"SHIBAL!" Evy terjingkrat, meremas kepalan tangannya sendiri dengan kedua mata tertutup ketika melihat kopi buatannya dilempar ketembok hingga cangkirnya hancur lebur.
Kedua kaki Evy gemetar, ia menatap kakinya yang terkena cipratan kopi panas yang ia buat dengan penuh perasaan. Sebut saja kopi itu spesial. Untungnya, Jungkook tidak melemparnya kekepala Evy.
"KAU BISA BEKERJA TIDAK?!" Jungkook memaki dibelakang sana, berdiri setelah mendorong meja kerjanya hingga benda-benda yang berada diatasnya berjatuhan.
"M-maaf--"
"DASAR TIDAK TAU DIRI!!" Evy menangis, ini bukan kali pertama ia dibentak seperti ini. Bahkan sudah berkali-kali sejak Jungkook memutuskan berpisah dari Lisa.
Tidak, tidak ada surat perceraian atau sidang. Jungkook hanya mengembalikan Lisa pada Ibu mertuanya, Enna. Entah apa alasan Jungkook melakukan hal itu tetapi ketaulah, sejak kejadian itu pikiran Jeon Jungkook sangat kacau dan berantakan.
Bahkan pekerjaan kantornya Jimin saja yang mengurus. Pria itu sama sekali tidak pernah keluar dari dalam ruang kerjanya. Ia tak mandi dengan benar, tak makan dengan selera, bahkan jarang mengganti pakaiannya. Jungkook berantakan, pria itu menjadi hancur ketika Lisa tidak ada disisinya.
"AKU MENYURUH HENA! BUKAN KAU!" Lagi dan lagi, Evy menjadi korban. Gadis itu meringis ketika rambutnya dijambak kebelakang, matanya terpejam erat, kulit kepalanya terasa sangat perih dan nyeri.
"Ma-maaf, hikh."
"KAU SUDAH KUPECAT KENAPA MASIH DISINI, HAH!? KAU KIRA AKU TIDAK TAU TENTANG PERASAAN SIALANMU ITU!?" Sempat terkejut, sampai membuat jantungnya nyaris jatuh kedasar perut. Evy menggeleng, air matanya lolos membasahi pipinya.
"T-tolong lepaskan."
Jungkook terkekeh sumbang, matanya dikuasai oleh kabut hitam. Tangan pria itu perlahan menjauh dari helaian rambut Evy, Jungkook memundurkan langkahnya pelan sampai punggungnya membentur tembok keras dibelakangnya.
Evy terduduk lemas, menekan kepalanya yang begitu sakit dan perih.
"Lisa.." tubuh Jungkook merosot, duduk diatas lantai berdebu itu. "Lisa, Lalisa.." matanya memerah, tangannya terkepal dan naik memukul kepalanya sendiri.
"Arghhhh! Lisaaa!" Evy mendongak, menatap Jungkook dan mengusap air matanya sendiri.
"ARGH! LISA.." Jungkook berteriak, tangannya masih saja memukul kepalanya sendiri seolah kepalanya itu samsak.
"T-tuan.." Evy menyeret tubuhnya, mencoba mendekat kearah Jungkook karena tidak tega melihat pria itu yang seperti orang kerasukan saja.
"KAA! KAA!" (Pergi! Pergi!)
Jungkook memekik, menunjuk kearah pintu dengan tangan kanan sedang tangan kiri meremas rambutnya.
"Ti-tidak."
"Pergi sialan!" Evy menggeleng, ia bangkit dan mendekat kearah Jungkook tetapi pria itu lebih dulu menendang meja kerjanya hingga berguling dan hampir menimpa Evy.
Tok! Tok!
"Tuan.. anda baik-baik saja?" Itu suara Hena, Jungkook kembali berteriak hingga sedikit lancanh Hena membuka pintu itu karena merasa khawatir.
"Omo!" Hena menutup mulutnya dengan kedua tangan, matanya membulat menatap kondiri ruangan yang biasanya rapi kini malah sebaliknya. Hancur dan berantakan.
"Evy-ssi.." Wanita paruh baya itu mendekati Evy yang menangis tersedu.
"BAWA SIALAN ITU PERGI!" pekik Jungkook, membuat hati Evy berdenyut ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband✔
FanfictionLalisa Marcendya. Gadis ini harus menerima takdir untuk menjadi istri seorang CEO besar. Ia harus rela meninggalkan masa mudanya hanya untuk menikah dengan seorang pria posesif dan tempramental. Jeon Jungkook, seorang CEO perusahaan besar yang bera...