12. DH|| Wali kelas baru

261 23 5
                                    

Hasnah gak suka mas Fatih. Tapi kenapa takdir selalu mendekatkan kami?

||Diary Hasnah||

___________


Tit tot.

Bel sekolah berbunyi pertandakan bahwa jam istirahat telah tiba. Hasnah yang semula sibuk membaca buku kini tangannya menutup buku rapat-rapat lalu membereskan barang-barang yang tergelatak di atas mejanya.

"Yuk, Na!" Ajak Della. Hasnah menggandeng tangan Della lalu keluar kelas menuju kantin.

Di sepanjang lorong menuju kantin, banyak siswa-siswi yang keluar dari kelasnya. Ada yang lari-larian, teriak, ketawa ngakak, bahkan menangis. Suasananya benar-benar menjadi riuh, bahkan gendang telinga hasnahpun serasa mau copot karena seorang siswi berteriak tepat di sampingnya.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Della. Saat ini Hasnah dan Della sudah sampai di kantin dan sedang berdiri di tengah-tengah kantin, menghadap ke arah penjual dengan berbagai macam makanan. Hasnah melihat satu persatu makanan yang sekiranya menggoda perutnya.

Hasnah menunjuk gerobak tukang ketoprak, "Makan itu yuu." Ajaknya langsung di angguki Della.

Setelah memesan, Hasnah dan Della duduk di kursi paling depan yang menghadap ke arah gerobak ketopraknya. Mereka duduk saling berhadapan, Hasnah memainkan kotak tissue sembari mendengarkan Della bercerita.

"Aku di tembak, Na." Kata Della langsung membuat mata Hasnah yang semula pokus pada kotak tissue kini melotot ke arahnya.

"Di tembak? Dimana?"

"Di WhatsApp."

Mata Hasnah yang terbelalak perlahan normal kembali, terganti dengan pandangan sinis ke arah della.

"Ih, Della! Aku pikir kamu ketembak pistol." Kata Hasnah langsung mendapat gelengan dan kekehan dari Della.

"Nggaklah, amit-amit di tembak pake pistol, pake kata cinta aja jantung aku serasa mau copot."

"Emang siapa sih yang berani nembak kamu?"

Della tersenyum malu-malu sembari memainkan jarinya, "Fazan, anak IPS'3."

Hasnah langsung menepuk jidatnya, sudah Hasnah pastikan Della tidak akan menolak ungkapan cinta dari Fazan, karena Della pernah mengatakan pada Hasnah bahwa dia menyukai laki-laki itu.

"Pacaran dosa loh del,"

"Iya tahu, tapi mau gimana lagi? Aku suka banget sama dia, sejak masuk SMP loh, sampai sekarang! Bisa bayangin gak penantian aku seberapa lama? Dan baru Sekarang perasaan aku terbalas."

Benar juga sih, Della memang menyukai Fazan sejak masih di bangku SMP. Hasnah sendiri tidak tahu apa yang membuat Fazan menyukai Della Sekarang, padahal mereka jarang bertemu, bertemupun saling diam-diaman.

Hasnah mengebrakkan meja, "Jangan bilang kamu sering ketemu dia diem-diem?!"

"Hehehe, pernah sesekali sih."

Hasnah geleng-geleng, sudah di duga. Pasti mereka pernah bertemu atau sering malah, apalagi mereka hanya sekolah saja, tidak ikut ngobong.

"Nih neng ketopraknya."

"Ah, iya mang, makasih ya."

Hasnah dan Della sama-sama mengambil satu piring, lalu memakannya.

"Jadi gimana? Mau kamu terima?" Tanya Hasnah di tengah makannya.

"Gatau, aku pikirin dulu. Kamu tenang aja, meskipun nanti aku ada hubungan sama Fazan, aku gabakal lupain kamu kok."

Diary HasnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang