Haiiii, apa kabar?
Gimana tahun barunya? Menyenangkan?
Semoga iya ya🤗Gak kerasa udah tahun 2021 aja ya. Masih belum percaya, waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru aja kemarin 2020, eh sekarang udah 2021 aja🙂
Gimana sama judulnya? Wkwk
Cusss lah, jan lupa tinggalin jejak ya 😉
-------
Hari terus berlalu, tak terasa sebulan sudah Hauraa tinggal di pesantren. Itu artinya, sebulan sudah ia meninggalkan keluarga, teman, sahabat dan Kenny tentunya.
Tidak ada keluhan atau semacamnya. Hauraa menjalani hari-harinya dengan ikhlas. Sesekali ia menelfon kedua orang tunya, sekedar untuk melepas rindu dan bertukar kabar.
Charlina? Baru saja dua hari yang lalu Hauraa menelfon sahabatnya itu. Ia memang sengaja menyatat nomor Charlina untuk persiapan kala ia merindukan sahabatnya itu.
"Ra, ini bener lo? What?! Lo apa kabar? Huaaa. Gue kangen, lo, sumpah. Hikss, lo kapan balik? Hikss." Hauraa tersenyum mengingat teriakan heboh Charlina kala ia menelfonnya. Belum lagi Charlina menangis. Sepertinya, sahabatnya itu benar-benar merindukannya. Charlina benar-benar merasa kehilangan.
"Ra, lo pindah lagi aja ya. Please, gue gak sanggup pisah sama lo. Hikss, otak gue berasa mau pecah, capek gue mikir mulu. Gak ada yang bisa gue contekin, huaaa." Lagi-lagi Hauraa tersenyum sembari menggeleng.
"Kamu kenapa?" Hauraa buyar dari lamunannya dan refleks menatap ke sumber suara.
"Eh, Aisha. Tidak apa-apa," sahut Hauraa tersenyum kikuk.
"Aku hanya mengingat sahabatku," ucap Hauraa kala Aisha menatapnya ragu. Sedetik kemudian Aisha tersenyum.
"Kau pasti merindukannya." Hauraa mengangguk. Yang dikatakan Aisha memng benar, Hauraa merindukan Charlina.
"Kantin ayok. Laperr," ajak gadis berbaju kaos lengan pendek. Mulutnya terus mengunyah kripik singkong yang sedari tadi ia pegang. Kakinya ia biarkan lurus di atas bantal.
"Kau tuli?" tanya Aisha.
"Aku lapar," jawabnya sambil terus mengunyah kripik singkongnya.
"Harus betapa kali aku katakan? Di sini tidak diperbolehkan mengenakan baju berlengan pendek. Dan ini juga," ucap Aisha menunjuk kaki gadis tersebut. "Di sini tidak diperbolehkan mengenakan celana apa saja Sella. Apa lagi joger."
Gadis yang diketahui namanya Sella tersebut pun memutar bola matanya malas. Lalu menarik kakinya untuk bersilah. Ia sudah bosan mendengar ucapan seperti itu.
"Sudah berapa kali baju dan celanamu disita? Kau tidak jera?" Kali ini bukan Aisha yang bertanya, melainkan Hauraa.
Sela memperbaiki posisi duduknya, kemudian meneguk air mineral yang ada di sampinya. "Gampang. Tinggal beli lagi," jawabnya santai.
Hauraa mendelik tak percaya. Oh, gadis satu ini sungguh tidak memikirkan betapa sulitnya untuk mendapatkan uang. Lihat saja, ia tidak akan segan untuk membeli apa saja yang ia inginkan. Tentang uang, santai.
"Kalau abis ya minta lagi, lah. Buat apa punya duit kagak di gunain. Ntar bank penuh ama duit ortu doang, kasian yang lain kagak bisa nyimpen uang di bank." Begitulah katanya.
"Udah ayok!" ajaknya. Tangannya meraih jilbab rabbani berukuran S yang ia biarkan tergeletak di lantai. Kemudian memakainya secara asal.
Aisha menggeleng-geleng melihat tingkah Sella. Begitu juga dengan Hauraa. Sella dan Aisha sudah menjadi teman akrab sekaligus teman sekamar dan sekelasnya. Dua gadis tersebut memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [ On Going ]
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] WARNING‼️ Mengandung kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaan. Ambil positif buang negatifnya‼️ ¥ Seorang gadis yang mendapatkan perjodohan di masa SMAnya. Seorang pria tampan kebanggan pesantren. Sedang jauh seb...