Dear mas Fatih .....
Hasnah itu sebenarnya masih sayang dan nganggap mas Fatih sebagai kakak angkat. Tapi catat! Hasnah begitu saat mas Fatih baik aja. Kalau mas Fatih galak lagi, hasnah benci mas Fatih dan kita putus dari ikatan adik kakak angkat!||Diary Hasnah||
_____________
Hari ini hari ketiga Hasnah tidak sekolah semenjak kecelakaan kemarin. Hasnah hanya diam terus di kamar sampai rasanya Hasnah seperti menjadi Rapunzel yang bertahun-tahun di kurung di kamarnya oleh ibunya yang ternyata seorang penyihir. Lalu Rapunzel kabur dengan menggunakan rambut panjang nya untuk keluar dari kamarnya. Hasnah kan manusia biasa, rambutnya saja hanya sebahu, mana bisa kabur seperti Rapunzel.
Ah, Hasnah jadi ingin menonton film itu lagi rasanya.
Hasnah bangkit dari posisi rebahannya. Kepalanya langsung pusing rasanya saat bangun dan mencoba berjalan ke kamar mandi. Ininih buruknya kebanyakan rebahan, kepala pusing, badan jadi gaenak buat ngapa-ngapain.
Setelah selesai buang air kecil, Hasnah memutuskan untuk keluar kamarnya, dengan jalannya yang tertatih-tatih karena kaki kirinya masih sedikit sakit saat di gerakkan.
Menuruni tangga, Hasnah kesal sendiri rasanya. Biasanya Hasnah selalu serodotan di pagar tangganya, supaya cepat sampai ke lantai bawah. Tapi sekarang tidak bisa, Hasnah jadi lelet sekali, bagaikan siput yang tengah berjalan.
Sampai di tangga terakhir Hasnah sedikit banyak gaya, Hasnah langkahkan kakinya melewati dua anak tangga supaya langsung sampai di atas lantai, eh memang harinya sedang sial mungkin, Hasnah malah terlalu tinggi loncatnya sampai kaki kirinya tertekan dan merasakan sakit seperti sakit saat di urut kemarin-kemarin.
"Aaaaaakhhhh!" Teriak Hasnah menggelegar ke seluruh ruangan.
Hasnah buru-buru jalan dengan kaki kiri yang di angkat menuju sofa yang ada di ruang tamu. Duduk di sofa dengan kembali mengusap-usap kakinya sembari menangis.
"Yaallah ... Hasnah. Bunda kan udah bilang Hasnah diem di kamar aja dulu, kamu sih ngeyel, jadi jatuh lagi kan?" Omel bundanya yang baru saja tiba di ruang tamu sembari membawa serok karena tadi sedang memasak di dapur.
"Hasnah bosen di kamar, masa rebahan terus, jadi pusing tau." Keluh Hasnah dengan suara bergetar karena masih menangis.
"Kakinya sakit lagi?" Tanya bundanya. Humairah duduk di dekat Hasnah, lalu mengusap pelan kaki anaknya.
"Nggak sakit sih, tapi linu." Jawab hasnah. Hasnah menghapus air mata yang membasahi pipinya dengan tisu yang tersimpan di atas meja.
"Yaudah, Hasnah duduk aja dulu disini, bunda lagi masak takut gosong. Hasnah mau bunda ambilin apa?" Tanya Humairah. Hasnah menggeleng tidak mau apa-apa. Hasnah hanya bosen, pengen cari angin tapi kakinya malah sakit lagi.
"Bunda kedapur lagi, ya? Kalau ada apa-apa panggil bunda."
"Iya, bunda."
Hasnah kembali sendirian duduk di sofa ruang tamu. Hasnah jadi bingung sendiri harus ngapain, mau di kamar, di ruang tamu, sama aja bosennya. Bikin Hasnah badmood.
Hasnah merebahkan dirinya di sofa ruang tamu, matanya menatap langit-langit ruang tamu, ada lampu besar yang menggantung di tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hasnah
Fiksi RemajaSquel Takdir Cinta[HmHs] Hasnah Nurasyafa. Seorang gadis remaja yang memiliki hobi melukis dan menulis. Pecinta warna coklat akut, sampai makananpun Hasnah lebih memilih yang warnanya coklat. Tumbuh bersama dari kecil sampai besar bersama Fatih tent...