5. DH|| Hasnah kecelakaan

250 39 2
                                    

Emang dasar Fatih. Mau baik mau galak sama aja bikin Hasnah kesel!

||Diary Hasnah||

___________

Dua hari tidak bertemu Fatih rasanya hidup Hasnah benar-benar damai. Jauh dari permasalahan. Fatih tidak bisa menghukum Hasnah seenaknya lagi. Bahkan, hukuman Hasnah karena memeluknya saja tidak jadi, karena ternyata Fatih mendadak ada panggilan untuk ikut dalam acara kepramukaan di luar kota.

Dan bagaimana perasaan Hasnah saat itu?

KESAL. Bagaimana tidak kesal, hasnah sudah capek-capek, sudah jangar, sudah prustasi hanya untuk menghapal satu kitab tebal. Belum lagi usaha latihannya saat mencoba merangkai kata-kata untuk mengakui kesalahannya di depan Abi dan ummi karena sudah memeluk Fatih.

Dan semua itu sia-sia. Yaallah, Hasnah bingung harus bersyukur atau mengeluh. Di satu sisi ada baiknya juga karena Hasnah jadi hapal Kitab itu. Tapi Hasnah ingin mengeluh juga, sudah deg-degan, kepikiran, tau-taunya tidak jadi.

Fatih benar-benar tega.

"Kakak!" Teriak seseorang di luar kamar Hasnah. Baru juga Hasnah ingin memejamkan matanya, jadi tidak jadi.

"Apa?" Jawab Hasnah masih dengan posisi rebahannya.

"Gawat kak!" Teriak Husein dari arah luar sembari menggedor-gedor pintu.

Hasnah memaksakan badannya untuk bangun, kepalanya terasa pusing, mungkin karena hari ini Hasnah melakukan banyak kegiatan di sekolahnya.

Hasnah membuka pintu kamar, Husein tengah berdiri sembari membawa map merah di tangannya, bajunya sudah rapih.

Hasnah mencium bau-bau aroma pertolongan.

"Heum?" Hasnah berdehem sembari mengangkat kedua halisnya mencoba bertanya menggunakan bahasa isyarat.

"Bantuin Husein."

Kan, sudah Hasnah duga. Husein pasti meminta bantuan.

"Bantuin apa?"

"Anter Husein ke rumah Fatur. Besok ada tugas yang harus di kumpulin, dan Husein sama Fatur belum." Jelas Husein, ia menunjukkan map merah yang tengah di pegang. "Nih, liat kak. Tugas Husein banyak, kalau gak di kerjain nanti Husein di hukum, Husein kan sebentar lagi mau lulus." Ucap Husein membuat Hasnah tambah pusing saja mendengarnya.

"Kakak lagi pusing, kamu minta anter ayah aja."

"Ayah lembur kata bunda."

"Yaudah, minta anter bunda aja."

"Bunda lagi pergi ke pengajian di masjid depan."

Hasnah menarik nafasnya dalam-dalam, lalu membuangnya dengan kencang. Hasnah harus sabar, Hasnah harus menjadi kakak yang baik. Kasian juga Husein kalau tugasnya sampai tidak terselesaikan. Apalagi harus dikumpulkan besok.

"Kamu nginep di rumah Abi?" Tanya Hasnah di angguki Husein.

Hasnah membalikkan badan, melihat jam yang tertempel di dinding kamarnya. Baru jam delapan malam, tidak terlalu larut untuknya pergi membawa motor sendirian saat pulang mengantarkan Husein nanti.

Diary HasnahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang