Sebelum lanjut baca, Yaya mau ngucapin makasih dulu.🤗
Makasih atas kesediaannya buat luangin waktu kalian yang berharga hanya sekedar baca cerita gaje Yaya😫
Dari yang dukung Yaya dari part BIRU ini masih dikit, sampek sebanyak ini😱
Dari yang baca dan selalu tinggalin jejak 😍
Juga yang cuma baca tanpa vote & comment ( maaf, Yaya gak nyinggung kok. Seriuss✌️)
Sampai ada yang dm Yaya, dan ngakuin kalau selama ini dia jadi silent reders. Dan sekarang aktif ninggalin commentnya😍Untuk readers yang aktif maupun yang sillent. Yaya sayang kalian😍💙
Tanpa dukungan dari kalian, Yaya gak mungkin bisa sampai sejauh ini😭Makasih banyak-banyak pokoknya buat kalian yang selalu dukung dan pantengin BIRU 💙
Udah, cuma mau ngomong itu.
Kepanjangan yak?
Maafkuen, lah kalau begitu🤣✌️Cussss baca👇
--------
Acara ziaroh telah berakhir. Ditutup dengan acara makan bersama di cafe terdekat. Kemudian mereka memutuskan untuk kembali ke pesantren. Kini, Hauraa pun sudah tiba di kamar asramanya.
Usai berbenah, Hauraa duduk di ranjang miliknya. Kemudian merebahkan tubuhnya di kasur tipis yang telah ia duduki. Sekedar melepas lelah katanya.
"Huh, hari ini aku kecewa." Sella bersuara dari keheningan yang tercipta.
Yah, Hauraa tengah berbaring untuk melepas penat. Aisha tengah menggenggam kitab majmu', tentu saja gadis itu sedang menghafal. Sedangkan santriwati lainnya yang sekamar dengan mereka juga melakukan hal sama dengan Aisha. Tetapi, ada juga yang tengah melipat pakaian. Tidak ada yang bersendau gurau seperti biasanya. Mungkin mereka pada lelah sehabis kerja bakti tadi siang.
"Bagaimana ziarohnya, Ra?" tanya Aisha. Entah sejak kapan netranya menatap Hauraa yang tengah berbaring. Kitab majmu' yang tadinya terbuka pun sudah ia tutup.
"Ya begitulah." Hauraa menjawab lirih tanpa mengubah posisi berbaringnya.
Aisha terkekeh. "Ada apa? Kau terlihat kurang menikmati perjalanan ini."
"Hem." Hauraa hanya bergumam.
"Kau ini. Tidak bersukur," cibir Aisha sambil terkekeh. Tentu dia tidak benar-benar mencela Hauraa.
Hauraa bangkit dari posisi rebahannya. Kemudian ia duduk menghadap Aisha yang masih saja tersenyum. Ada apa dengan gadis itu? Senyum saja dari tadi!
"Bagaimana aku bisa menikmati perjalanannya? Sedangkan untuk sekedar bernapas saja aku susah." Hauraa cemberut, membuat Aisha kembali tertawa. Kali ini gadis itu tidak hanya tersenyum. Dia benar-benar tertawa.
"Kenapa? AC bisnya tidak ada?" Aisha bertanya di sela tawanya. Apa hubungannya susah bernapas dengan AC? Huh, salahkah jika Hauraa menganggap Aisha tengah mengejeknya?
"Di bis, aku dan Ustadz Zain duduk satu kursi," ucap Hauraa cemberut. Masih kesal ternyata dia.
"WHAT?!" Sella yang sedari tadi diam sehabis mengatakan, bahwa ia sedang kecewa pun akhirnya berteriak histeris. "BENERAN?"
Hauraa terkesima beberapa saat. Sella baru saja mengagetkannya. Dasar gadis payah. Ia benar-benar telah jatuh hati pada Zain sepertinya. Lihat saja! Buktinya, hanya mendengar namanya saja ia sudah kaget dan berteriak sehisteris itu.
"Ngarang pasti," sambung Sella seraya kembali pada posisi awalnya. Duduk di ranjangnya sembari menangkup dagunya menggunakan ke dua telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU [ On Going ]
عاطفية[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] WARNING‼️ Mengandung kata-kata kasar. Harap bijak memilih bacaan. Ambil positif buang negatifnya‼️ ¥ Seorang gadis yang mendapatkan perjodohan di masa SMAnya. Seorang pria tampan kebanggan pesantren. Sedang jauh seb...