14. DH|| Terpaksa ikut

178 21 1
                                    

Dear diary ..

Tolong sampaikan lewat angin sepoi-sepoi yang menerpa mas Fatih kalau Hasnah benci sebenci-bencinya. Pokoknya Hasnah kesel!

||Diary Hasnah||

___________

Hasnah membanting buku diary coklat berukuran sedang ke atas ranjangnya setelah kembali menyoretkan kalimat kesal tentang Fatih di atas kertas putihnya. Kedua tangannya melipat di atas dada dengan bibir mengerucut menahan kesal.

Hasnah mendengus, melihat koper kecil bergambar beruang coklat di depannya membuat Hasnah kembali teringat Fatih. Fatih benar-benar membuatnya kesal! Sangat!

Bukan hanya di sekolah, bahkan sampai di rumahpun Fatih tetap memaksanya lewat bunda Humairah. Fatih menelpon Humairah menyuruhnya agar mengijinkan Hasnah ikut berkemah, dalam hitungan detik Humairah langsung mengijinkan apalagi tahu kalau Fatih siap menjaga Hasnah dan berjanji akan mendidik Hasnah agar bisa berubah menjadi sedikit rajin. Menyebalkan bukan?

"Nak, Masmu sudah menjemput tuh,"

Hasnah berjinggit kaget, tangannya langsung mengusap dada sembari beristighfar. Tiba-tiba saja suara bundanya terdengar tepat di telinganya. Kapan bundanya masuk ke kamar dan berdiri di belakangnya? Hasnah tidak menyadari kedatangannya.

Humairah terkekeh, "Hehe, bunda ngagetin ya?"

"Bunda! Kenapa harus bisik-bisik sih?"

Humairah menepuk pundak Hasnah, mendorongnya untuk mendekat ke koper, "Cepet turun, Fatih udah nungguin dari tadi."

Hasnah menarik kopernya dengan bibir mengerucut, "Biarin aja dia nungguin, males tahu."

"Sstt, jangan gitu ah, kamu harusnya seneng di ajak piknik lagi sama Fatih. Bukannya udah lama juga ya kalian jarang main bareng? Musuhan?"

"Piknik dari mananya, yang ada juga mas Fatih mau bikin Hasnah item!" Gerutu Hasnah. Humairah terkekeh mendengarnya. "Hasnah gak musuhan kok, mas Fatihnya aja yang ngejauh."

"Mungkin dia bosen kali deket sama kamu."

"Bunda ...." Rengek Hasnah. Humairah langsung tertawa.

Setelah sampai di lantai bawah, Hasnah lebih dulu pamit pada ayah dan adiknya. Dengan wajah kusut dan jalan yang sengaja di perlambat ia membuntuti langkah Fatih menuju mobil yang akan membawanya pergi jauh dari rumah.

Tidaakkk!! Hasnah berusaha menggapai pintu rumahnya yang terlihat terus menjauh dan tenggelam di balik kegelapan, meninggalkan Hasnah sendirian.

"Hasnah?" Seseorang memanggilnya.

Hasnah bergeming, mengerjapkan matanya masih dengan posisi menghadap pintu dengan tangan terulur seolah ingin menarik sesuatu yang bisa membawanya pergi menjauh dari Fatih.

"Ngapain?" Tanya Fatih bingung melihat tingkah gadis di depannya.

Hasnah berdehem, kembali mengatur posisinya. Ia berjalan lurus meninggalkan Fatih dengan wajah merah merona. Malu!!
Mengapa pula sampai terlintas drama seperti tadi? Kebanyakan nonton film Hasnah jadi kebawa gila.

Diary HasnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang