Brukk
"Maaf gak sengaja," ujar seseorang merasa bersalah.
Plakk
Satu tamparan melayang dan mendarat tepat di pipi kiri Kenny. Tanpa buang-buang waktu, Hauraa pun bangkit dari duduknya dan meninggalkan Kenny yang masih memegang pipi kirinya yang terasa sedikit nyeri.
Seketika, matanya menatap tajam seseorang yang membuatnya terjungkal, juga yang mengakibatkan ia mendapat tamparan manis.
"Elah, santai ae tuh muka, Bro. Jan serius amat liat gue 'nya. Ntar naksir 'kan brabe." Tak ada raut ketakutan yang terpancar dari wajahnya.
"Brengsek lo." Kenny mendorong pundak lawan bicaranya kasar.
Untung sahabat. Jika tidak, sudah dapat di pastikan tonjokannya mendarat dengan sadis.
"Gimana rasanya di gampar ama cewek alim, enak gak?" tanya pria itu sedikit menahan tawa.
"Lo ngapain juga main nyenggol-nyenggol gue?" tanya Kenny kesal. "Kebo mana?" lanjutnya lagi.
Lagi marah juga masih sempat-sempat aja nanya. Dasar Kenny!
"Lah, gregett gue liatnya. Mau cium aja pakek kebanyakan mikir. Yodah gue dorong, biar cepet sampek sasaran. Haha." Ia tertawa tanpa dosa.
"Tuh anak ondel-ondel mah, ada. Gak bakalan ilang. Biasa molor di kelas," lanjutnya di sela tawanya.
Ets tunggu!
Anak ondel-ondel katanya? Emang ondel-ondel punya anak?"Siapa juga yang mau cium tu cewek. Kalau gak tau apa-apa gak usah ikut campur. Dasar pea' lo. Cium aja yang ada dalam otak lo," sahut Kenny tanpa berniat menanggapi keberadaan Kebo.
"Lah, biasanya juga main nyosor ae."
"Ini beda kali, Yan. Dari penampilan aja lo bisa liat dia bukan sembarang cewek kayak yang lain."
"Lagian, lo juga sih. Cari target yang model begitu. Dapat apaan coba? Kesenggol dikit aja udah main gampar." Ia tak habis fikir dengan sahabatnya yang satu ini.
"Mending ama yang lain. Noh, banyak juga yang ngantri mau ama lo. Semenit doang juga mereka mau. Gosah ama tuh cewek sok alim. Se enak jidat aja main gampar. Enak dapat tuh sosoran. Ini kena juga kagak."
Wah Kenny yang digampar, kok malah Riyan yang kesal ya?
"Gak. Gue harus dapetin tuh cewek."
"Buseeetttt. Apa untungnya coba? Gak guna, yang ada lo bakal dapat karma mainin yang modelan begitu. Do'anya bakal di jabah pasti ama Tuhan," ujar Riyan mencoba mengingatkan.
"Takut? Sejak kapan lo percaya ama karma?"
"Elah, gini-gini gue juga percaya ama tuh atu kata. Denger 'nya aja gue merinding." Riyan bergidik ngeri.
"Makanya gue cari target yang nakal-nakal asik gitu. Biar kalau udah gue sakiti, tuh do'a dia gak di jabah ama yang kuasa," lanjut Riyan lagi.
Tau dari mana si Iyan? Sok tau ih.
"Masih aja mainin cewek. Tobat Bro! Bentar lagi kiamat," ujar Kenny menepuk pundak Riyan seraya beranjak pergi.
"Apa? Tobat? gak salah denger nih?" tanya Riyan memperjelas ucapan Kenny.
Bingung!
Satu kata yang mewakili Riyan saat ini."Woi, lo gak lagi kesambet kan?" tanya Riyan sedikit berteriak.
"Udah, stop mainin cewek! Cari yang serius sono, entar karma beneran datang," sahut Kenny tanpa menghentikan langkahnya.
Sedang Riyan masih diam di tempat tanpa berniat untuk mengejar Kenny. Dia masih tidak habis fikir sahabat laknatnya itu bisa mengucapkan satu kata terlaknat itu. Jangan salah faham! Kata terlaknat di sini hanya berlaku bagi Kenny and friends.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [ On Going ]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] WARNING‼️ Mengandung kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaan. Ambil positif buang negatifnya‼️ ¥ Seorang gadis yang mendapatkan perjodohan di masa SMAnya. Seorang pria tampan kebanggan pesantren. Sedang jauh seb...