Wahai diary ...
Hasnah nggak nulis tentang galaknya mas Fatih dulu hari ini. Tapi Hasnah nulis tentang sikap aneh Hasnah hari ini. Hati Hasnah dibuat Lub-Dub-Lub-Dub hanya oleh kata-kata simple mas Fatih. Ada apa gerangan dengan hati Hasnah?|| Diary Hasnah||
________________
Pagi-pagi tubuh mungil Hasnah sudah terlihat di halaman depan rumah Abi Zainal. Dari ujung kepala sampai ujung kaki pakaian yang Hasnah kenakan serba warna coklat. Membuat siapa saja yang melihatnya berpikir kalau Hasnah tidak punya banyak baju, karena tidak pernah melihat Hasnah menggunakan warna lain selain coklat. Padahal Hasnah punya banyak, dan kebanyakan bajunya berwarna coklat semua.
Langit masih hitam, matahari belum menunjukkan sinarnya. Cuaca pagi begini, memang paling enak untuk di pakai melamun sembari menikmati minuman coklat panas.
Hasnah tengah duduk nangkring di tangga depan rumah Abi Zainal. Di samping kirinya ada segelas coklat panas buatan ummi ishma tadi. Tangan kirinya memegang buku coklat kecil, sedangkan tangan kanannya memegang pulpen warna coklat yang bermotif beruang.
Hasnah mengetuk-ngetukkan pulpennya ke bibir, matanya menatap langit. Hasnah sedang mencoba mencari ide untuk cerita novelnya yang baru setengah Hasnah ketik di laptop.
"Langit membiru, menghiasi awan pagi hari. Seseorang dengan pakaian serba biru tengah berjalan perlahan untuk menghampiri." Hasnah berucap dengan pandangan yang masih pokus lurus ke depan. Jauh dari tempatnya, seseorang tengah berjalan sembari menunduk ke arah Hasnah.
Buku yang semula ia buka kini sudah tertutup rapat-rapat. Hasnah menyimpan buku diarynya di balik khimar coklat panjangnya.
Hasnah Mendengus kesal, pagi-pagi sudah bertemu orang galak bin judes. Siapa lagi kalau bukan Fatih orangnya.
Hasnah menebak, Fatih baru saja pulang dari masjid. Fatih memakai baju Koko biru, sarung biru, dan peci hitam. Sandal jepit andalannya pun sama warnanya, biru.
Gara-gara Fatih Hasnah jadi lupa mau nulis apa tadi, Hasnah malah kepikiran Fatih. Kepikiran ulah apalagi yang akan Fatih lakukan hari ini, yang membuat Hasnah lagi-lagi harus menulis kejelekan Fatih pada buku diarynya.
"Assalamualaikum," Ucap Fatih dengan lembutnya. Kini Fatih sudah berdiri di depan Hasnah dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
"Waalaikumusalam." Jawab Hasnah tanpa melihat Fatih sekalipun. Hasnah pura-pura sibuk dengan gelas berisi minuman coklatnya. Malas sekali kalau harus lihat wajah Fatih pagi-pagi begini. Hasnah takut khilaf, fatihkan kalau pagi wajahnya masih seger, masih enak di pandang.
Astagfirullah ... Hasnah!
"Ngapain kamu pagi-pagi udah bengong disini?" Fatih bertanya sembari mendudukkan bokongnya di tempat hasnah terduduk. Mereka duduk dengan jarak jauh, sama-sama duduk di bagian ujung.
"Mas Fatih juga ngapain ikut-ikutan duduk bareng hasnah disini?" Tanya Hasnah balik tanpa menoleh ke samping sedikitpun.
"Jangan geer kamu. Mas duduk disini lagi nunggu tukang bubur lewat. Bukan nemenin kamu." Ucap Fatih membuat Hasnah Kini menatapnya dengan mata nyalang.
Fatih kalau ngomong sembarangan. Siapa juga yang mau di temenin duduk? Yaampun, pagi-pagi begini Hasnah sudah dibuat istighfar oleh Fatih.
"Hilih, siapa juga yang mau di temenin mas Fatih? Hasnah sih, No Way!" Ucap hasnah sembari menggindikan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hasnah
Teen FictionSquel Takdir Cinta[HmHs] Hasnah Nurasyafa. Seorang gadis remaja yang memiliki hobi melukis dan menulis. Pecinta warna coklat akut, sampai makananpun Hasnah lebih memilih yang warnanya coklat. Tumbuh bersama dari kecil sampai besar bersama Fatih tent...