sedari tadi memaksa ingin unjuk diri. Wajah dan reaksi Kenny sangat lucu sekaligus menggemaskan baginya.

Melihat Hauraa tertawa renyah, membuat Kenny semakin girang. Sontak ia menarik Hauraa kedalam pelukannya. Woiii, bukan mahrom, hikss.

"Gue lebih sayang sama lo, Ra," ucapnya sambil mendekap tubuh Hauraa.

Mendapatkan perlakuan secara tiba-tiba tersebut, membuat Hauraa kaget dan tertarik dengan mudah. Membuat kepala yang berbalut hijab tersebut menubruk dada bidang Kenny. Awww.

Dug

Jantung Hauraa bedetak sangat kencang. Perlakuan Kenny membuat jantungnya seakan berlari. Oke, ini berlebihan.

Menyadari apa yang telah terjadi, dengan cepat Hauraa menarik tubuhnya menjauh dari Kenny. Matanya menatap Kenny dengan nyalang. "Astaghfirullah," ucapnya dalam hati.

Melihat perubahan ekspresi Hauraa, membuat Kenny menautkan kedua pangkal alisnya. "Salah lagi," batinnya.

"Maaf. Gue refleks tadi. Gak nyadar, hehe," ucap Kenny sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Hauraa tak bergeming. Ia memghembuskan napasnya gusar. Dasar cowok, baru dibilang sayang aja udah main peluk-peluk ae. Halalin dulu atu. Wkwk

"Lo gak marah sama gue?" tanya Kenny mencairkan suasana.

Mendengar pertanyaan tersebut, Hauraa melirik Kenny tajam. Mulai ngelunjak nih, bocah.

BIRU [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang