Jalanan Kota Seoul malam ini cukup padat, banyak pengendara malam yang berlalu disebagian jalan. Bukan hanya pengendara, para pejalan kakipun sangat ramai berlalu lalang disana. Kendati ini sudah cukup malam, tapi mereka masih enggan untuk menutup mata diatas kasur empuk mereka dirumah.
Klakson para pengemudi berbunyi nyaring, mereka bahkan tak memperdulikan umpatan-umpatan pengendara lain yang merasa terganggu karena kebisingan itu, malah ada juga yang melawan.
Jungkook menoleh kearah kanannya, disana ada Lisa yang tengah menangis sambil mengutak-atik ponsel, sesekali ia akan mengangkat handphonenya dan menempelkan ditelinga.
Tin! Tin! Tin!
Jungkook menggeram, ia menekan klakson tiga kali sampai-sampai Lisa terkejut karena suara dadakan itu.
"Ya! Jangan berisik!" Pengendara mobil yang tepat berada disebelah kiri mobil Jungkook berteriak setelah menyembulkan kepalanya dijendela kaca.
Jungkook menurunkan kaca mobilnya, menatap dingin kearah pria itu kemudian kembali menekan klakson mobil lima kali.
"Dasar sialan!" Umpat pria itu. Jungkook tersenyum miring.
"Fuck you!" Pekiknya sambil mengacungkan jari tengah kearah luar jendela.
Lisa menoleh sambil terisak. "Oppa.." gumamnya. Jungkook menoleh setelah menutup kembali kaca mobil, dan itu tentu memiliki alasan.
"Hm?" Lisa mengusap air matanya yang terus-terusan menetes dari pelupuk mata.
"A-aku.. akan ja-jalan kaki s-saja." Jungkook mengernyit.
"Ini.. sa-sangat l-lama.."
"No, Baby."
"Kumohon.. s-sekali ini saja."
"Tidak. Kakimu akan lecet, sakit, berdarah, lebam, dan udara diluar juga tidak baik untukmu, Sayang."
Omg!
Ketahuilah kalau Lisa sekarang memakai mantel tebal, celana panjang, sarung tangan, dan sneaker. Lisa bahkan sampai kepanasan saat ini.
"A-aku ingin bertemu Mama s-sekarang." Jungkook menggeleng.
Lisa menghela napas panjang, memutar tubuhnya membelakangi tubuh Jungkook. Kemudian, menyenderkan punggungnya disenderan kursi mobil.
Jungkook mengusap wajahnya kasar, sudah 30 menit mobilnya hanya diam ditempat. Ia kemudian menyapukan penglihatan, ia memicingkan alis saat melihat beberapa pengendara sepeda yang tengah beristirahat ditepi trotoar.
🍁
"Lebih cepat, Oppa!" Lisa memekik sembari memegang erat mantel bagian pinggang Jungkook. Pria itu sangat lambat, Lisa sampai berulang kali memperingati Jungkook untuk mengayuh lebih cepat sepeda yang dibelinya tadi pada pengendara sepeda dengan harga yang lumayan mahal itu.
Mulanya Lisa melarang, Jungkook tak perlu melakukannya, Jungkook tak perlu membuang uangnya hanya untuk membeli barang yang harganya lima kali lipat lebih mahal dari harga sebelumnya.
Tapi bukan Jungkook namanya kalau ia menyerah untuk mengembalikan hati istrinya agar senang kembali. Pada akhirnya, pria itu benar-benar membeli sepeda itu tanpa ada penawaran. Ketahuilah kalau uang pria itu tak akan pernah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband✔
FanfictionLalisa Marcendya. Gadis ini harus menerima takdir untuk menjadi istri seorang CEO besar. Ia harus rela meninggalkan masa mudanya hanya untuk menikah dengan seorang pria posesif dan tempramental. Jeon Jungkook, seorang CEO perusahaan besar yang bera...