- LIA POV -
ceklek!
"eomma!"
"Lia? kemarilah!" seorang wanita paruh baya dengan paras yang cantik terlihat sedang merentangkan kedua tangannya ke arahku.
iya, dia adalah ibuku..
"Lia merindukan eomma!" celotehku. Hati ini terasa begitu damai saat eomma mulai membalas senyuman kecilku. Dengan perasaan sumringah, aku segera berlari menghampiri eomma dan memeluk tubuhnya dengan erat, "bagaimana keadaan eomma?"
Eomma pun tersenyum, "sudah jauh lebih baik, sayang.."
Aku bernafas lega dan mulai mengangguk, "ya sudah, eomma istirahat lagi ya?"
"eomma lelah berada di rumah sakit.." suara eomma terdengar begitu serak, wajah pucatnya benar-benar mengiris hatiku secara perlahan.
"besok eomma sudah bisa kembali ke rumah kok! Lia janji akan menemani eomma! eomma bertahan sebentar lagi ya?" kuraih kedua telapak tangan eomma dan tersenyum.
Senyum eomma sedikit merekah begitu ia mendengar ucapanku, tangan kanannya ia gunakan untuk mengusap-usap kepalaku.
"eomma.." ucapku.
"hum?"
"Lia pergi makan siang sebentar ya?"
Eomma segera menatapku dengan khawatir, "kamu belum makan?"
"hm- belum eomma.." kekehku.
Eomma menyatukan kedua alisnya dan menghela nafas panjang, "Lia, kenapa kamu belum makan? ini sudah hampir sore loh! ya sudah, kamu makan dulu ya? jangan pikirkan eomma!"
Aku mulai mengangguk, "ne eomma, Lia janji akan segera kembali!"
Eomma tersenyum tipis dan mengangguk, setelahnya kulangkahkan kedua kakiku untuk meninggalkan bangsal.
Aku menghela nafas berat dan mulai menyandarkan tubuhku di dinding rumah sakit.
Tubuh ini terasa begitu lemah, pikiranku kacau dan hatiku terasa begitu sesak. Bagaimana tidak? Selama 3 hari ini, aku terus menemani eomma yang terbaring lemah di rumah sakit.
Iya, eomma-ku menderita penyakit jantung yang cukup serius, berbolak-balik rumah sakit sudah menjadi rutinitas bagi aku dan juga eomma.
Aku merasa begitu cemas dan khawatir. Eomma adalah satu-satunya anggota keluarga yang kumiliki saat ini, aku tidak ingin kehilangan eomma! Eomma-lah separuh nafas dari kehidupanku, ia adalah alasan utamaku untuk tetap bertahan hingga detik ini.
Biar kutebak, pasti kalian bertanya-tanya dimanakah appa-ku berada bukan?
Jujur, aku sangat amat membenci laki-laki itu. Mengingat tentangnya saja sudah membuatku begitu muak. Bukannya aku ingin menjadi anak yang durhaka, hanya saja semua yang telah ia lakukan terasa begitu kejam bagiku dan juga eomma.
Bagaimana kami tidak membencinya? Sejak umurku menginjak 7 tahun, appa mulai berselingkuh dengan banyak wanita dan bertindak kasar terhadap eomma. Eomma dituntut untuk membesarkan aku sebagai putri satu-satunya yang ia miliki dengan penuh cinta kasih tanpa campur tangan dari suaminya sendiri.
Setiap malam, appa selalu pulang larut dari bar dan membawa wanita yang berbeda-beda ke dalam rumah. Awalnya eomma-ku masih mencoba untuk bertahan untukku, tetapi semenjak salah satu selingkuhan appa datang dan mengakui bahwa dirinya sedang mengandung anak appa, eomma pun tidak dapat menahannya lagi.
Eomma menggugat cerai appa dan membawaku pergi dari sana. Mereka pun mulai memutus kontak setelah resmi bercerai. Saat itu aku masih terlalu kecil, aku tidak mengerti tentang permasalahan keduanya sampai eomma menceritakan semuanya kepadaku ketika usiaku telah menginjak 14 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔
Romance(🌹) : she is my enemy, but why do i still love her?! "aku akan menyingkirkan siapapun yang berusaha untuk menghalangi rencanaku, termasuk si gadis bernama Shin Ryujin itu!" - RYUJIN & LIA ITZY - 📍 Seoul, Korea Selatan [ ⚠️ : BAHASA NON-FORMAL ; GL...