Jangan mudah menilai sesuatu hanya dengan apa yang kamu dengar dari orang lain. Cari tahu terlebih dahulu kebenarannya, baru boleh menyimpulkan setelah itu.
|Diary Hasnah|
__________
Mobil truk yang mampu membawa puluhan orang itu melaju. Orang-orang dengan pakaian Pramuka memegang tongkat satu-satu. Mereka bernyanyi riang di sepanjang perjalanan.
Hasnah yang semula bete mulai terbiasa dengan suasana baru ini. Perlahan Hasnah mulai menerima dan ikut menyanyi riang bersama anak Pramuka yang lain.
Tidak seberuk yang aku pikirkan. Batin Hasnah, kini wajah murung yang sedari tadi terpampang di wajahnya hilang sudah, terganti dengan senyuman lebar, bahkan beberapa kali Hasnah tertawa lebar menertawakan candaan anak Pramuka.
Sikap ceria Hasnah tidak lepas dari pandangan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Fatih? Fatih merasa senang melihat Hasnah sudah happy lagi.
"Pramuka! Pramuka! Kami siap berjasa! Kami siap bertamasya!"
Hasnah cekikan mendengar Fahri bernyanyi asal begitu sembari mengayun-ayunkan tongkat yang ia pegang ke arah langit.
"Sekarang giliran anak PMR dong yang nyanyi!" Ungkap Fahri kemudian setelah menyelesaikan nyanyian. Mendengar itu Hasnah langsung terdiam, matanya melotot tak terima.
"Nggak ah! Aku gabisa nyanyi, noh si Dinda aja." Hasnah menoel teman PMR nya yang berada di sampingnya.
"Ih, aku gak bisa nyanyi. Bohong! Hasnah itu bisa nyanyi dan suaranya bagus loh, diamah cuma malu."
Hasnah menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal, semoga saja tidak ada kutu di rambutnya. Pernyataan Dinda membuat dirinya malu sekaligus senang, benarkah suaranya bagus? Hasnah memang terkadang suka mengajak anak-anak PMR karokean di ruang PMR saat eskul, kalau akangnya tidak bisa hadir mengajar.
"Ayok Hasnah nyanyi! Nyanyi! Nyanyi!" Orang-orang mulai bersorak. Baiklah, Hasnah yang baik hati dan tidak sombong bersedia mengamalkan suara indahnya itu.
"Khmm, baik-baik," Hasnah menyuruh teman-temannya diam. Hasnah sudah berdiri, meminjam salah satu tongkat temannya untuk di jadikan mic. Entah dimana rasa malunya saat ini, Hasnah berdiri di depan sendiri di saat teman-temannya yang lain duduk.
"Nyanyi apa ya?" Hasnah bertanya, bingung juga. Kalau nyanyi lagu Zaskia gotik kan tidak mungkin, nanti dirinya malah joget-joget sendiri lagi.
"Apa saja, Na. Bebas."
"Okelah." Hasnah mengangguk paham. Karena ini acara sekolahan jadi Hasnah akan menyanyikan lagu yang ada kaitannya dengan sekolah.
"Pagi ku cerahku, matahari bersinar." Hasnah bernyanyi sembari mempraktekkan apa yang ia nyanyikan. "Ku gendong tas coklat ku di pundak." Hasnah pura-pura menggendong tas, teman-temannya tertawa melihat itu.
"Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu, di dalam truk ini, kita mau camping." Hasnah mengganti liriknya, sontak membuat teman-temannya geleng-geleng.
"Guruku tersayang..." Hasnah menunjuk ke arah Fatih yang berdiri di belakang truk memakai tongkatnya. "Guru tercinta.." Hasnah membuat lambang saranghae ke arah Fatih. "Tanpamu apa jadinya aku.. tak bisa ikut camping, dan ikut upacara, guruku.. berkatmu aku jadi item nantinyaaaaaa." Hasnah memanjangkan lirik terakhirnya sampai mulutnya terbuka lebar. Lebih tepatnya Hasnah berteriak, sontak teman-temannya menertawakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hasnah
Teen FictionSquel Takdir Cinta[HmHs] Hasnah Nurasyafa. Seorang gadis remaja yang memiliki hobi melukis dan menulis. Pecinta warna coklat akut, sampai makananpun Hasnah lebih memilih yang warnanya coklat. Tumbuh bersama dari kecil sampai besar bersama Fatih tent...