Hurt

8.2K 897 151
                                    


Lalisa pov

"Ny-nyonya?" Aku melangkahkan kakiku, menaiki undakan tangga sembari tersenyum menyambut Ferry dan Verdick yang tengah berjaga didepan pintu utama.

"Nyonya kembali?" Aku mengernyitkan dahi, menatap kedua bodyguard milik Oppa yang terlihat panik.

"Y-ya! Aku disini, kenapa kalian bertanya seperti itu?" Rosè yang sedari tadi berada dibelakangku menyentuh lengan atasku, disusul Jennie Eonnie dan Jisoo Eonnie.

"M-maaf, Nyonya. Saya tidak bermaksud.." kata Ferry membungkuk padaku. Aku menghela napas, kembali memasang senyum dan melangkah masuk kedalam mansion.

Sepi, hanya ada Hena disana dengan wajah datar dan nampak sedih. Aku memekik, melambaikan tanganku pada Hena.

"Hena!" Ia menoleh, perlahan memasang senyum lebar dan meletakkan lap diatas meja lalu menghampiriku. Memeluk tubuhku, bahunya bergetar, Hena menangis.

"Nyonya.." ucapnya serak, aku mengerjap bingung, memilih diam dan mengusap punggung Hena. "Kenapa Nyonya baru pulang?"

Ia menarik diri, memegang sisi bahuku dan terisak.

"Memangnya ada apa, Hena? Aku hanya meninggalkan mansion beberapa jam, tidak bertahun-tahun." Aku terkekeh, mencoba mencairkan suasana yang terasa mencekam.

Hena menarik napas dalam, aku melihatnya dia memalingkan wajahnya. "Nyonya meninggalkan Tuan hampir 3 bulan."

Deg!

A-apa?

Aku tertawa sumbang, menggelengkan kepala tak percaya. Jisoo Eonnie memegang tanganku, digenggam.

"Aku hanya pergi beberapa jam, bukan.. bukan 3 bulan, Hena." balasku. Hena meremat jemarinya, membuat perasaanku menjadi cemas.

"Tuan berubah. Nyonya meninggalkannya, dia hampir gila jika tidak.." menelan saliva kasar, aku memiringkan kepala, menunggu kelanjutan dari penuturan Hena.

"Jika tidak?" Rosè menceletuk, aku sedikit menoleh dan kembali menaruh atensi pada Hena.

"Hiks.. S-saya tidak bisa j-jelaskan, Nyonya." Hena terjatuh, melorot kelantai, bersimpuh seolah tak bertenaga lagi.

Aku ikut bersimpuh, menyentuh bahu Hena yang bergetar hebat. "Hena.. ada apa?" Hena menggeleng, t-tapi.. kenapa detak jantungku jadi berpacu lebih cepat ketika mendengar suara deru mobil yang baru saja memasuki garasi didepan sana.

"Sepertinya, itu suamimu." Jisoo Eonnie membantuku berdiri, sedangkan Jennie Eonnie membantu Hena dan menuntunnya kekursi lantas diberi air.

Aku memasang senyum lebar, aku merindukan suamiku padahal kami baru saja berdebat. Aku akan meminta maaf dan mengatakan kalau Sehun tidak akan menuntut Oppa. Menarik napas panjang, aku menautkan jemariku, memejamkan mata saat mendengar tawa yang kukenal milik Jungkook Oppa.

Pintu terbuka, berbarengan dengan mataku yang terbuka disusul air mata yang menggenang dipelupuk mataku. A-apa ini?

"Haha.. T-tuan turunkan saya!"

"Ck! Sudah kukatakan, berhenti memanggilku dengan sebutan itu. Kau ini istriku, sebut aku Oppa."

Deg! Deg!

A-apa? Istri?

Evy.. istri?

Jennie Eonnie dan Rosè menahan tubuhku yang tiba-tiba melemas, pikiranku linglung. Kulihat, Jisoo Eonnie menghampiri Jungkook Oppa dan Evy yang masih berdiri diambang pintu, belum menyadari keberadaan kami.

My Possesive Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang