Lisa tak tahu harus bagaimana sekarang. Dirinya telah kembali berada dibawah kungkungan suaminya. Jujur, Lisa menyukai sensasi ini. Lisa menyukai bagaimana suaminya meracau sembari menekan dibawah sana.
Sakit? Tentu saja. Kendati ini memang bukan yang pertama, tapi rasanya masih perih dan sakit. Lisa masih dapat menahannya.
Tali itu sudah Jungkook lepas, sudah dipotongnya dengan gunting. Jadi tangan Lisa dapat bergerak bebas.
Seprai disana sudah tak terbentuk, pakaian yang mereka kenakan berserakan dilantai.Lisa memeluk Jungkook erat, memejamkan mata saat dirasa pelepasan keduanya akan datang. Wanita itu tersenyum tipis, kehangatan menyapa perut bagian dalamnya lagi.
"Hh.. bagaimana? Kau menyukainya?" Tanya Jungkook. Masih dengan tubuh menyatu.
Lisa tak menjawab, ia hanya mengeratkan pelukkannya lagi.
Jungkook tersenyum, menjilat daun telinga Lisa dengan sensual.Pria itu tak akan berhenti saat ini, rasa kantuk yang sempat terselungkup padanya sudah hilang sejak beberapa jam yang lalu. Jika kalian kira ini adalah pelepasan pertama bagi Jungkook, maka kalian salah. Jungkook bahkan sudah empat kali menyemburkannya didalam sana, sampai seprai disana basah karena terkena cairan.
"Ahh.." Lisa meremas bahu Jungkook. Pria itu mulai lagi. Menekan dengan sangat dalam, memberikan kenikmatan tiada tara pada sang istri kecilnya.
"Oughh.. kau sangat sempith.." Lisa menggigit bibir, peluhnya dengan bebas meluncur membasahi wajah.
"Sshh.." pria itu meremas dada Lisa. Sedikit sulit, karena Lisa yang terus memeluknya erat.
Ini sudah pukul 4 pagi, omong-omong. Apakah Jungkook tak bisa berhenti? Apa Jungkook tak kasihan pada Lisa yang mungkin kelelahan saat ini? Tentu saja, 'YA'. Jungkook ingin berhenti menjamah tubuh istrinya itu. Tapi.. Lisa seakan ingin melakukannya terus.
Memang Lisa tak mengatakan, tapi wanita itu terus-terusan memeluknya. Seolah tak ingin melepaskan penyatuan.
Jungkook meraih kedua tangan Lisa. Meletakkannya disamping kepala wanita itu. Lisa masih setia memejamkan mata. Tak ingin melihat wajah suaminya yang berada diatasnya sekarang ini.
Jungkook mengangkat kepala, menatap wajah Lisa yang sudah basah karena keringat. Wajah Lisa sangat sexy, berpeluh dan panas. Pria itu menunduk, meraup bibir ranum itu yang membengkak karena ulahnya.
"Hh~ akan ada.. bayi disini.." Lisa refleks membuka mata saat Jungkook mengelus perutnya.
Pipi Lisa bersemu, walau samar karena lampu disana dimatikan, tapi Jungkook tahu itu. "Kau ingin bayi?" Pertanyaan Jungkook membuat Lisa memalingkan wajah.
Bukannya tidak mau atau bagaimana. Tapi.. Lisa belum siap, ia akan menjadi seorang Ibu, ia harus menjaga kandungan selama 9 bulan. Apa ia bisa menjaganya? Apa Lisa bisa menjadi Ibu yang baik diusianya yang masih menginjak 20 tahun saat ini?
"Kenapa? Tidak ingin bayi?" Lisa menggeleng cepat. Tentu ia ingin, bahkan Lisa pernah berkhayal saat kecil kalau ia ingin mempunyai 10 anak dengan suaminya nanti.
Lima anak perempuan dan lima anak laki-laki. Tapi Lisa tak tahu itu. Lisa masih tak mengerti hal seperti itu. Yang ia tahu saat itu hanya, bayi itu dikasih oleh Tuhan, dititipkan untuk dirawat dengan baik. Ia tak tahu jika cara membuatnya.. eum.
Ia mulai mengerti saat gurunya membahas tentang pelajaran biologi. Ya, Lisa sempat terkejut saat itu.
"Bu-bukan begitu.. Ahh~" tepat saat kata erakhinya diucapkan, Lisa mendesah keras. Pelepasannya ia dapat.
"Lalu?" Pria itu masih terus menghentakkan miliknya dibawah sana. Walau sedikit sulit untuk bergerak cepat karena milik Lisa yang terlalu sempit, tapi pria itu tak akan menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband✔
FanfictionLalisa Marcendya. Gadis ini harus menerima takdir untuk menjadi istri seorang CEO besar. Ia harus rela meninggalkan masa mudanya hanya untuk menikah dengan seorang pria posesif dan tempramental. Jeon Jungkook, seorang CEO perusahaan besar yang bera...