CHAPTER DUA PULUH TUJUH

1.3K 185 84
                                    

Dua Hari Kemudian...

LIA POV

Teriknya sinar matahari berhasil membuat diriku terusik dari tidur panjangku. Aku mulai membuka kedua mataku secara perlahan dan meregangkan tubuhku yang terasa begitu kaku setelah lebih dari 8 jam diriku terlelap. Mataku mulai menatap kosong ke arah langit-langit kamar. Tak lama kemudian, suara deringan ponsel berhasil membuatku tersadar. Aku segera beranjak dari atas kasur dan mulai membaca sebuah pesan masuk dari kekasihku.

From : Soobin
good morning, Jisu-ya! apa kamu sudah bangun? satu jam lagi aku akan pergi ke kamarmu! hari ini Ryujin sudah bisa kembali dari rumah sakit dan kita akan menjemputnya!
08:00 am

Aku mulai menghela napas panjang, kembali kuletakkan ponsel milikku di atas meja..

Segala hal tentang Ryujin kembali membuat pikiran dan hatiku semakin kacau. Sejak dua hari yang lalu, aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk berbicara atau sekedar berada di dekatnya. Kata-kata yang telah ia lontarkan tempo hari kembali membuat diriku dikaluti oleh perasaan bimbang yang sungguh luar biasa. Bagaimana mungkin dirinya berniat untuk mengenalku lebih jauh? Apakah ia benar-benar serius dengan segala ucapannya? Apakah ia tidak memikirkan risiko yang akan dialami oleh kami berdua?

Aku kembali menangkupkan wajahku dengan kedua telapak tanganku. Beberapa hari ini, aku mencoba untuk mengabaikan Ryujin dan berfokus kepada Soobin, namun ternyata hal itu jauh lebih sulit dari bayanganku!

Dengan langkah gontai, aku mulai memasuki ruang kamar mandi dan pergi mendekati wastafel. Kubasuh wajahku berulang kali sembari mencoba untuk menenangkan pikiranku.

Saat ini, aku tidak tahu keputusan apa yang harus ku ambil. Aku benar-benar merasa sangat bodoh dan tidak dapat memahami pemikiranku sendiri. Beberapa kali diriku mencoba untuk melupakan Ryujin, namun hasilnya tetap saja nihil. Gadis berambut biru itu terus-menerus memenuhi isi kepalaku. Bayang-bayang tentangnya selalu membuat fokusku hanya tertuju kepadanya.

Ada apa sih dengan dirinya? Mengapa aku tidak bisa melupakan kata-kata nya hari itu?

"kalau gitu, boleh gue kenal diri lo lebih jauh?"

Aku segera menggeleng kuat. Perkataan dan sikap tulusnya kepadaku kembali membuat pertahananku runtuh dalam sekejap.

"gak. ini gak boleh terjadi. gue gak boleh kembali ke masa-masa itu lagi!!" aku segera menepis segala hal tentang Ryujin dari kepalaku.

𝙈𝙮 𝘿𝙚𝙖𝙧𝙚𝙨𝙩 𝙀𝙣𝙚𝙢𝙮 [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang