18. DH|| Danau dan Perahu

136 17 1
                                    

"Allah sudah memberikan kebahagiaan sesuai porsi kesetiap hambanya. Maka bersyukurlah! Agar merasa cukup."

|Diary Hasnah|

__________

Tidak terasa, Dua hari sudah berlalu. Dan besok Hasnah sudah bisa pulang kerumah menikmati kasur empuknya. Yeay!

Hari ini terakhir kali kegiatan Pramuka di lakukan. Acara perpisahan akan dilakukan malam nanti sembari bermain games bersama. Sedangkan besoknya mereka akan pulang pagi hari.

Hasnah merasa bersyukur, ia sama sekali tidak kecapean selama kegiatan berlangsung. Karena tugas Hasnah hanya diam menunggu seseorang butuh bantuan. Atau sibuk memberikan obat kepada orang yang memintanya. Berbeda dengan anak Pramuka yang begitu sibuk dengan kegiatannya, sudah di pastikan mereka akan kelelahan.

Hasnah sedang duduk di depan tendanya. Menyila sembari melahun seekor kucing hitam yang tiba-tiba saja mengendus-endus tubuhnya. Hasnah sesekali memberikan kucing itu sosis karena merasa kasihan. Pasti kucing hitam ini belum makan.

Tenda di depannya terbuka, seorang pria bertubuh atletis yang sangat Hasnah kenal keluar dari dalam. Pria itu memakai celana training coklat dengan kaus putih polos. Kepalanya memakai topi. Pria itu kemudian duduk di depan tenda yang berhadapan dengan Hasnah dengan jarak jauh sembari memakai sepatu.

"Mau kemana mas?" Tanya Hasnah pada pria itu, yang tak lain adalah Fatih. Sejak kemarin Hasnah tidak melihat Fatih. Fatih sibuk dengan pembina lain, dan Hasnah sibuk menunggu pos PMR. Baru hari ini mereka bertemu lagi.

"Kesuatu tempat." Jawab Fatih masih dengan tatapan pokus pada kakinya.

"Ohh." Hasnah membulatkan mulutnya, bahkan nafasnya terhembus keluar seiring dengan ucapannya. Untung saja Hasnah tidak makan jengkol, kalau makan sudah dipastikan baunya akan tercium ke Indra penciuman Fatih.

Hasnah kembali pokus pada kucing di pangkuannya, ia menyuapi kucing itu sampai sosis di tangannya habis tak tersisa.

"Uuu meong meong, kenyang gak? Pasti Kenyang yak! Sosis aku habis sama kamu lho." Hasnah bermonolog sendiri, anggap saja ia sedang mengobrol dengan kucing.

Fatih Sudah selesai memakai sepatunya, ia segera berdiri dan pergi meninggalkan tenda.

Hasnah mengejek Fatih dengan raut muka jeleknya. Dasar sombong! Pergi kok gak pamit dulu. Fatih mulai menunjukkan sikap cueknya, padahal Hasnah tadi sudah berharap Fatih akan mengajaknya jalan-jalan. Hasnah mau saja kok meski jalan-jalannya menelusuri hutan. Hasnah gabut, sedari tadi ia hanya diam melamun di depan tenda, karena bagian jaga di pos nya sudah berakhir. Anak Pramuka sedang pada berkumpul di lapangan mendengarkan para pembinanya bercerita.

Teman-teman Hasnah yang lainpun ikut berkumpul dengan teman Pramuka lainnya. Hasnah yang memiliki sikap ogah berbaur serta berkerumunan lebih memilih diam di tenda sendiri.

Karena merasa bosan lama-lama diam dan hanya duduk saja, Hasnah memilih untuk berjalan-jalan sebentar menelusuri hutan ini. Hasnah tidak akan jauh-jauh, ia akan mencari tempat yang enak untuk di pakai dirinya menghayal.

Kucing yang semula ada di pangkuannya sudah pergi entah kemana. Hasnah membawa sebotol minuman serta buku catatan kecil yang sering ia coreti. Aets, tenang. Bukan buku diary coklat yang Hasnah bawa, melainkan buku lain yang sering Hasnah pakai untuk menuangkan imajinasinya.

Diary HasnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang