1. DH|| Awal mula

351 31 3
                                    

Man Jadda wa jada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia.

Maksud dari kata-kata di atas adalah ketika seseorang menginginkan sesuatu, dan dia berusaha bersungguh-sungguh agar bisa mendapatkannya, maka dia akan mendapat apa yang dia inginkan.

Hasnah selalu membaca nasehat itu berulang-ulang yang pernah ia tulis di buku diarynya. Nasehat pemberian sang bunda.

Sudah tujuh belas tahun Hasnah hidup di dunia, rasanya Hasnah belum bisa mencapai apa-apa. Padahal cita-citanya sukses di usia muda. Dan sekarang usia Hasnah sudah pas untuk bisa sukses. Sayangnya Hasnah masih belum bisa mencapai apa yang sudah ia mimpikan.

Menjadi seorang penulis, mempunyai banyak novel hasil karya sendiri, semua itu belum bisa Hasnah capai.

Bagaimana mau membuat novel, Hasnah saja tidak tahu harus membuat cerita apa. Cerita yang sekiranya menarik dan membuat banyak orang minat untuk membacanya. Hasnah hanya bisa curhat dan menulis kata-kata tidak nyambung di diarynya.

"Hasnah Nurasyafa." Seseorang memanggilnya. Ah, Hasnah lupa kalau sekarang ia tengah belajar di kelasnya. Dan kapan guru itu ada di dalam kelasnya? Perasaan tadi Hasnah lihat belum ada. Mungkin Sangkin khusyuk nya Hasnah melamun sampai tidak sadar.

"Hadiroh." Jawab Hasnah. Teman-teman sekelasnya langsung menatap Hasnah dengan tatapan heran.

Hasnah membenarkan duduknya yang semula membungkuk jadi tegak, lalu menatap teman-temannya kembali.

"Apa?" Tanya Hasnah dengan suara pelan.

"Pak Fatih bukan ngabsen, tapi nyuruh kamu maju kedepan." Kata salah satu temannya yang duduk paling depan.

Loh ... Hasnah disuruh kedepan? Kapan? Ngapain?

"Hah?" Hasnah masih tidak paham. Sebenarnya tadi Hasnah itu melamun atau tidur ya? Kok gak inget apa-apa.

"Hasnah maju." Kini sang guru dengan nama Fatih itu menyuruh Hasnah maju sembari menunjuk papan tulis.

Mampus sudah hidup Hasnah, di papan tulis itu ada beberapa soal matematika. Soal yang amat tidak Hasnah pahami. Boro-boro paham, Hasnah sangat ilfil dengan pelajaran matematika.

"Hasnah yang mana ya pak? Kan di sini ada Hasnah satu sama dua." Ucap Hasnah mencoba mengalihkan. Ayolah, Hasnah paling pintar dalam pelajaran matematika. Karena sangkin pintarnya Hasnah tidak ingin menunjukkan nya kepada orang lain. Nanti dikira sombong lagi.

"Hasnah Nurasyafa." Kata Fatih.

"Hasnah kamu di panggil tuh." Ucap Hasnah sembari menengok ke arah belakang tempatnya duduk.

"Kok aku? Kan kamu Hasnah Nurasyafa, kalau aku baru Hasnah Natalina."

Hasnah mengigit bibir bawahnya, temannya yang satu ini susah sekali di ajak kompromi, padahal kalau Hasnah Natalina yang kedepan, sudah dijamin langsung bisa jawab.

"Nura cepetan maju kedepan."

Hasnah langsung berbalik badan kembali menatap ke arah depan ketika Fatih mengatakan itu. Matanya langsung melotot. Apa-apaan coba panggil-panggil dengan nama Nura?

Diary HasnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang