"Bisa jadi, seseorang yang amat kamu benci sekarang adalah seseorang yang akan sangat berarti bagimu di kemudian hari."
|Diary Hasnah|
_________
"AKHHHHHH!" Teriak Hasnah nyaring sampai-sampai semua orang melirik ke arahnya.Hasnah buru-buru berdiri dari duduknya sampai hampir tersungkur, ia kemudian berlari ke arah kerumunan dan langsung memeluk tubuh gendut seorang ibu-ibu yang sama sekali tidak ia kenal.
"Hiks! Hiks!" Hasnah menangis tersedu sampai membuat semua orang panik.
"Kenapa nak? Apa yang terjadi?"
Semua orang mengerumuni tempat Hasnah, mencoba cari tahu apa yang terjadi pada gadis itu sampai-sampai lari ketakutan dari arah belakang. Bahkan pidato yang belum selesai terpaksa di tunda sementara waktu.
"Aku takut... Hiks..." Hasnah mengeratkan pelukannya. Tubuhnya bergetar, ia benar-benar takut.
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya dari belakang sampai tubuh Hasnah berbalik. Hasnah mematung melihat Fatih yang tengah memandangnya dengan wajah gelisah. Fatih memegang kedua bahu Hasnah.
"Kenapa? Apa yang terjadi? Kenapa nangis?" Fatih bertanya dengan cepat sekali sampai Hasnah bingung harus menjawab apa.
"Mas Fatih ..." Hasnah hanya mampu merengek, bahkan saat memanggil namanya bibir Hasnah bergetar.
Fatih sedikit membungkukan badannya agar wajahnya sejajar dengan Hasnah. Wajah gadis itu memerah, apalagi bagian hidungnya. Baru sekarang lagi ia melihat Hasnah menangis seperti ini.
"Hasnah mimpi buruk, Hasnah takut."
Tiba-tiba bayangan saat Hasnah menangis dulu terlintas di benaknya. Gadis berumur lima tahun yang merengek minta di temani tidur. Dan sekarang, anak kecil itu telah berubah dewasa.
"Hasnah takut ..." Masih dengan air mata berlinang, Hasnah tersedu sampai dadanya naik turun tidak beraturan.
Fatih segera membawanya kedalam pelukan. Ia mengusap kepala Hasnah pelan, lalu menepuk-nepuk punggungnya.
Ajaib! Tangis Hasnah seketika terhenti. Hasnah tiba-tiba merasa tenang dan tidak takut lagi. Fatih memang mampu menenangkan Hasnah, tubuhnya masih mengenali dekapan hangat tulus dari sosok pria di depannya itu.
Dirasa gadis yang di dekapnya sudah tenang, Fatih perlahan melepaskan pelukannya, kedua tangannya masih memegang bahu Hasnah. Ia menatap lekat wajah Hasnah yang masih memerah, sedangkan gadis itu sibuk menyedot air yang keluar dari hidungnya. Huh, Hasnah jadi pilek gara-gara nangis jenger!
"Hasnah ... Apa yang terjadi sampai nangis begini?"
Hasnah sudah sadar sekarang, ia sedikit tercengang mendengar Fatih bertanya begitu lembutnya. Tuhkan, mas Fatih baik di waktu tertentu aja. Kerasukan jin apa dia sekarang?
"Hasnah liat guling di pohon Pinus itu." Hasnah memberikan petunjuk ke arah Pinus yang letaknya di belakang menggunakan dagunya.
"Guling? Masa ada guling disana?"
Semua orangpun merasa heran dengan pernyataan Hasnah. Gadis itu tidak sedang bercanda kan?
"Ish!" Hasnah mendengus. Masa tidak ada yang paham satu orangpun dengan maksud ucapannya? "Hasnah liat pocong!" Ucapnya sedikit kesal. Seketika semua orang membelakak, bahkan gadis-gadis yang lain mulai ikut ketakutan dan segera lari masuk ke dalam kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Hasnah
Teen FictionSquel Takdir Cinta[HmHs] Hasnah Nurasyafa. Seorang gadis remaja yang memiliki hobi melukis dan menulis. Pecinta warna coklat akut, sampai makananpun Hasnah lebih memilih yang warnanya coklat. Tumbuh bersama dari kecil sampai besar bersama Fatih tent...